Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Guru Terbelenggu dengan Sistem’mu’




eBahana.com – Pendahuluan

Sebelum saya memulai menulis tentang guru dan sistem pendidikan, pertama-tama dan utama, saya ucapkan selamat kepada guru-guru yang kemarin, 25 November 2019 diperingati sebagai Hari Guru Nasional yang ke 74. Anda pasti setuju dengan pernyataan ini: “Guru memang bukan orang hebat, tetapi  semua orang hebat adalah berkat dari jasa seorang guru”. Dari pernyataan bijak ini, guru apapun dan dengan status apapun sosok guru sangat penting dan berjasa bagi semua orang. Guru adalah ujung tombak dalam membentuk orang-orang hebat di negeri ini. Guru Kristen, tentu memiliki beban tersendiri dibandingkan dengan guru-guru lainnya, apalagi guru Pendidikan Agama Kristen. Sebab tugas guru Kristen, guru Agama Kristen bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, tetapi bagaimana seorang guru bisa dicari dan diikuti oleh murid-muridnya. Pertanyaannya, bagaimana dengan guru itu saat ini dengan sistemnya sehingga peran ganda guru agama, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik  dapat dicari dan diikuti oleh murid-muridnya?

Tuhan Yesus sebagai Guru

Dalam Kitab Injil Yohanes 1:38 Yesus sebagai guru dicari dan diikuti oleh banyak orang. Yesus sebagai tempat mengadu (Yohanes 8:4) dan tempat bertanya (Yohanes 9:2). Di tempat yang lain seperti diceritakan kembali oleh Markus, salah satu murid, yaitu Petrus melontarkan pernyataan sebagai rasa bahagianya bersama Yesus (guru) dan akan memberi penghormatan. Kata Petrus kepada Yesus: ‘Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan  tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Markus 9:5).

Guru yang Ideal

Bagaimana dengan guru saat ini, khususnya guru PAK (Pendidikan Agama Kristen)? Apakah karena sistem pendidikan yang membuat guru terbelenggu. Tidak berkreasi dan berinovasi? Tidak menjadi guru yang ideal seperti yang didambakan oleh setiap peserta didik juga sesuatu yang didambakan oleh setiap sekolah atau institusi pendidikan. Lebih-lebih seperti Tuhan Yesus sebagai guru agung, yang selalu dicari, diikuti dan bisa diajak berdiskusi dan sebagai tempat mengadu setiap permasalahan dan persoalan baik yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan kehidupan pada umumnya. Sebagai guru yang membahagiakan bagi murid-murid-Nya.

Guru dan Sistem

Sejumlah peraturan yang tidak sinkron satu dengan yang lain, dan tugas guru yang merangkap jabatan atau tugas lain, sehingga tugas dan kerja guru menjadi kurang efektif. Tidak adanya kemerdekaan belajar menjadi dasar pidato perdana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru 20 hari kerja, yaitu Nadiem Makarim saat peringatan Hari Guru Nasional hari ini. Nadiem katakan bahwa tugas guru itu termulia, tetapi tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Guru Kristen

Bagaimana dengan Anda sebagai guru Kristen, Guru Agama Kristen? Saya resmi sebagai guru Pendidikan Agama Kristen di Kementrian Agama (dulu Departeman Agama) baru 20 tahun yang lalu. Sebelumnya sebagai guru sukarela pada sekolah Negeri maupun swasta selama 12 tahun. Dengan pangkat atau Golongan awal II b dan sekarang baru IIIB. Dalam kurun waktu 20 tahun, belum banyak yang bisa saya sumbangkan kepada peserta didik dibandingkan dengan kontribusi, kesejahteraan yang saya terima dari pemerintah selama ini.  Tugas saya sebagai guru lebih banyak untuk mengurus administrasi, mengajar dan tugas lain dibandingkan dengan tugas mulia, yaitu mendidik, menangani masalah kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik.

Penutup

Sebagai guru yang ideal menjadi harapan kita bersama sebagai komponen bangsa, tanpa menyimpang dari sistem yang ada. Namun jangan sampai tugas termulia sebagai guru terbelenggu oleh sistem yang berlaku, tidak ada kemerdekaan belajar, kurang inovatif, dan kreatif sehingga fungsi guru sebagai pengajar dan pendidik tidak maksimal. Tugas  untuk membentuk masa depan bangsa harus menjadi terdepan, membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas adalah prioritas utama dan  tugas administratif yang tidak langsung bersentuhan dengan tugas utama guru dikurangi. Banyak berinteraksi dengan peserta didik, berdiskusi, tempat bertanya dan mengadu, sehingga masalah peserta didik teratasi, mereka merasa bahagia. Kita dicari, dihormati  dan diikuti cara hidup hidup kita  sebagai guru.

Terakhir, sebagai guru Kristen, guru Pendidikan Agama Kristen mari kita budayakan 5 budaya kerja Kementrian Agama: Integritas, Profesional, Inovatif, tanggung jawab dan keteladanan. Tanggung jawab sebagai agama sangat berbeda dengan guru-guru pada umumnya. Tanggung jawab kita bukan hanya kepada pemerintah yang sudah memberi segala fasilitas, kemudahan dan kesejahteraan, kepada peserta didik yang dipercayakan kepada kita, tetapi juga kepada Tuhan yang telah memanggil kita secara khusus sebagai pengajar sebagai guru. Tujuan-Nya…..”memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. (Efesus 4:11-15).

Selamat hari Guru! Ingat tugas muliamu! Sesulit apapun tugasmu, Tuhan selalu sertamu. Amin.

Oleh Pdt. T. Karman, M.Th, M.Pd.K, Nip.19650817 200003 1002.



Leave a Reply