

Tangerang, eBahana
Seminar yang digagas GKAI Pos PI Gading Serpong ini terselengara dengan baik pada Sabtu lalu (17/11/18). Meskipun pesertanya sedikit, namun nuansa seminar secara pedagogis dapat berjalan. Pembicara utama dalam seminar ini adalah Noh Ibrahim Boiliu, M.Th.,dengan moderator oleh Ashiong P. Munthe.
Seminar ini mengulas tentang 3 poin besar, yaitu:
Pendidikan humanis berdasarkan prinsip Ulangan 6:5 harus berlandaskan kasih bukan berdasarkan dengki atau pendidikan “genderuwo”. Pendidikan “genderuwo” adalah pendidikan yang menakutkan, menyeramkan, penuh tekanan atau itimidasi dan otoriter. Tidak ada ruang untuk membangun dialog dan diskusi, semua ditanamkan secara “doktrinal”. Pendidikan humanis harus sebaliknya, yaitu didasarkan pada kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.
Noh, menegaskan, bahwa pendidikan moral dan Agama, pada prinsip utamanya, harus diawali dalam keluarga. Pendidikan Agama tidak bias diserahkan seluas-luasnya hanya ditangani oleh lembaga pendidikan maupun Gereja, khusunya Sekolah Minggu. Gereja dan sekolah formal, yang ada pendidikan Agamanya, hanyalah mitra pendidik bagi keluarga. Tanggungjawab utama untuk mendidik adalah keluarga, khususnya tanggungjawab Bapak dan Ibu selaku orang tua.
Bapak harus menjadi actor utama dalam mendidik dalam keluarga, bukan kepada Ibu, karena pedagogi diartikan sebagai upaya merawat, membimbing, mengasuh dan mendampingi. Gereja bertanggungjawab untuk membina dan mendidik calon bapak (pemuda) maupun kaum bapak (telah berkeluarga) agar mampu mendidik dalam kelaurga. Ketika bapak terdidik dengan baik, maka pendidikan itu bias diterapkan dan diteruskan dalam kelurganya. APM