Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kenali Omicron COVID-19




eBahana.com – Pada Jumat (26/10) lalu, WHO menetapkan varian B.1.1.529 sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern), bernama Omicron. Apa yang menarik? Pertama tentang cara penularan, sampai saat ini belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular (misalnya, lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan dengan varian lain, termasuk Delta. Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya.

Kedua tentang tingkat keparahan penyakit, saat ini juga belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron. Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi pada kelompok mahasiswa, yaitu individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan, tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu. Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang yang paling rentan, sehingga tindakan pencegahan tetaplah selalu menjadi kunci pengendalian penularan.

Ketiga tentang hubungan dengan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya, bukti awal menunjukkan bahwa mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi COVID-19, dibandingkan dengan varian lainnya, tetapi bukti klinis masih terbatas. Data lebih lanjut tentang hal ini akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Keempat tentang efektivitas vaksin COVID-19, saat ini sedang dianalisis dampak Omicron pada tindakan pencegahan selama ini yang sudah ada, termasuk vaksin COVID-19. Vaksin tetap penting untuk mengurangi potensi penyakit menjadi parah dan kematian, termasuk melawan varian dominan yang saat ini beredar, yaitu Delta. Vaksin COVID-19 saat ini tetap efektif mencegah penyakit menjadi parah dan kematian.

Kelima tentang efektivitas tes COVID-19, saat ini tes PCR yang banyak digunakan tetap mampu mendeteksi infeksi, termasuk infeksi dengan Omicron, seperti pada varian lain juga. Penelitian sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes cepat antigen COVID-19. Keenam tentang efektivitas pengobatan, saat ini kortikosteroid dan IL6 ‘Receptor Blockers’ masih terbukti efektif pasien dengan COVID-19 yang parah. Metode pengobatan dan perawatan lain akan diteliti untuk melihat apakah masih efektif, mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.

Tindakan yang disarankan untuk semua negara, terkait bahwa Omicron telah ditetapkan sebagai ‘Variant of Concern’ yang menjadi perhatian  bersama, sesuai beberapa rekomendasikan WHO berikut. Pertama, meningkatkan pengawasan pergerakan orang dan pengurutan kasus. Kedua, berbagi urutan genom pada database yang tersedia untuk umum, seperti GISAID, yaitu lembaga internasional yang didirikan Jerman sejak 2008, sebagai bank data beragam virus influenza di seluruh duni. Ketiga, melaporkan kasus atau klaster awal ke WHO. Keempat, melakukan investigasi lapangan dan pemeriksaan di laboratorium secara lebih rinci, termasuk sekuensing. Tujuannya adalah untuk lebih memahami karakteristik Omicron dalam laju penularan atau tingkat keparahan penyakit, juga kemampuan parasat diagnostik, efektivitas vaksin COVID-19, dan terapi standar, bahkan juga dampak terhadap kesehatan masyarakat dan gangguan sosial.

Setiap negara harus terus menerapkan langkah pencegahan di bidang kesehatan masyarakat yang efektif, untuk mengurangi laju penularan COVID-19 secara keseluruhan, tidak hanya varian Omicron, menggunakan analisis risiko dan pendekatan berbasis sains. Negara juga harus meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan, jumlah tenaga medis dan ketersediaan alat kesehatan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus. Selain itu, sangat penting bahwa ketidakadilan dalam akses untuk mendapatkan vaksin COVID-19 segera diatasi, untuk memastikan bahwa semua kelompok rentan di manapun, termasuk tenaga kesehatan dan orang lanjut usia, menerima dosis pertama dan kedua, di samping akses yang adil terhadap pengobatan dan diagnostik.

Langkah paling efektif yang dapat dilakukan oleh masing-masing individu untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19, adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Paling tidak berupa menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, membuka jendela untuk meningkatkan ventilasi, dan menghindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai. Selain itu, juga menjaga tangan tetap bersih, etika batuk atau bersin secara benar, yaitu ke siku yang tertekuk atau menggunakan tisu sekali pakai, dan divaksinasi COVID-19 saat tiba gilirannya. Sudahkah kita melakukannya?

(fx. wikan indrarto, dokter spesialis anak RS Panti Rapih, Lektor di FK UKDW Yogyakarta)



Leave a Reply