Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Gemuk Sehat, Kurus Penyakitan?




eBahana.com – Banyak orangtua yang beranggapan bahwa anak gemuk merupakan tanda bahwa anaknya sehat. Sementara, anak yang kurus dianggap penyakitan. Lalu, anak yang sehat itu seperti apa?

Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan. Jangan remehkan kegemukan saat remaja karena biasanya kegemukan pada masa remaja akan terbawa sampai dewasa. Kegemukan atau obesitas membawa pengaruh negatif saat dewasa, yaitu diabetes. Diabetes pada masa dewasa biasanya dialami pasien yang pada masa remajanya kegemukan.

Faktor yang memengaruhi obesitas pada remaja adalah sama seperti pada orang dewasa. Orangtua sering
kali memerhatikan bahwa obesitas adalah hasil penyakit endokrin, hipertiroid, tetapi beberapa gangguan jarang menjadi menjadi penyebab. Anak remaja dengan pertambahan berat badan yang disebabkan oleh gangguan endokrin biasanya berperawakan pendek dan memiliki tanda lain pada kondisi yang mendasarinya. Kebanyakan remaja yang obesitas hanya karena makan terlalu banyak dan sedikit berolahraga.

Pengaturan gizi sangat diperlukan untuk mencegah supaya masa remaja tidak kegemukan. Beberapa faktor risikonya sebagai berikut:

  • Pola makan. Soda, permen, dan jajanan yang lainnya memiliki kalori yang tinggi, tetapi miskin akan vitamin dan zat gizinya. Banyaknya asupan kalori, gula, dan lemak yang dimakan oleh remaja, seperti makanan siap saji dan gula-gula menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat
    badan.
  • Kurangnya olahraga. Total makanan dan minuman yang masuk disesuaikan dengan jumlah tenaga yang dikeluarkan. Jika energi dari makanan dan minuman lebih banyak daripada aktivitas kita, akan terjadi kegemukan. Jika aktivitas kita sama dengan jumlah energi yang masuk dari makanan, bentuk badan kita tetap. Begitu pula jika aktivitas kita melebihi energi yang masuk dari makanan, kita bertambah kurus. Jadi, untuk memastikan aktivitas kita cukup, kita harus tambah dengan olahraga. Selain membuat tidak kegemukan, olahraga juga menguatkan tulang dan membuat postur tubuh lebih
    baik.
  • Riwayat keluarga. Kadang ada satu faktor yang membuat kita putus asa, yaitu faktor keturunan. Ayah dan ibu kegemukan biasanya anaknya juga kegemukan. Jika remaja tersebut terlahir dari keluarga yang memiliki masalah kelebihan berat badan, kebanyakan remaja tersebut juga memiliki masalah yang sama.
  • Faktor psikologis. Remaja dengan stres tinggi atau masalah yang berkaitan dengan emosi cenderung mendorong mereka untuk makan lebih banyak. Makanan yang tersedia sebagai makanan harian juga sangat memengaruhi terjadinya kegemukan pada remaja. Jika makanan yang tersedia di rumah banyak mengandung karbohidrat dan tinggi lemak, sebenarnya membuat mereka mengalami kegemukan.
  • Faktor keluarga. Budaya memegang peran penting. Pola makan termasuk komponen yang terbentuk dari aspek budaya. Ada budaya yang mengajarkan bahwa makan harus banyak, ada pula yang mengajarkan makan secukupnya. Kedua hal tersebut contoh bahwa faktor budaya yang diadopsi oleh suatu keluarga memengaruhi anggota keluarga, baik kesehatan ataupun bentuk fisiknya. Kebiasaan keluarga yang cenderung mengonsumsi makanan kalori tinggi dan banyak gula cenderung memiliki anak
    dengan masalah berat badan.

Yohanes Sunardi
Founder Health and Fit Indonesia



Leave a Reply