Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dia, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Dahsyat




eBahana.com – Di era yang serba instan ini, penyelesaian pantas selalu menjadi favorit. Inilah gejala di hampir di segala segi kehidupan, tidak terkecuali segi kerohanian. Manusia mendambakan untuk menyelesaikan atau bahkan keluar dari masalah sesegera mungkin. Hal ini wajar karena tidak ada seorangpun yang suka berkubang dalam kesulitan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia seringkali belajar sesuatu dari setiap kesulitan mereka. Kesulitan dalam problematika atau masalah manusia justru berdampak positif baginya. Menempa daya juang, keteguhan dan ketangguhan seseorang, serta kebergantungannya kepada Tuhan semakin terandalkan ketika ia menghadapi kesulitan demi kesulitan.

Manusia selalu menganggap suatu peristiwa yang spektakuler, ajaib, dan mengherankan, serta di luar jangkauan rasio manusia, karena sebagai bentuk intervensi Ilahi sebagai mukjizat. Dalam Alkitab manusia mengenal mukjizat seperti misalnya air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11); badai diredakan (Markus 4:35-41); orang kerasukan setan dilepaskan (Matius 8:16); ikan dan roti menjadi banyak (Matius 14:13-21); orang sakit disembuhkan (Matius 8:1-15); orang cacat dipulihkan (Yohanes 9:1-23); orang mati dibangkitkan (Markus 5:35-43; Yohanes 11:1-44); dan lain-lain.

Tuhan tidak hanya bekerja pada area supranatural saja, namun juga dalam area natural. Tuhan melakukan intervensi di semua area.  Manusia dapat menggunakan segenap rasionya untuk memahami hal-hal yang natural. Sedangkan wilayah supranatural, manusia tidak dapat memaksimalkan rasionya mengingat keterbatasan kemampuannya.  Inilah perbedaan antara hal yang supranatural dan yang natural.  Tuhan memang mengubah air menjadi anggur saat perkawinan di Kana dalam waktu yang cepat, namun Tuhan yang sama juga yang menjadikan air dapat diserap akar tanaman anggur untuk kemudian menumbuhkan buah anggur hingga dapat dijadikan produk minuman anggur oleh manusia.

Tuhan yang menyembuhkan banyak orang sakit sembuh dengan cepat kala didoakan atau ditumpangi tangan, tetapi Tuhan yang sama yang juga memberikan kesembuhan pada manusia melalui makanan dan obat serta terapi dokter. Tuhan yang memulihkan orang cacat dengan cepat ketika mereka didoakan, maka Tuhan yang sama juga yang memakai berbagai macam teknologi terapi medis untuk membuat para penyandang disabilitas terbantukan kehidupannya. Tuhan yang memperbanyak roti dan ikan untuk memberi makan 5000 orang, maka Tuhan yang sama yang memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengembangkan teknologi pertanian maupun teknologi pangan sehingga banyak orang diselamatkan dari bahaya kelaparan.

Tuhan yang meredakan badai ketika para murid-Nya berperahu dengan-Nya, Tuhan yang sama itu juga yang mengatur siklus-siklus musim, keteraturan cuaca, yang dapat dipelajari manusia dalam ilmu meteorologi dan geofisika, dan sebagainya. Jadi  jelaslah bahwa apapun yang Tuhan lakukan adalah keajaiban. Semua karya-Nya dapat disebut mujizat baik di area supranatural maupun natural.

Solusi cepat atas semua persoalan memang selalu diharapkan manusia pada umumnya. Apakah hal ini salah?  Tentu saja tidak, sebab harapan maupun permintaan akan hal ini adalah manusiawi. Tetapi adalah penting belajar memaknai karya Ilahi yang natural.

Hal ini dimaksudkan supaya manusia,

  1. tidak berpikir dikotomis dengan melihat satu hal sebagai pekerjaan Tuhan dan di pihak lain Tuhan dianggap tidak berkarya;
  2. tetap berjumpa dengan kedaulatan Tuhan di sisi manapun ia berada, bahkan sekalipun pada posisi tidak terlihat keajaiban;
  3. tidak berfokus pada ‘mukjizat’ semata, melainkan justru mengarahkan diri pada Tuhan;
  4. tidak menyenangi berkat-berkat-Nya saja, dan melupakan Sang Pemberinya.

Bagaimanapun juga, manusia perlu memandang bahwa Dia tetap Tuhan yang ajaib dan dahsyat. Apapun karya-Nya haruslah disebut mukjizat.  Dengan keyakinan teguh bahwa apapun yang dilakukan Tuhan pastilah untuk kebaikan dan demi kemuliaan-Nya, maka mereka: pertama, dimampukan berpikir terbuka untuk mengijinkan Tuhan melakukan apapun yang dikehendaki-Nya; dan kedua, akan terus mengupayakan melihat dengan mata rohani dan tidak semata-mata mengandalkan penglihatan jasmaninya.

Bukan keharusan bagi Tuhan untuk selalu berkarya dalam kategori supranatural. Tuhan memiliki kebebasan mutlak untuk mempertimbangkan dan menentukan metode maupun tujuannya Dia berkarya. Tidak ada siapapun juga apapun yang dapat mengintervensi-Nya. Melalui doanya manusia hanya dapat memohonkan harapan dan permintaan kepada Tuhan, tetapi sekali-kali tidak dapat mengubah keputusan dan rencana-Nya.  Justru di sinilah nampak kekuasaan dan kedaulatan Tuhan. Bagaimana mungkin manusia menyebut Dia sebagai Tuhan jika dalam ruang gerak yang dimiliki-Nya bergantung intervensi pihak-pihak lain?

Ketika berada dalam suatu masalah, seseorang sering terjebak dengan pertanyaan klasik: “Mengapa Tuhan tidak membuat mukjizat untuk jalan keluar bagi masalahku? Sedangkan kepada orang lain Dia menganugerahkan mukjizat. Tidakkah Dia mampu berbuat adil dalam hal ini?” Sangat penting memahami arti keadilan dalam hal ini. Keadilan bukan berarti semuanya harus menerima yang sama. Kepada yang seorang, Tuhan menganugerahkan karya dengan kategori supranatural untuk menolong yang bersangkutan yakin akan keberadaan-Nya. Tetapi kepada yang lain, Tuhan menganugerahkan penyelesaian-penyelesaian natural, sebab yang bersangkutan tahu akan keberadaan-Nya dan tidak meragukan kemampuan dan kuasa-Nya.

Jadi, kehadiran peristiwa supranatural atau yang dikenal manusia sebagai mukjizat, pada umumnya adalah sebagai ‘tanda’ bagi mereka yang belum percaya kepada Tuhan. Bagi orang yang sudah percaya, Tuhan memberikan penyelesaian yang berbeda.  Kenyataan ini membuktikan betapa dalamnya pengertian Tuhan akan kekhususan segenap umat-Nya. Dia mengaruniakan sesuatu yang tepat sesuai kebutuhan tiap-tiap orang, tetapi bukan keinginan mereka. Karena itulah, dalam Efesus 3:14-21 dapat dibaca bahwa sangat tepat doa yang dipanjatkan Paulus bagi jemaat di Efesus agar mereka berakar serta mendasar dalam Kristus, sehingga dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Karena memang hanya Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Oleh Anna Mariana Poedji Christanti – FSI Club Ministry.



Leave a Reply