Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kisah Anak Broken Home yang Tak Selalu Negatif, Kita yang Memilih




eBahana.com – Setiap saat selalu menjadi waktu baru dan hari baru bagi semua orang, selalu ada bayi yang akan dilahirkan di dunia ini. Kita tentu tidak dapat memilih akan dilahirkan dikeluarga seperti apa dan pastinya tidak dapat mengubah atau menukar keluarga yang diinginkan. Tuhan telah merancangkan akan seperti apa kita dilahirkan, dibesarkan, dan dipandang jauh sebelum kita dilahirkan. Tidak semua awal mula yang negatif akan berakhir negatif dan awal mula positif akan berakhir positif. Semua ini bergantung pada, bagaimana cara kita memilih akhir seperti apa yang kita inginkan?

Cerita Kelamku

Berawal dari orang tua yang selalu sibuk bekerja dan selalu ditinggalkan bersama pembantu adalah kisah masa kecilku yang masih belum mengenal masalah. Selalu bermain bersama teman-teman di kampungku adalah aktivitas keseharianku waktu itu. Orang tuaku selalu bertengkar di rumah, tetapi aku tidak tahu apa permasalahan mereka, tidak ada satupun pikiran negatif yang melintas dibenakku. Ayahku sering sekali bepergian ke kampung halamannya seorang diri, aku tidak pernah memiliki rasa curiga sedikitpun pada ayahku.

Pada akhirnya hal buruk ini datang, di saat pembagian raport SMP kelas VII. Keluargaku bertengkar hebat, ayahku berselingkuh dengan suster dari nenekku dan ia pergi dari rumah. Sehingga ketiga kakakku termasuk ibuku sangat membenci ayahku. Tidak ada yang bisa aku lakukan, saat itu tidak semua cerita keluargaku dapat kumengerti. Aku tidak tahu siapa yang perlu aku salahkan dari masalah ini, bahkan untuk permasalahan ini aku tidak tahu harus ceritakan pada siapa. Aku bertanya-tanya setelah hal ini terjadi apa yang harus aku lakukan, semua orang membenci ayahku. Hanya akulah yang tetap sayang dan merindukan ayahku, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu rasa rindu yang ada dihatiku.

Bagaimana aku dapat menghadapi masalah ini?

Aku tahu bahwa tidak hanya aku yang memiliki keluarga broken home, “Kamu bukan orang yang pertama dan kamu bukan orang yang terakhir”, kata-kata ini selalu ada dalam pikiranku. Sangat aku sadari bahwa lingkungan di sekitarku juga memiliki masalah yang sama sepertiku. Banyak sekali orang berkata bahwa keluarga yang broken home membuat anak-anaknya hancur, masa depan anak-anaknya akan rusak, dan masih banyak lagi kata-kata negatif yang kudengar. Tetapi apakah mereka pernah berpikir bahwa anak-anak seperti kami membutuhkan wadah untuk didengar bukan dicemooh?

Di waktu tidak ada yang dapat mendengarkan hatiku, aku menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Aku menjadi sangat rajin ke gereja selain di hari Minggu, karena di gereja aku dapat keluar dari rumah. Seiring berjalannya waktu, awalnya karena ingin pergi dari rumah akhirnya mendapatkan cerita-cerita firman Tuhan yang dapat memulihkan hatiku. Dari ayat alkitab yang berbunyi “Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”–Ulangan 31:6. Membuatku berpikir walaupun di dunia ini tidak ada yang bisa mendengarkanku, ada yang selalu di sisiku dan mendengarkanku yaitu Tuhan.

(Frontline dan Astor Desain Interior 2018)

Pilihan Apa yang Aku Pilih?

Keluarga broken home yang aku miliki ini memberikan aku 2 pilihan, pilihan pertama adalah ikutan bersama lingkungan sekitarku yang berjalan ke arah negatif atau pilihan kedua adalah membuat jalanku sendiri yang dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Aku tahu perasaan dari anak yang broken home karena aku adalah salah satu orang yang mengalaminya. Mereka akan sangat terbuka untuk bercerita pada sesama orang yang dapat memahaminya, sehingga ini adalah salah satu motivasiku untuk menjadi pendengar mereka. Pada awalnya tidak ada wadah bagiku untuk dapat merangkul teman-teman sepertiku.

Setelah memasuki dunia perkuliahan, pada awal masuk mahasiswa baru terdapat panitia frontline dan astor di kampusku. Tugas dari panitia ini adalah untuk menemani mahasiswa baru menjadi pembimbing dan dapat berbagi tentang berbagai kisah. Setelah itu aku menjadi terinspirasi untuk menjadi salah satu seperti mereka untuk jadi peluangku berbagi kisah. Alasanku ingin berbagi kisah dengan mereka agar dapat menjadi wadah bagi mereka, dapat saling merangkul, dan kukatakan bahwa “Kamu tidak sendiri, jangan rusak dirimu seperti apa yang dikatakan orang lain. Mereka hanya melihat sisi luar dari dirimu, maka tunjukkanlah sisi yang ada di dalammu.”

Dari tulisan ini juga aku ingin berharap orang-orang yang sepertiku, terlahir dari keluarga broken home dapat memiliki hati yang ingin saling mewadahi. Karena masa depan yang kita punya ada di dalam hati kita sendiri, semakin banyak hati yang diperbarui secara positif melalui kasih Tuhan, semakin indah pula dunia ini.

Oleh Carolina, Universitas Kristen Petra.



Leave a Reply