Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Harta Duniawi dan Harta Surgawi (1)




eBahana.com – Perbuatan mencuri sudah ada sejak dahulu. Tetapi apakah pekerjaan mencuri yang dilakukan seseorang karena faktor kemiskinan saja atau ada faktor pemicu yang lain? Apabila yang melakukan pencurian adalah orang yang benar-benar miskin, berarti memang ia mencuri karena terjepit kebutuhan makan saja. Contoh di dalam Alkitab adalah pencari kayu bakar atau pencari bulir gandum. Maka aktivitas mencuri hanya sekadar untuk makan supaya bisa bertahan hidup. Tetapi lama-kelamaan mencuri bisa menjadi suatu pekerjaan karena sudah terbiasa mencuri. Sehingga ketika keasyikan mencuri menjadi malas bekerja.

Padahal tentu seseorang itu sudah tahu jika yang menjadi pekerjaanya (mencuri) itu salah. Oleh karena sudah tahu salah tetapi kok tetap melakukanya. Itulah yang disebut bebal. Awalnya mencuri karena tidak ada jalan lain untuk mencari makan. Tetapi lama-lama menjadi kecanduan mencuri. Akan tetapi mencuri pada suatu saat tentu akan ketahuan, entah itu oleh calon target, oleh orang lain, baik perorangan atau kelompok. Oleh sebab itu seorang pencuri terkadang kalau tidak membunuh ya pasti dibunuh. Seperti kata firman Tuhan:

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan, Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan

Tujuan pencuri adalah mendatangi, perumahan, perhotelan, perkantoran, dan tempat-tempat yang ada benda-benda berharga atau bernilai jual tinggi. Seorang pencuri untuk mengambilnya harus berusaha tanpa diketahui oleh orang lain, baik pribadi maupun kelompok. Akan tetapi jika kehadirannya diketahui oleh orang pasti ia akan membunuhnya. Mengapa mencuri harus disertai dengan membunuh? Sebab jika tidak membunuh maka dia sendiri yang akan dibunuh. Tetapi membunuh di sini tidak selalu berkonotasi pada terpisahnya antara daging dan roh. Namun pembunuhan itu juga bisa berkonotasi pada pembunuhan ekonomi. Mengapa bisa demikian?

Bagi seseorang yang harta bendanya dicuri sehingga mengakibatkan yang kaya jadi miskin, akan berdampak luas. Orang yang kehilangan tersebut bisa sakit: jiwanya (stres), jantung, hipertensi, dll. Bahkan karena harta bendanya dibawa pencuri maka anak-anaknya bisa putus sekolah. Artinya pencuri melakukan pembunuhan masa depan anak. Pencuri adalah gambaran dari iblis yang mencuri harta benda yang paling berharga dan tidak ternilai harganya (kemewahan). Harta  tersebut adalah kekudusan dan kemuliaan Allah yang ada dalam diri manusia. Karena kemuliaan Allah yang ada dalam diri manusia yang telah hilang itulah yang menjadikan Allah menjadi transenden (jauh dan tidak terjangkau).

Hal inilah mengapa firman Tuhan di atas mengatakan “Kedatangan pencuri itu hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.”  Hal yang nembedakan kalimat “membunuh dan membinasakan” adalah membunuh korbannya satu orang. Sedangkan perbuatan membinasakan itu korbannya bisa berjumlah dua orang atau lebih. Itulah alasan ketika pencuri datang, di samping mencuri dan membunuh, tapi juga membinasakan. Karena membinasakan itu korbanya pasti lebih dari satu orang. Seharusnya kita sebagai pengikut Kristus bisa sadar jika kita memiliki harta benda, kekayaan, dan kemewahan itu berpotensi untuk hilang diambil oleh pencuri. Makanya harus waspada akan hal itu.

Tetapi yang terpenting, dalam tujuan mencari harta benda dunia ini jangan dijadikan sebuah prioritas utama dan pertama dalam kehidupan. Apabila hal itu sampai terjadi maka kematian kekal sudah menunggu di depan mata. Namun semua itu tidak membuat manusia sadar lalu mengubah pola pikir untuk tidak menomorsatukan harta benda duniawi. Manusia tidak menyadari bahwa iblis menggunakan kekayaan dunia untuk menipu manusia supaya individualistis dan menjauh dari Allah. Kita akan melihat contoh pada zaman Yesus, ada orang muda yang kaya ingin masuk ke dalam kerajaan sorga. Tetapi ketika Yesus mengajukan syarat-Nya, Ia tidak sanggup karena tidak mau kehilangan harta bendanya. Seperti ayat di bawah ini:

Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah jualah segala milikmu, dan pergilah berikanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”

Melalui ayat di atas, Dia hanya ingin menunjukan bahwa siapapun yang selalu melekat kepada harta dunia pasti tidak layak masuk ke  sorga. Bukan berarti pengikut Kristus tidak boleh kaya, tetapi jika kekayaan itu mengganggu iman kepada Kristus maka tidak ada gunanya. Dengan kata lain jika manusia masih menomorsatukan harta benda (mamon) maka kita akan dibuang oleh Dia. Hanya kuasa Roh Kudus dan kuasa firman Tuhan yang memampukan kita tetap berada di dalam iman yang baik dan benar.

(Markus Sulag)



Leave a Reply