Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

‘Kutu Loncat Keyakinan’




eBahana.com – Fenomena “pindah agama” bukan lagi sebuah fenomena yang asing di negara kita. Justru ketika ada fenomena perpindahan agama yang terjadi pada orang-orang terkenal, media-media di Indonesia sangat cepat memberitakannya. Hari-hari ini kita diperlihatkan dengan fenomena “artis pindah agama“. Fenomena artis pindah agama cukup menyita perhatian publik. Media komunikasi memakai peluang ini untuk menjadi nilai jual. Peristiwa pindah keyakinan tentu saja terjadi pada semua kelompok agama. Ini merupakan peristiwa hidup yang universal. Di media muncul banyak sekali narasi-narasi yang bertolak belakang hadir membingkai fenomena pindah agama ini. Saya tidak perlu menyebut nama-nama siapa saja tokoh-tokoh baik dari kalangan artis, tokoh agama yang berpindah keyakinan karena saya yakin hal itu sudah menjadi tontonan kita sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa perpindahan agama ini menimbulkan gesekan teologis, bahkan tidak sedikit kelompok agama tertentu berusaha menanggapi dan meluruskan.

Di kalangan Kristen sendiri pun ada beberapa tokoh yang saya kenal ikut ambil bagian dalam memberikan pencerahan. Tentu saja pengaruh perpindahan agama akan semakin mengental jika yang berpindah agama adalah orang-orang yang berpengaruh dalam agama sebelumnya, misalkan seorang pendeta mendadak mualaf, atau seorang ustadz berpaling menjadi Budha, dan sebagainya. Begitu juga jika perpindahan ini dilakukan oleh orang-orang berpengaruh di negara, seperti tokoh publik, anggota pemerintahan, bahkan artis terkenal (dalam dan luar negeri).

Tak ayal, ketika berita perpindahan agama ini menjadi topik sebuah media, maka komentar-komentar yang muncul adalah ucapan-ucapan syukur dan kebahagiaan dari orang-orang yang beragama sama. Sementara orang-orang yang menganut agama sebelumnya memilih diam seribu bahasa. fenomena pindah agama sangat menarik karena dianggap menggambarkan kekuatan atau kekuasaan agama tertentu. Semakin banyak orang yang pindah ke agama tersebut, maka ini dianggap sebagai penguatan kekuasaan agama di negara kita. Demikian pula sebaliknya, bagi agama yang ditinggalkan oleh penganutnya, ini merupakan simbol kekalahan. Agama adalah persoalan paling pribadi seorang manusia. Keyakinan berTuhan dan kepercayaan iman mengarahkan jalan hidup.

Keyakinan membentuk sikap beragama. Dari sekian pengalaman panjang beragama yang dibentuk itu, agama jadi pondasi kuat penopang seluruh keyakinan dalam hidup. Dasar iman yang seharusnya kuat itu, karena sesuatu dan lain hal dalam perjalanan hidup, bisa bergeser. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab seorang manusia pindah agama. Persentuhan pelaku dengan media, lingkungan pendidikan, dan pergaulan sosial juga asmara lawan jenis bisa menjadi pengantar yang menguatkan getaran kehendak pindah agama. Pindah agama dengan kesadaran akan melahirkan implikasi positif bagi seluruh kegiatan beragama dalam kehidupan seseorang.

Disini saya tidak sedang membahas perpindahan agamanya seseorang tapi saya sebagai seorang pendeta rindu memberikan pelajaran-pelajaran sederhana agar anak-anak Tuhan (yang disebut sebagai orang percaya) sadar, memahami dan mengenal kekristenan yang sesungguhnya. Saya berkeyakinan akan ada banyak anak-anak Tuhan yang membaca tulisan saya ini. Harapan dan doa saya anda sekalian dikuatkan, disegarkan, disadarkan dan kembali kepada Kristus dan lebih-lebih mencintai-Nya. Sadar atau tidak, kalau anda tidak tahu maka saya beri tahu bahwa saat ini seperti Alkitab katakan bahwa kita hidup di zaman akhir. Ada banyak pesan-pesan Yesus tentang tanda-tanda akhir zaman, salah satunya adalah bahwa di akhir zaman akan terjadi kemurtadan (kemunduran rohani). Yup, dunia saat ini sedang mengalami krisis kerohanian yang disebabkan oleh umat Tuhan sendiri.

