Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Anakku Aman di Tangan-Nya




eBahana.com – Alicia Amanda: “Saya jadi korban tabrak lari. Pasca operasi, mata saya juling. Kalau melihat orang, jadi kembar. Telinga kanan tidak bisa mendengar. Atas berkat Tuhan, saya sembuh seperti sedia kala,” kata Alicia yang sekarang sudah sehat seperti sedia kala.

Orangtua mana yang tidak khawatir jika anak semata wayangnya mengalami kecelakaan lalu lintas? Orangtua mana yang tega membiarkan anaknya ditabrak oleh pengendara ugal-ugalan yang tidak bertanggung jawab?
Melalui kisah kesaksian yang disampaikan ibunya, Alicia hendak membagikan berkat mukjizat dari Tuhan.

Waktu itu Alicia Amanda membonceng sepeda motor ibunya. Saat menyeberang jalan di kawasan Tanjunganom, Grogol, Sukoharjo, tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor yang lain melaju kencang dan menabraknya. Tubuh Alicia terpelanting, begitu pula dengan ibunya. Pengendara sepeda motor yang menabrak tadi langsung tancap gas, lari dari tanggung jawab. Entahlah, lari ke arah mana. Benak ibu Alicia hanya langsung tertuju kepada Alicia. Bagaimana kondisi Alicia?

Seketika tubuh Alicia kejang-kejang kemudian pingsan. Ibunya berteriak histeris. Dipikirnya, Alicia sudah meninggal. Saat itu seorang pengemudi mobil pick up berhenti, lalu dengan kemurahan hatinya, ia mengantar Alicia dan ibunya menuju ruang ICU Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. “Pada waktu itu motor saya baru diganti oli,” terang ibunya.

Mereka tiba di rumah sakit. Kepala Alicia harus di-scan lantaran saat kejadian ia mengalami benturan yang
sangat keras. Berbeda dengan ibunya yang hanya mengalami luka ringan. Dari keterangan dokter yang menangani, Alicia mengalami pendarahan otak ringan. Dokter tersebut mengatakan Alicia tidak perlu menjalani operasi dengan alasan darah bisa terserap oleh tubuh dengan sendirinya, asal Alicia tidak banyak bergerak.

Hari Pertama dan Selanjutnya
Pada hari pertama pasca-scan, belum ada tanda-tanda apa pun. Namun, pada hari kedua, kondisi Alicia tidaklah membaik. Dia muntah darah. Telinganya berdarah. Pada hari ketiga, ibunya terdorong untuk melakukan scan ulang terhadap kepala Alicia. Ternyata keadaan semakin memburuk. Pendarahan melebar.

Alicia sudah kehilangan kesadaran. Kalau sadar pun dia sudah tidak menjadi dirinya sendiri. Dia seperti orang idiot. Dia juga tidak mampu bicara. Matanya juling. Kalau melihat benda, benda jadi terlihat dobel semua. Telinga kanannya tidak bisa mendengar. Rasa sakit luar biasa dirasakan Alicia jika membuka rahang. Tangan
kanannya juga tidak bisa digerakkan seperti semula.

“Saya hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Saya berdoa memohon kepada Tuhan apa yang harus saya lakukan. Saya berkata pada Tuhan, “tolong jangan ambil nyawa anakku dengan cara seperti ini, ini terlalu menyakitkan buatku,” kata ibunya. “Saya hanya punya anak satu, masa Tuhan mau ambil?”

Ibunya tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan. Saat itu hatinya semakin diteguhkan oleh Tuhan bahwa Alicia bisa disembuhkan. Namun, kekhawatirannya tumbuh lagi. Keraguan itu muncul kembali saat melihat kenyataan kondisi Alicia yang sebenarnya. “Tapi puji Tuhan, saya kembali diteguhkan ketika hampir semua saudara saya datang menjenguk Alicia. Melalui merekalah, diputuskan untuk merujuk Alicia ke Rumah Sakit Siloam. Karena kondisi Alicia itulah kami juga mengorder pesawat khusus serta tim medisnya.”

Malam sebelum berangkat, ketakutan menghantui ibu Alicia hingga napasnya tersenggal-senggal. “Seumur hidup saya baru merasakan ketakutan yang seperti itu.Tuhan baik, Dia kirimkan hamba-Nya untuk mendoakan saya. Sewaktu didoakan seperti ada sesuatu dari dada saya yang tercabut, dan saya merasa lega
dan mempunyai keberanian ekstra untuk menghadapi dan mengantar anak saya ke Jakarta.”

