Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Deasy Franita: DOA MAMA MENJAGAIKU




Deasy Franita pernah terperosok dalam pergaulan yang buruk. Salah bergaul memang bikin hidup
amburadul. Syukurlah, Tuhan menariknya. Selamatlah hidupnya.

Deasy Franita lahir dari orangtua yang berbeda agama. Ibunya yang seorang Kristen sempat membiarkan kerohanian anak-anak, bebas memilih agama.

Saat masuk taman kakak-kanak Deasy pernah ikut Sekolah Minggu. Namun, ketika SD, ia tidak sekalipun ke gereja. Ia malah mengikuti kegiatan keagamaan lain yang dianut ayahnya. “Saat saya remaja, mama bertemu satu gereja. Ia berjemaat dan bertumbuh di sana. Istilahnya, mama mengalami kasih mula-mula
kepada Tuhan. Kesukaannya merenungkan firman Tuhan. Dengan penuh kegairahan mama belajar Alkitab tertulis,” tutur wanita kelahiran Jakarta, 12 Desember 1979 ini.

Rupanya hal itu menumbuhkan semangat sang ibu untuk mengajak anak-anak ke gereja. Setiap pagi Deasy dan adik-adiknya didoakan. “Mama menumpangkan tangan pada kami. Sering kali kami masih ngantuk, mama membangunkan kami untuk berdoa.“

Pergaulan Buruk

Lulus SMP, Deasy masuk SMA swasta di Jakarta yang ternyata sering terlibat tawuran dan siswinya banyak yang nakal. Pada bulan-bulan pertama, ia masih bisa menjaga diri, tidak terpengaruh pada mereka. Namun, pertahanan itupun akhirnya kandas tatkala berulang kali para sahabat menawarinya ikut merokok bersama . Awalnya ia tak merasakan nikmatnya rokok, “Saya pikir, apa enaknya, bikin batuk-batuk. Lamakelamaan,
melihat mereka bisa keluarin asap dari hidung, saya penasaran juga. Coba, coba lagi. Nggak sadar saya sudah ketagihan. Saya punya tiga teman akrab. Dari mereka jugalah saya mengisap lintingan ganja.”

Deasy yang tomboi punya banyak teman laki-laki. Ia main track motor di beberapa fly over di Tebet dan
Pulo Gadung. Hingga larut malam Deasy kerap masih berada di jalanan. “Pernah ketahuan mama, dan dimarahin karena saya pamitnya nginap di rumah teman untuk belajar.” Pergaulan Deasy makin terperosok. Ia tak bisa menolak ketika diajak nonton blue film usai pulang sekolah, “Kami nonton di rumah teman yang
orangtuanya sering ke luar kota. Bahkan tak jarang kami bolos untuk nonton. Kadang kami nonton dengan mengajak pacar masing-masing. Bisa dibayangkan apa yang terjadi. Maaf, saya melihat teman-teman melakukan hubungan seperti suami istri.”

Mukjizat terjadi! Saat melihat perbuatan teman-temannya yang seronok, Deasy tidak ingin meniru. Sebaliknya, ia merasa jijik. Ia ajak pacarnya keluar meninggalkan teman-temannya. Deasy merasakan ketakutan luar biasa.

Nasihat Ibu

Ia mulai menghindar bila temantemannya mulai menunjukkan gelagat tidak benar. Ia memilah hal-hal yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Rokok dan ganja tidak lagi menjadi suatu kenikmatan. Deasy sadar sepenuhnya, banyak tindakan yang selama ini ia lakukan tidak ada gunanya. Ia percaya itu semua cara Tuhan menjaga hidupnya. Tidak lepas dari peran ibu. Setiap hari ibunya bangun pukul 4 pagi. Dia berdoa untuk keluarga, untuk anakanaknya.

Deasy melihat persoalan sering muncul di antara orangtuanya karena perbedaan keyakinan. Betapa tidak enaknya situasi itu. Ia melihat ada komunikasi dan hubungan yang kadang enggak nyambung. “Melihat saya mulai dewasa, mamah menasihati supaya saya menjaga kesucian. Kegadisan itu diberikan hanya kepada orang yang tepat, yaitu suami. Menikah dengan orang yang satu iman dan jangan pacaran apalagi menikah dengan suami orang. Nasihat itu saya simpan dalam hati walaupun saya sempat pacaran dengan orang yang beda agama.”

Lulus SMA saat krisis moneter, ayahnya kena PHK. Deasy tidak melanjutkan pendidikan karena terbentur biaya. Ia bekerja sebagai sales promotion girl di sebuah supermarket.

Bertemu Jodoh

Tuhan bekerja menuntun kehidupan Deasy. Melalui adiknya, Deasy dan ibunya beribadah di gereja di Bekasi. Ia bertumbuh, berkomunitas dengan orang-orang yang mendorongnya untuk maju dalam Tuhan. Ia mulai
terbeban mengajar Sekolah Minggu, mengambil bagian pelayanan ibadah, yaitu singer, aktif di komsel.
Pada 2007 ia berkenalan dengan Sarjono, full timer gereja. Dua tahun kemudian mereka menikah. Bersama suami,  Deasy kini melayani anak-anak muda di gereja. Ia juga menjadi wakil koordinator ibadah GKNS-Hosana, Bekasi. “Kepada anak-anak muda saya sering bilang agar mereka menjaga hidup. Memilih teman, berkomunitas yang benar. Karena pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Salah pilih
teman, bahaya,”ujar penyuka musik pop rohani yang pernah bekerja di konsultan pajak ini.

Melayani dengan Cinta

Tuhan menambahkan banyak hal bagi pelayanan Deasy. Termasuk kesempatan mengikuti IMPACT di Semarang, pendidikan Alkitab berbasis karakter. “Ini salah satu anugerah Tuhan, bisa belajar Alkitab. Tuhan memberkati saya melalui keluarga hamba Tuhan yang membiayai sekolah dan uang saku. Saya berkesempatan melayani di Thailand dari persembahan jemaat untuk bangsa-bangsa. Di sekolah IMPACT, karakter kami diasah supaya kami punya sikap hati yang benar dalam melayani. Kami bangun setiap pagi pukul 3.30, mengepel, mengosek WC, membersihkan halaman. Kami doa keliling sehari tiga kaliling, minta perlindungan
Tuhan bagi tempat di mana kami berada. Kami juga berdoa bagi bangsa dan negara,”jelas penyuka sayur sop dan es krim tersenyum.

Melayani Tuhan dengan cinta dan passion. Di mana pun kita berada, apa pun yang kita lakukan karena
cinta kita kepada Tuhan akan sangat berdampak besar bagi pelayanan. Melayani bukan karena rutinitas. “Saya belajar banyak dari para hamba Tuhan yang mengajar kami. Tuhan bekerja, memproses saya. Bagaimana saya melihat jiwa. Perumpamaan ada 100 domba, 1 domba yang hilang. Tuhan mencari yang hilang meskipun itu hanya 1. Hati saya bisa berbelas kasih melihat orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. Oleh karena itu, saya berdoa bagi papa yang belum menerima Yesus. Saya juga berdoa bagi banyak orang untuk diselamatkan,”

Deasy berharap setiap orangtua, terlebih ibu, bisa menjadi pendoa bagi anak-anaknya. “Saya percaya,
doa mama telah melindungi saya dari kehancuran. Doa mama menjagaiku. Kalau ada anak yang bermasalah,
jangan menyerah. Teruslah berdoa. Tuhan mendengar…,” tuturnya bijak. Niken Maria

 



Leave a Reply