Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sekarang Keselamatan Sudah Datang – Bagian 8




eBahana.com – Dua belas pasal kitab Wahyu menggambarkan kemenangan terbatas yang umat Allah akan terima sejak Yesus memenangkan pertempuran-Nya terhadap kejahatan di bukit Golgota.

Pasal ini menggambarkan perang pada dua tataran sementara Satan mengkonfrontasi umat Allah dengan dua tantangan di surgawi (heavenlies), Satan dan malaikat-malaikatnya melawan Mikhael dan malaikat-malaikatnya.

Di bumi, Satan melemparkankan tuduhan- tuduhan fitnah dan hujat terhadap orang-orang Kristen, menantang klaim mereka bahwa mereka sudah diselamatkan (dibenarkan) melalui iman mereka dalam Kristus, menuduh mereka dihadapan Allah siang dan malam.

Dalam merespons sebagai hamba-hamba Kristus, kita diharapkan menggunakan sepenuhnya senjata spiritual yang Allah sudah sediakan bagi kita. Namun menjadi lebih efektif ketika kita melakukannya dalam kesatuan. Signifikan kemenangan yang dicatat disini datang dari umat Allah hanya ketika mereka bersatu di surga dan di bumi, melawan Satan bersama-sama. Sejarah mengungkapkan taktik Satan yang paling efektif, dan satu yang ia bergantung lebih banyak daripada lainnya, adalah membuat perpecahan didalam berbagai kalangan umat Allah.

Sementara zaman ini menuju akhir, konflik spiritual antara kekuatan-kekuatan Allah dan kekuatan-kekuatan Satan lebih intens dan meluas keseluruh alam semesta. Untuk mengerti apa yang konflik ini perlukan dari kita di bumi, kita perlu bertanya pada diri: “Kenapa Satan melakukan tuduhan-tuduhan melawan kita? Apa tujuannya?

Sudah pasti tujuannya untuk membuktikan kita “bersalah.” Dalam semua hal, senjata utama Satan adalah dosa atau perasaan bersalah. Jika ia berhasil membuktikan tudahan-tuduhannya melawan kita, maka kita tidak lagi memiliki kualifikasi untuk menerima berkat-berkat Allah. Menghadapi sendiri, kita tidak seimbang dalam peperangan spiritual melawan Satan.

Kitab Suci meyakinkan kita, meski demikian, Allah sudah memberi kita senjata-senjata spiritual yang dibutuhkan untuk peperangan spiritual ini dan dijamin memberi kemenangan total jika digunakan dengan benar.

“Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.

Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus” (2 Korintus 10:3-5).

Allah sudah memberi kita perlengkapan senjata yang sesuai dengan peperangan kita.

Peperangan kita bukan duniawi – bukan alam fisikal atau material. Karenanya, perlengkapan senjata kita bukan duniawi atau material; bukan peluru atau senjata, tank atau kapal terbang. Melainkan perlengkapan senjata spiritual untuk peperangan spiritual. Dalam ayat 5, rasul Paulus mengatakan pada kita bahwa melalui perlengkapan senjata ini kita bisa “mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.” Itu pernyataan yang luar biasa! Kita bisa membacanya berkali-kali tanpa sepenuhnya mengapresiasi apa yang dikatakan. Namun Allah mengatakan pada kita melalui perlengkapan senjata yang Ia sudah komitkan kepada kita, kita bisa menjadi agen-agen- Nya untuk merubuhkan satu hal tertinggi yang melawan Kerajaan Allah: “kerajaan Satan di angkasa.”

Wahyu 12:7-9 menggambarkan peperangan di surga dimana Mikhael dan malaikat-malaikatnya melawan Satan dan malaikat- malaikatnya: “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.

Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”

Kitab Suci mengindikasikan bahwa sampai sekarang Satan dan malaikat-malakaitnya masih menguasai posisi di surga kedua (angkasa). Akibat dari konflik masa depan, mereka pada akhirnya akan di usir dari surga kedua dan dilempar kebawah ke bumi.