Ada kemiskinan rohani, kurangnya vitalitas dalam sikap hidup dan percakapan orang-orang percaya, yang mengarah pada keadaan suam-suam di dunia kekristenan saat ini. Kehidupan suam-suam dari orang percaya ini memberikan kepada dunia kekristenan saksi bisu dan dampak yang lemah di masyarakat. Kehidupan Kristen yang suam-suam ialah kehidupan Kristen yang pada awal perjalanannya bertujuan mencapai puncak (perkara-perkara jasmani) tetapi kemudian berhenti di tengah jalan menuju puncak. Pertengahan Desember 2013 Pernah satu kali penulis di undang ke Medan untuk berkhotbah di ibadah natal di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Tanjung Merawa. Sebelum ibadah ada seorang bapak yang menjumpai saya dan akhirnya kita mengobrol singkat. Bapak tersebut berkata kepada saya, “Pak Wijaya dulu saya agama ini dan sudah 23 tahun saya menjadi Kristen” . Karena penasaran saya pun bertanya “boleh tahu bapak pindah ke Kristen karena apa , lalu bapak itu menjawab, “istri saya ini adalah putri seorang pengusaha di medan, jadi saya pindah ke Kristen karena menikah dengan istri saya.“

Kemudian saya pun berkata, “kita sama pak, saya juga dulu dari agama itu, hanya bedanya saya pindah ke Kristen bukan karena wanita tapi karena Yesus yang ajak saya”  dan saya lanjutkan “apa bapak sungguh kenal Yesus, cari tahu tentang Yesus maka bapak akan tahu menjadi Kristen itu seperti apa indahnya“, tutup saya. Nah, ini merupakan contoh kasus bahwa banyak orang percaya menjadi Kristen tapi tidak kenal Kristus. Krisis rohani, miskin rohani, kekristenan hanya dihargai dengan seabrek perkara-perkara, keberhasilan, kesuksesan dalam hal duniawi. Miris bukan!

Peringatan yang lain adalah Ibrani 10:38,”Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Berarti orang yang benar ada kemungkinan mengundurkan diri dari perjalanan yang benar. Artinya adalah orang Kristen yang mengundurkan diri adalah orang Kristen yang berhenti menjadi orang Kristen yang aktif, berhenti hidup dalam iman, tidak lagi dikontrol oleh Firman Tuhan, tahu Firman Tuhan tapi hanya sebatas pengetahuan menjadi seperti orang Farisi. Firman Tuhan dalam Ibrani 6:6 dengan tegas membeberkan fakta bahwa orang Kristen bisa murtad,”Tetapi sesudah itu mereka murtad! Mana mungkin membimbing mereka kembali untuk bertobat lagi dari dosa-dosa mereka. Sebab mereka sedang menyalibkan lagi Anak Allah dan membuat Dia dihina di depan umum”. (Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari). Semua peringatan di atas menjadi tidak berarti kepada orang percaya jika tidak ada kemungkinan jatuh dari keadaan anugerah—menjadi jenuh rohaninya dan akhirnya bisa menjadi murtad.Bahaya yang mengancam kekristenan adalah kemunduran rohani, terjadi kemunduran rohani yang bisa berakibat pada tindakan kemurtadan!

Hal penting yang harus diingat adalah bahwa kemurtadan itu tidak terjadi secara Instan, tapi kemurtadan biasanya selalu dimulai dari kejenuhan rohani—suatu krisis kerohanian terjadi sedikit demi sedikit, bukan seketika namun tidak segera diatasi. Ada banyak peringatan di Alkitab diberikan kepada orang Kristen tentang adanya bahaya kejenuhan rohani yang bisa berdampak pada tindakan menarik diri dari Tuhan, alias murtad! Beberapa ayat firman Tuhan yang bisa saya kemukakan di sini adalah Roma 8:13,”Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati…”. Kata “mati” di sini identik dengan kata “mati” yang dipakai untuk menggambarkan akhir dari orang-orang yang tidak percaya yang akan mengalami “kematian kedua” seperti dikatakan di dalam Yoh. 8:24,”… sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu”. Kematian kedua adalah kematian kekal yaitu kehidupan seseorang yang terpisah dari Allah untuk selama-lamanya, ”Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api” (Why. 20:14).

Pertanyaan saya adalah,

  1. Apakah Saudara berada dalam keadaan kejenuhan rohani?
  2. Seperti apakah ciri-ciri kejenuhan Rohani itu ?

Anda penasaran bukan? Saya berharap anda akan mengikuti terus pelajaran Alkitab yang saya bagikan ini. Salam dari saya Saudaramu dalam Kristus

Oleh Pdt. Wijaya naibaho, Gembala GPdI “Alhayat“.



Leave a Reply