Integritas: Siapa Anda di Tempat “Gelap”?
eBahana.com – “Integritas ibarat kompas dalam hati setiap orang. Orang yang sadar arti penting integritas tahu ke mana ia harus melangkah dan apa yang seharusnya ia lakukan.”
Integritas adalah kata sederhana yang tidak mudah terealisasikan oleh sebagian besar manusia. Pada zaman sekarang, keadaan seolah-olah mendorong seseorang untuk melakukan apa yang menguntungkan bagi
dirinya, bagaimanapun caranya, tetapi tidak melihat keadaan orang lain. Integritas sebagai landasan kehidupan seseorang yang harusnya penting, kini sudah hampir tidak terlihat. Jangankan tindakan yang berintegritas, kata integritas saja hampir tidak pernah terdengar lagi. Banyak orang tahu arti kata integritas, tetapi tidak semua orang mau melakukannya.
Demi memenuhi kebutuhan finansial, mendapatkan kekuasaan, bahkan agar terlihat “sempurna” di mata orang lain, banyak orang mengabaikan arti integritas dalam kehidupannya. Tidak heran jika saat ini sulit bagi kita untuk menemukan seseorang yang benar-benar berlaku jujur, tulus, dan bisa dipercaya. Padahal sebenarnya hal tersebut mudah jika dibiasakan. Namun, akibat sudah terbiasa berlaku curang, kebiasaan jujur lambat laun sulit dilakukan.
Tidak hanya dilakukan oleh masyarakat kecil, bahkan para pejabat negara juga sering kali melakukan kecurangan dalam masa jabatannya. Beberapa waktu lalu terdengar kabar penyuapan yang dilakukan oleh salah satu pemimpin daerah dalam pemilihan pemimpin daerah. Bukan hal yang mengagetkan jika ada pejabat yang melakukan korupsi, maupun memberi uang suap demi kepentingannya. Hal tersebut sudah pasti menggambarkan pejabat tersebut tidak memiliki integritas.
Integritas ibarat kompas dalam hati setiap orang. Orang yang sadar arti penting integritas tahu ke mana ia harus melangkah dan apa yang seharusnya ia lakukan. Dalam kehidupan sosial di masyarakat, integritas seolah menjadi norma yang dipegang oleh masing-masing pribadi. Tanpa norma tersebut kita tidak akan tahu mana yang pantas atau tidak pantas dilakukan, dan tanpa integritas sebagai kompas hidup (menunjukkan apa yang baik dan tidak baik), arah hidup kita tidak akan jelas.
Integritas Menghasilkan Kepercayaan
Firman Tuhan menyatakan siapa yang tidak setia dalam perkara kecil, bagaimana ia bisa dipercaya dalam perkara yang lebih besar? Hal ini haruslah menjadi bahan renungan kita. Jika dalam hal kecil, bersikap jujur dan tulus, kita sudah tidak setia, pada masa-masa mendatang kita akan menjadi pribadi yang tidak bisa dipercaya oleh orang lain.
Siapa Anda di tempat gelap? Ini berbicara tentang siapa kita sebenarnya saat tidak seorang pun tahu apa yang kita perbuat, selain kita dan Tuhan Yesus. Banyak orang merasa bahwa keadaan sekitar sering kali tidak mendukung untuk berlaku jujur dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai asumsi, salah satunya adalah jujur tidak menjadikan kaya/sukses, membuat integritas menjadi kata yang tidak relevan
bagi sebagian besar orang.
Salah satu tokoh Alkitab, yaitu Daniel membuktikan anggapan tersebut tidak benar. Raja Nebukadnezar yang saat itu berkuasa, mengeluarkan titah bahwa Daniel harus makan dari makanan yang juga disantap oleh raja makanan tersebut berupa anggur dan sebelumnya sudah dipersembahkan kepada dewa-dewa. Sekalipun sulit
bagi Daniel untuk melanggar titah tersebut, tetapi ia tetap berpegang pada ketetapan untuk tidak menajiskan
diri dengan makanan raja. Bahkan karena integritasnya yang tinggi itulah, Tuhan semakin memberkati
kehidupannya.
