Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dewasa Menyikapi Seks Kudus




eBahana.com – Karut-marut relasi seksual yang dialami Ira dan Chairul Anwar menjadi kisah yang jamak kita jumpai. Namun, lain halnya dengan pengalaman relasi seksual Pdt. Christine Budihardjo dan Pdt. Roy Jeremiah Iskandar yang penuh keharmonisan karena didasari dengan kedewasaan pemahaman akan kebenaran. Namun, kendati demikian bukan berarti ini berjalan mulus tanpa ujian.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan orang menikah adalah untuk mendapatkan keturunan karena demikian sejatinya salah satu tujuan seks itu dianugerahkan kepada manusia. Selama 14 tahun Christine dan Roy bergumul untuk mendapatkan momongan. Ia mengakui bahwa ini salah satu hal yang membawa mereka ke satu titik terendah. Namun, mereka sanggup memaknai seks yang kudus itu secara dewasa.

“Bagi saya, seks itu kudus dan merupakan anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, kita harus menempatkan hal yang berharga tersebut secara benar sesuai dengan tatanan atau aturan Tuhan. Jadi, tidak heran jika suami selama bergumul mendapatkan momongan justru selalu mendukung saya untuk tidak terlalu memikirkan soal momongan. Tidak heran jika kami tetap menikmati relasi tersebut sesuai kehendak Tuhan.”

Christin mengakui bahwa relasinya dengan suami selama ini bukan berarti lancar dan tidak ada konflik. Setiap kehidupan relasi suami istri pasti mengalami konflik karena perbedaan pendapat. Itu merupakan hal yang wajar. Namun, bagaimana menyikapi gesekan tersebut agar tidak memengaruhi seksual dengan pasangan, itulah yang harus diperhatikan. “Pada awal pernikahan, hal tersebut memang sangat terasa memengaruhi relasi seksual dengan pasangan. Mungkin karena kami menyikapi konflik dengan sikap yang salah, ego masih kuat, dan kerohanian masih mudah goyah. Namun, seiring waktu, bersamaan dengan peningkatan kedewasaan kita dalam firman Tuhan, konflik-konflik yang terjadi tidak akan memengaruhi relasi seksual kita dengan pasangan,” ungkap ibu dari Netanya Jason Christopher ini.

Christine tahu betul bagaimana pergulatannya sebagai seorang wanita yang harus cakap dalam membangun relasi seksual dengan pasangan. Hal yang tidak kalah penting, kaum pria juga harus bisa memahami perempuan yang sangat lembut dan perasa. “Yang harus diperhatikan setiap perempuan, mereka adalah makhluk halus (perasa dan lembut) dan moody. Sementara, relasi seksual butuh perasaan. Jadi bisa dibayangkan jika perempuan yang tidak dewasa rohaninya dalam menghadapi konflik, relasi seks dengan suaminya akan sangat terpengaruh. Itu pun menjadi pengalaman kami berdua dalam membangun relasi yang sehat.” Naf/Nug/Eth/Sso



Leave a Reply