Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Cara Kerja Sorgawi dan Duniawi (1)




eBahana.com – Ada ungkapan yang mengatakan bahwa: “Hilang satu tumbuh seribu.” Artinya mau merelakan salah satu benda yang dimiliki hilang karena masih memiliki banyak benda sejenis. Hal itu lazim dilakukan oleh banyak orang ketika kehilangan sebuah barang sementara barang lainya masih banyak. Mengapa banyak orang sering membiarkan hal demikian terjadi? Karena dalam pikirannya ketika mencari salah satu yang hilang, ia takut akan tambah kehilangan benda lainnya yang masih ada. Tetapi sungguh berbeda dengan pandangan Kristus, yang digambarkan dalam perumpamaan berikut:

Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan yang  seekor sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan mencari yang sesat itu

Ayat di atas diawali dengan sebuah permintaan untuk berpendapat, dengan kalimat ‘bagaimana pendapatmu?’ Hal yang dimaksud dengan pendapat di sini adalah pandangan tentang satu domba yang hilang itu dibiarkan hilang atau tetap dicari. Tapi apabila tetap dicari Dia harus meninggalkan domba yang berjumlah sembilan puluh sembilan. Sebagai gembala yang baik Dia meninggalkan yang sembilan puluh sembilan tersebut. Mengapa lebih memilih meninggalkan yang sembilan puluh sembilan?

Domba yang sembilan puluh sembilan itu adalah domba yang telah mengenal Allah dengan baik dan benar. Mereka sudah paham dalam membedakan suara gembala (pemilik) dan suara orang asing. Dengan demikian mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan supaya selamat dari musuh-musuh. Lain halnya dengan satu ekor domba yang tersesat, jika tidak dicari ia akan benar-benar hilang dan pada akhirnya mati. Mengapa gembala lebih memilih menyelamatkan domba yang satu ekor daripada memilih yang sembilan puluh sembilan ekor? Sebab Dia adalah gembala yang baik dan benar.

Seorang gembala yang baik akan lebih menghargai hidup daripada kematian. Oleh karena itu dia berusaha sangat keras untuk mencari dan menemukan domba yang hilang (tersesat). Kerja-kerja dan tindakan yang demikian dilakukan oleh gembala yang baik dan benar sungguh sangat bertentangan dengan kebanyakan orang, termasuk orang yang kerjanya sebagai upahan yang tidak memiliki kepedulian dan empati terhadap domba-domba tersebut. Hal itu dibuktikan ketika ada domba yang tersesat atau hilang, gembala upahan tidak berusaha mencarinya.  Hal yang menyebabkan ia tidak mau mencarinya adalah  masalah untung dan rugi.

Meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor domba dan mencari yang seekor, menurut hitungan matematika pasti akan rugi. Rugi yang dimaksud di sini adalah kerugian  masalah ekonomi. Kalau sembilan puluh ekor itu dijual maka keuntungannya jelas mencapai jutaan rupiah, dibandingkan dengan keuntungan dari yang hanya seekor. Manusia mana yang jikalau disuruh memilih keuntungan sedikit, pasti ia memilih keuntungan terbanyak. Dan itu manusiawi. Sehingga semuanya dilkukan dengan cara-cara manusiawi juga.

Tetapi berbeda dengan yang dilakukan gembala yang baik dan benar. Dia tidak mencari keuntungan duniawi semata tetapi juga keuntungan Sorgawi. Dengan meninggalkan domba yang jumlahnya sembilan puluh sembilan demi menyelamatkan satu ekor domba yang hilang dan tersesat. Apa yang dilakukan oleh gembala yang baik dan benar adalah cara kerja sorgawi. Ketika cara kerja duniawi dilakukan maka keuntungan yang didapat pun keuntungan duniawi pula.

Melalui cara kerja duniawi, keuntungannya lebih besar karena mendapatkan keuntungan berdasarkan hukum duniawi Jumlah yang banyak jelas semakin untung dan jumlahnya sedikit itu pasti rugi. Kenapa bisa demikian? Karena manusia terdiri tubuh jiwa dan roh. Sedangkan tubuh manusia itu hanya ada di dunia saja. Oleh karena itu ketika manusia melakukan kerja-kerja sorgawi maka kedagingan manusia diuntungkan juga.

Yesus adalah gembala yang baik dan fokus melakukan kerja-kerja sorgawi. Maka dari itu sebagai pengikut Kristus, kita harus melakukan kerja keja Sorgawi juga. Itu yang dikehendaki Allah kepada kita, supaya keuntungan di dunia dan di sorga kita dapat juga. Memang itu sungguh sangat berat karena:”daging itu lemah dan roh itu kuat.” Kelemahan daging (tubuh) karena dosa-dosa itu sendiri. Domba-domba yang tersesat itu adalah manusia. Oleh karena itu sebagai gembala yang baik dan benar Dia mencari-Nya. Itulah alasan kita manusia tersesat ini harus sadar dan selalu taat kepada Dia. Kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman-Nya akan menyertai.

(Markus Sulag)



Leave a Reply