Jika semua orang sudah tidak peduli pada integritas, kemudian siapa yang bisa dipercaya? Amsal 2:20-22 menyatakan, “Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar. Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang tak bercelalah yang akan tinggal di situ, tetapi orang fasik akan dipunahkan dari tanah itu, dan pengkhianat akan dibuang dari situ.”
Akhirnya semua perilaku “menyimpang” seseorang akan mendapatkan ganjaran. Jadi, apa yang kita putuskan sekarang akan menentukan siapa kita pada masa yang akan datang maupun di hadapan Tuhan.
Perjalanan Menuju Kebaikan
Dalam pernyataannya, Mario Teguh, seorang motivator, menyatakan, “Perjalanan menuju kebaikan itu selalu dirasakan sulit dan panjang karena dibandingkan dengan jalan menuju keburukan. Orang yang mengutamakan kejujuran, akan bernilai.” Mario Teguh meyakini bahwa sebenarnya berlaku jujur (berbuat baik) bukan hal yang sulit, hanya banyak orang cenderung lebih menyukai berlaku curang, yang membuat mereka tidak “bernilai” sebagai manusia sejati.
Integritas sejati adalah saat kita melakukan sesuatu dalam kehidupan kita, kita tetap peduli dampaknya pada kehidupan orang lain. Kita harus hidup dalam hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama karena integritas dibangun dalam hubungan kita bersama Tuhan maupun orang lain.
Jika ingin memiliki integritas, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Jujur. Tidak menutup-nutupi kebenaran demi kepentingan apa pun atau siapa pun.
- Tulus. Hati yang tulus tidaklah mereka-reka atau memiliki maksud tersembunyi ibarat udang di balik
batu dalam setiap keadaan. - Bertanggung jawab. Kunci untuk hidup dalam integritas ialah bertanggung jawab terhadap komitmen
yang telah dibuat terhadap apa pun dan siapa pun.
Sukses karena Memiliki Integritas
Larry dan Sergey tak pernah menduga Google yang mereka ciptakan akan sukses seperti sekarang. Awalnya mereka tidak bermaksud mencari keuntungan dari proyek tersebut. Malah, kedua menentukan orang itu berangkat dari sebuah ide sederhana, yakni bagaimana membantu banyak orang (dari berbagai kelas ekonomi) agar mudah memperoleh informasi dan data di dunia maya.
Kedua orang yang terlahir dari keluarga ilmuwan (ayah Sergey adalah doktor matematika, sedangkan Larry adalah putra almarhum doktor pertama komputer di Amerika) ini hanya berangkat dari sebuah masalah sederhana. Mereka berusaha memecahkan masalah tersebut dan berbagi dengan orang lain. Dengan kejujuran dan ketulusan, mereka mampu membuat Google saat ini menjadi mesin pencari terdepan, dikunjungi lebih
dari 300 juta orang per hari, diterjemahkan dalam 88 bahasa dengan nilai saham mencapai lebih dari 500 dolar AS per lembar.
Larry dan Sergey merupakan dua di antara sekian banyak orang yang meyakini bahwa integritas bisa membawa orang mencapai puncak kesuksesan yang sejati, di mana tidak ada perasaan takut karena telah melakukan kecurangan. Niat mulia, meski sesederhana apa pun, jika dilandasi kerja keras dan integritas yang tinggi akan menghasilkan sesuatu yang istimewa. Kini, mereka pun mendapatkan imbalan yang bahkan tidak mereka duga sebelumnya.
Lalu apa pilihan kita sekarang? Menjadi manusia yang berintegritas tinggi atau manusia yang hanya mengejar kesuksesan sementara? Pilihan di tangan Anda. Buatlah keputusan mulai sekarang. Tuhan Yesus memberkati. Nita