Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Natal Tiba…




eBahana.com – Debora Endah Yati: Setiap kali Kak Corlis Napitupulu datang ke kampungku di Indramayu, aku ikut mendengar cerita tentang Tuhan Yesus. Kalimat yang sangat terpatri di hatiku, Tuhan Yesus adalah Juru Selamat dunia, penebus dosa manusia. Selain aku, banyak orang yang ikut mendengar kabar baik itu.

Pada waktu itu, aku mengajak papa, mama, dan adikku hadir dalam ibadah Natal di GKNS Hosana Bekasi. Itu
adalah Natal pertamaku.

Ternak Mati
Pulang dari ibadah Natal, kami sangat kaget, syok. Semua ternak, kambing dan ayam milik papa mati tanpa sebab yang jelas. Papa dan mama sangat terpukul dengan kejadian itu. Aku juga terpukul, lebih-lebih kudengar
ada orang yang mengatakan bahwa akulah pembawa malapetaka itu. Gara-gara aku mengajak mereka mengikuti acara Natal. Aku bertanya pada Tuhan, kenapa hal itu terjadi, saat aku mulai mengenal Dia. Tapi, sukacita dari Tuhan menghibur kesedihanku. Aku mengampuni orang-orang yang menyakiti hatiku.

Benih iman pada Tuhan Yesus terpupuk dengan kedatangan anak-anak Tuhan ke kampung kami. Kak Corlis kadang datang bersama teman-temannya. Mereka melayani kami penuh dengan kasih Tuhan. Aku juga
senang membaca buku rohani yang menguatkan aku.

Papa Meninggal
Beberapa tahun kemudian, papaku sakit paru-paru basah akut. Kebetulan Kak Corlis sedang berada di kampungku. Ia membawa papa ke dokter. Papa sakit. Aku sangat sedih karena hubunganku dengan papa sangat dekat. Beberapa hari kemudian, pada malam hari, papa memintaku untuk mendoakannya. Aku begitu terharu. Kupinta dengan sungguh-sungguh pada Tuhan untuk kesembuhannya.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, esoknya, pada pukul tiga pagi papa meninggal. Tak dapat kuungkapkan perasaan sedihku kehilangan orang yang sangat kusayangi. Kak Corlis menguatkan bahwa aku harus bisa menerima keputusan Tuhan dan bersyukur karena papa ada di tangan Tuhan Yesus.

Mama tampak sangat kecewa dengan meninggalnya papa. Ia pun mulai tidak senang aku mengikuti kegiatan rohani. “Kamu nggak nurut sama Mama, jadi gelandangan….,” ancam mama ketika melihatku semakin serius mengikut Yesus.

Setelah aku percaya penuh pada Tuhan Yesus, aku memberanikan diri masuk kelas baptisan. Belajar tentang dasar-dasar kekristenan. Aku makin yakin akan keputusanku untuk mengikut Tuhan Yesus. Lalu kutelepon
mama tentang keputusanku untuk baptis. “Siapa yang menyuruhmu baptis?” tanya mama. Aku menjawab bahwa itu keputusanku. Mama menerima keputusanku meski keberatan, tapi kuyakinkankan bahwa itu keputusanku pribadi. Akhirnya, aku memberi diri untuk dibaptis.

Saudara Baru
Aku mendapat saudara-saudara dalam Tuhan. Tuhan mengirim kakak dan adik yang baru. Kami bersama-sama melayani Tuhan Yesus. Mereka membuat hidupku tidak merasa sendirian. Selain bertumbuh melalui komunitas sel, 6 bulan ini aku sudah mengajar Sekolah Minggu. Setiap Sabtu, aku dan guru Sekolah Minggu berkumpul bersama untuk sharing tentang melayani anak dan persiapan untuk ibadah Minggu. Kami berdoa bagi mereka. Ah… senangnya, membawa anak-anak kecil kepada Tuhan. Dalam Tuhan, hidupku berharga.

Aku mempunyai ayat emas yang sangat memberkati hidupku. Amsal 4:23, Jaga hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Aku tetap menghubungi mama. Dan puji Tuhan, hubungan kami semakin baik. Kulihat mama sudah bisa menerima keputusanku mengikut Kristus.
Selamat Natal.

Kisah Yati pada Grace.



Leave a Reply