Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Deo Volente




eBahana.com – Frasa Latin Deo volente memiliki makna “jika Tuhan menghendakinya” atau “Insyaallah” atau “if the Lord will” atau “if God will”. Ungkapan ini menurut biblestudytools commentaries (www.biblestudytools.com) sudah dipergunakan oleh Ben Syra, yaitu seorang juru tulis alegoris Yahudi Helenistik. Dia menulis karyanya dalam bahasa Ibrani, mungkin dia di Alexandria, Mesir pada masa kerajaan Ptolemaik sekitar tahun 180–175 SM, di mana dia dianggap di sana mendirikan sekolah. Dia mengatakan bahwa seseorang tidak akan melakukan apa pun sebelum dia berkata, “jika Tuhan berkehendak”.

Cyrus, raja Persia, ketika berburu dan melakukan ekspedisi ke Armenia, dalam perburuan tersebut, mereka melihat seekor kelinci ditangkap elang. Lalu dia berkata pada teman-temanya, ini menjadi hari yang baik bagi kita untuk berburu, “jika Tuhan berkehendak”. Socrates pun pernah menggunakan kata-kata tersebut kepada Alcibiades, yang sedang bertanya kepadanya,  bagaimana dia harus berbicara, lalu  Socrates berkata “jika Tuhan berkehendak” dapat berkata ini dan itu.

Mereka yang tidak mengenal Allah yang benar saja, melalui pernyataanya, menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak ilahi. Apapun yang mereka lakukan, apakah itu sedang menuju peperangan, atau hendak melakukan perjalanan, bahkan saat hendak melakukan hal yang paling tidak penting pun, mereka tidak mengandalkan diri mereka sendiri atau orang lain, tetapi berserah pada yang illahi, yaitu “jika Tuhan mau”.

Paulus sebagai rasul Kristus dalam surat-suratnya mencontohkan hal tersebut, misalnya di dalam 1 Korintus 4:19 “Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya…”. Roma 1:10 “Aku berdoa, semoga dengan kehendak  Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.” Ibrani 6:3 “Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya”. Mestinya, kita sebagai orang yang percaya kepada Allah yang benar, harusnya lebih dari orang fasik. Seharusnya kita selalu memulai aktifitas dan kegiatan dengan ungkapan doa, yaitu “Deo volente” atau “jika Tuhan menghendakinya”. Pernyataan ini harusnya bukan menjadi “barang asing” dalam kehidupan orang peraya, tetapi sudah menyatu-melekat dalam kehidupan.

Dalam kitab Yakobus semakin dipertegas lagi terkait ungkapan “Deo volente” atau “jika Tuhan menghendakinya”, yaitu pada pasal 4:15 “Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu”. Makna yang terkandung dalam ungkapan “Deo volente” atau “jika Tuhan menghendakinya” ada dua hal, yaitu pertama, kita sebagai mahkluk rasional punya potensi untuk merancang dan merencanakan segala sesuatu dalam diri untuk melakukan ini dan itu. Tidak hidup secara fatalistik. Ini bukti kita sebagai mahkluk berdaulat namun terikat. Kedua adalah kita harus menyadari bahwa rencana yang disusun tidak bisa kita kendalikan seutuhnya. Hidup ini sangat tidak pasti dan genting, oleh karena itu, kehendak manusia harus diselaraskan dengan kehendak Allah. Manusia punya kehendak dan Allah punya kehendak, namun biarlah kehendak Allah yang jadi. Ungkapan ini di saat yang bersamaan juga bermakna sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah.

Ungkapan “Deo volente” atau “jika Tuhan menghendakinya”  bukan untuk sekedar diumbar dan diungkapkan secara verbal semata, tetapi harus diyakini dalam pikiran dan tindakan. Ungkapan  ini sangat singkat dan komprehensif, namun punya esensi yang sangat mendalam. Ungkapan ini sangat pantas untuk diungkapkan pada semua kesempatan dan keadaan. Mari memulai segala sesuatu dengan mengatakan Deo volente.

Oleh Ashiong Parhehean Munthe, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pelita Harapan, Tangerang. 



Leave a Reply