Ada aturan dari Bandara Adi Sumarmo, yaitu penerbangan khusus tidak boleh melewati pukul 20.00 WIB. “Tetapi puji Tuhan, semua administrasi dan perlengkapan selesai sebelum pukul 20.00 WIB dan kami terbang pukul 19.55 WIB.”

Tepat pukul 00.00 WIB, Alicia dioperasi. Dari hasil operasi tersebut, diketahui batang otak Alicia sudah miring karena tertekan oleh darah. Seandainya saja mereka terlambat datang, nyawa Alicia tidak akan tertolong. Operasi selesai pukul 04.00 WIB. Ada empat puluh jahitan di kepalanya.

Dua jam setelah operasi, Alicia sudah sadar seperti biasa. Tidak seperti orang yang baru saja operasi, Alicia bisa mengingat semua kejadian secara detail. Bahkan orang-orang yang dikenalnya. Karena kondisinya
sangat baik, dua hari kemudian ia dikeluarkan dari ICU.

NATAL 
Tepatnya 25 Desember, saat Natal tiba, Alicia kembali kejang-kejang, muntah-muntah, dan hilang kesadaran. “Saya benar-benar khawatir pada waktu itu. Saya hanya bisa minta tolong dan berseru kepada Tuhan karena
pada waktu itu Hari Natal dan tidak ada saudara yang datang. Saya benar-benar pasrah 100% pada Tuhan.”

Alicia kembali dilarikan ke rumah sakit karena dikhawatirkan telah terjadi pembengkakan otak pasca operasi. Kepala Alicia kembali di-scan. Dari hasil scan itulah, diketahui Alicia kembali mengalami kritis lantaran
kehabisan seluruh nutrisi dalam tubuh, terutama cairan elektrolit.

Rupanya Alicia tidak mengontrol air seninya saat pasca operasi. Cairan di tubuhnya diisi 200 cc, air seninya keluar 300 cc, begitu seterusnya sehingga cairan elektrolit terbawa bersama air kencingnya. Hal ini yang kemudian memaksa Alicia untuk kembali dirawat di ICU selama dua hari.

Selama 2 hari Alicia menangis terus. Ibu mana yang tega melihat kondisi anaknya yang parah seperti itu? “Saya hanya bisa menangis dan memohon kekuatan Tuhan untuk tetap bisa bertahan menghadapinya. Saya benar-benar sudah habis dan tidak kuat. Saya datang pada Tuhan. Saya berdoa terus.Tuhan bicara keras dan jelas sampai empat kali. “’Alicia aman dalam tangan-Ku.’ Saya benar benar tersentak kaget.Kali ini saya percaya kalau itu suara Tuhan, saya merasa yakin dan kuat.”

Rasa khawatir kembali menyergap. Lagi-lagi karena melihat kondisi yang dialami Alicia. Bahkan sempat ia
meragukan Tuhan. Lagi-lagi ia hanya bisa memohon kepada Tuhan untuk mengembalikan Alicia dalam kondisi baik. Banyak hamba Tuhan yang mendorongnya untuk terus berserah kepada Tuhan.

Dua hari melalui perjuangan, akhirnya Alicia bisa keluar dari ICU dan dipindah ke ruang perawatan. “Puji
Tuhan saya sangat bersyukur, Tuhan mempercepat proses penyembuhan.” Dua bulan sesudah operasi Alicia sudah bisa beraktivitas seperti biasa lagi, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

“Saya semakin percaya jika kita mengandalkan dan berserah penuh kepada Tuhan, pasti Tuhan menolong tepat pada waktunya. Dia setia tidak pernah meninggalkan kita saat kita mengalami kesusahan. Saya sangat percaya mukjizat itu ada dan nyata.”

Sekarang, kondisi Alicia sudah semakin membaik. Bahkan, siswi SD yang punya hobi menyanyi ini semakin aktif melayani Tuhan dengan membagikan kesaksian ini, serta melantunkan lagu-lagu rohani. Seperti yang dilakukannya di gereja. Seperti ketika empat hari sebelum mendapat musibah kecelakaan, Alicia menyanyikan lagu rohani di gereja. Oke selamat melayani, Alicia! Afriadi



Leave a Reply