Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menikah atau Selibat




eBahana.com – Disadari atau tidak, sejatinya hidup ini memang sudah ada yang mengatur. Namun, sering kali keterbatasan pemahaman menimbulkan ketidakmengertian ke arah mana tujuan hidup ini. Di tengah
ketidakmengertian itu seringkali orang menjadi putus asa sehingga keliru dalam menentukan pilihannya. Mari kita belajar dari permasalahan hidup sobat kita, Teguh.

Pertanyaan Teguh:
Shalom, perkenalkan saya (39) Teguh di Malang. Saya sedang memiliki pergumulan hebat. Sampai saat ini saya belum menikah karena saya tidak punya keberanian untuk menjalani pernikahan mengingat kedua orang tua saya sudah meninggal. Latar belakang saya bukanlah keluarga kaya. Kami hidup sangat sederhana di sebuah desa. Melihat kondisi tersebut saya merasa tidak pantas mencintai dan menikahi perempuan. Bahkan saya merasa berputus asa dan enggan menikah. Pada posisi seperti saya, apakah saya layak untuk menikah?
Pertanyaan saya, hidup selibat yang benar itu seperti apa? Sebagai pria, apa yang harus saya lakukan ketika memang benar layak untuk menikah. Demikian juga sebaliknya bagaimana agar saya mampu menjalani hidup selibat. Terima kasih.

Jawaban Ronny Daud Simeon:
Shalom, Teguh. Pertama-tama, perlu kamu telusuri lebih dalam penyebab kamu tidak berani menjalani
pernikahan, merasa tidak pantas mencintai, dan menikahi perempuan. Apakah hanya karena biaya? Atau, mungkin juga karena bagaimana kamu memandang dirimu? Misalnya, kamu merasa tidak percaya diri, minder, takut mengambil keputusan sebagai pemimpin keluarga kelak, takut gagal, dll. Lalu, sejak kapan kamu merasa seperti ini? Hal ini perlu kamu renungkan sungguh-sungguh sehingga kamu mendapatkan akar permasalahanmu. Lakukan pula konseling dengan konselor atau orangtua rohani di gerejamu agar kamu mendapatkan gambar diri yang pulih dan mengerti benar tujuan pernikahan. Tanpa kamu lebih dulu mengerti siapa dirimu dan mendapatkan kepuasan seutuhnya dari Tuhan, pernikahan bisa menjadi berat. Kamu bisa
menuntut pasanganmu kelak dan kecewa apabila ia tidak memenuhi ekspektasimu, atau sebaliknya, kamu
menjadi bergantung kepadanya.

Pernikahan sendiri adalah konstitusi yang dibangun atas dasar perjanjian
di hadapan Tuhan, di mana hanya maut yang dapat memisahkan kalian. Oleh karena itu, lebih baik terlambat menikah, tetapi kamu memilih pasangan yang tepat, takut akan Tuhan, yang mau berjuang bersamamu dalam suka maupun duka. Daripada kamu tergesa-gesa, tetapi memilih pasangan yang salah. Bagi kamu sendiri pun, walaupun mungkin kondisi keuangan berkecukupan, apabila kamu rajin bekerja dan bertanggung jawab,
pernikahan dan kehidupannya bukanlah hal yang mustahil untuk dijalani. Walau hidup sederhana, berkat Tuhan dapat terus melimpah, apabila kalian mengandalkan-Nya sehingga kalian tidak akan berkekurangan.
Selibat adalah panggilan Tuhan yang spesifik atas hidup seseorang. Di Alkitab sendiri, yang sudah familier bagi kita, yaitu Rasul Paulus. Dengan selibat, kamu bisa melayani Tuhan lebih maksimal. Apabila kamu mendapat panggilan tersebut, kamu harus tetap hidup kudus. Contohnya, melawan percabulan, pikiran kotor, dll. Namun, tetap konselingkan hal ini dengan konselormu. Saya harap ini dapat membantumu. Tuhan berkati!



Leave a Reply