Namun ini bukan konflik malaikat-malaikat saja. Orang-orang percaya di bumi juga akan mendapatkan peran mereka: “Dan mereka [orang-orang percaya di bumi] mengalahkan dia [Satan] oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai kedalam maut” (ayat 11).

Penting bagi kita mengenali bahwa kemenangan dalam konflik melawan kerajaan Satan ini hanya akan datang melalui aksi bersama malaikat-malaikat Allah di surga dan orang-orang percaya di bumi. Ini menantang kita untuk bertanya apakah kita di bumi sensitif pada apa yang terjadi di surga dan siap melakukan bagian kita.

Apakah yang bisa dikatakan mengenai kita sebagai orang-orang Kristen di bumi: “mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai kedalam maut”? Ini menggambarkan “komitmen total.” Bayangkan diri kita dikonfrontasi dengan situasi dimana kita hanya punya dua alternatif: menyerahkan hidupmu atau mengingkari kesaksianmu pada Yesus. Yang mana yang akan kita pilih? Untuk jenis orang- orang percaya yang digambarkan dalam Wahyu 12:11, penting melakukan kehendak Yesus daripada berpegang pada hidup kita.

Catatan mengenai Satan dilempar keluar dari surga kedua (heavenlies) mengindikasikan ini akan terjadi mendekati akhir zaman ini.

“Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! Karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah dekat” (ayat 12).

Beberapa orang membaca catatan Satan di lempar keluar dari surga berasumsi peristiwa-peristiwa yang digambarkan ini terjadi langsung setelah kematian dan kebangkitan Kristus. Menurut deskripsi yang diberikan disini, ini tidak benar, karena pada poin ini Iblis tahu “waktunya sudah dekat.” Dua ribu tahun sudah berlalu sejak kematian dan kebangkitan Yesus. Ini tidak bisa digambarkan sebagai “waktunya sudah dekat.”

Sebaliknya, deskripsi peristiwa-peristiwa yang diberikan disini mengindikasikan bahwa akan terjadi sangat dekat pada penutupan zaman ini, bukan pada permulaan dua ribu tahun yang lalu.

Dari semua konflik kita dengan Satan, ini kemungkinan bukti paling tepat. Pada poin ini ia akan menyadari bahwa waktunya sudah dekat. Ia menyadari sepenuhnya ia akan dikurung dalam jurang maut, seperti digambarkan dalam Wahyu 20:1-3:
“Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar ditangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya kedalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu.”

Jurang maut, meski demikian, bukan tujuan terakhir Satan. Tujuan kekal dan akhirnya diungkapkan dalam ayat 10 dari pasal yang sama:
“Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang dan malam sampai selama-lamanya.”

Ada satu fakta penting dalam Wahyu 12:11 yang mengungkapkan perlengkapan senjata orang-orang percaya di bumi untuk mencapai kemenangan: “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.” Domba, tentunya, “Domba Allah yang menghapus dosa dunia” – Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 1:29).

Darah Yesus yang memberi kita kemenangan – sementara kita belajar bersaksi mengenainya.

Kesaksian kita yang melepas kuasanya. Ini menempatkan tanggung jawab praktikal pada kita semua: “Sebagai orang-orang percaya, kita harus bersaksi secara pribadi apa yang Firman katakan mengenai apa yang darah Yesus lakukan bagi kita.”

Mungkin satu gambaran paling besar dalam Perjanjian Lama mengenai darah Kristus dan kuasanya adalah korban domba paskah yang dilembagakan untuk orang-orang Israel ketika mereka di Mesir. Allah membuat setiap bapa orang Israel bertanggung jawab membunuh domba dan mengaplikasikan darahnya pada rumahnya. Berikut bagaimana itu dilakukan:
“Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.

Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya”(Keluaran 12:6-7).

Dalam ayat-ayat berikut, Allah menjelaskan kepada bangsa Israel kenapa ini perlu:
“Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.

Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah- tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir” (ayat 12-13).
Allah memberi detail tepat bagaimana darah diaplikasikan. Jelas jika kita membunuh seekor domba di luar, darahnya akan mengalir ke atas tanah dan tidak di simpan untuk tujuan khusus apa pun. Kitab Suci membuat jelas ketika domba Paskah dibunuh, darahnya ditampung secara hati-hati dalam baskom agar bisa diaplikasikan dengan benar:
“Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: “Pergilah, ambilah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah.

Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi” (ayat 21-22).

Perlindungan untuk Israel hanya melalui darah domba. Mereka tidak diselamatkan karena mereka orang-orang Israel; keturunan alami dari Abraham tidak melindungi mereka. Satu-satunya hal yang melindungi mereka memenuhi persyaratan-persyaratan Allah dengan darah domba.

Ketika domba dibunuh dan darahnya ditampung dalam baskom, maka pengorbanan selesai, dan darahnya tersedia. Meski demikian, selama darah tetap di baskom tidak melindungi satu keluarga Israel. Mereka semua bisa membunuh domba dan menampung darahnya dengan meninggalkannya dalam baskom.

Penghukuman yang sama yang turun atas orang-orang Mesir turun keatas mereka.

Allah mensyaratkan orang-orang Israel mentransfer darah dari baskom ke tempat yang paling mudah dilihat di setiap rumah orang Israel: pintu depan. Harus di aplikasikan ke pintu – ke ambang pintu dan kedua tiang pintu dibagian luar dimana bisa dilihat jelas oleh siapa pun yang melewati.
Meski demikian, ada satu tempat darah tidak pernah boleh diaplikasikan: di pintu masuk.

Tidak ada orang Israel selamanya diijinkan menginjak darah kudus.

Allah berkata, “apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka ‘TUHAN akan melewati pintu itu’ dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi” (ayat 23).

Itu kenapa upacaranya disebut “Paskah.”
Hanya ketika darah ditransfer dari baskom ke pintu melindungi keluarga Israel yang hidup didalam rumah itu. Semua ini menggambarkan apa yang disediakan bagi kita melalui pengorbanan Yesus, yang dalam 1 Korintus 5:7 disebut “Paskah kita”: “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.”

Yesus sebagai Domba Allah disini diidentifikasikan dengan domba Paskah yang dibunuh di Mesir. Poin yang perlu ditekankan dan yang penting untuk setiap dari kita adalah Domba – Yesus -sudah di korbankan. Darah-Nya sudah di cucurkan. Untuk membawa analogi dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, darah dalam baskom menggambarkan darah Yesus sudah dicucurkan untuk kita.

Namun seperti darah dalam baskom “tidak” melindungi orang Israel di Mesir, fakta bahwa Kristus sudah mati dan mencucurkan darah- Nya di salib tidak melindungi seorang pun sekarang. Tidak ada faedah-faedah bagi siapa pun dari kita hanya karena fakta bahwa Kristus mati dan mencucurkan darah-Nya. Di tanah Mesir, orang- orang Israel harus “mentransfer” darah dari baskom ke rumah mereka sendiri, situasi mereka sendiri, tempat-tempat dimana mereka hidup, tempat-tempat dibutuhkan. Hanya ketika darah “ditransfer” dan “diaplikasikan” dengan cara ini menjadi efektif.

Prinsip yang sama berlaku bagi kita. Kita percaya pada Yesus Kristus, kita percaya Ia Domba Allah, kita percaya darah-Nya sudah dicucurkan dan semua yang kita butuhkan – keselamatan penuh – tersedia melalui darah-Nya. Namun selama darah tetap “dalam baskom,” tidak memberi faedah pada kita.
Berkat potensial, namun jika belum diaplikasikan secara efektif, tidak mencapai apa-apa.

Kita sudah melihat dibawah Perjanjian Lama Allah memberi Israel hanya satu cara mentransfer darah ke tempat dimana dibutuhkan: seikat hisop. Tidak ada yang indah atau romantik mengenai hisop. Tumbuh hampir dimana-mana di Timur Tengah dan tersedia bagi yang kaya dan miskin. Orang-orang Israel harus memetik hisop, mencelupkannya dalam darah di baskom dan merecikkan pada pintu – ambang pintu dan tiang pintu rumah mereka. Dengan cara ini, darah ditransfer dari baskom ke rumah.

Dalam Perjanjian Baru, kita tidak menggunakan hisop. Namun Allah sudah memberi kita sesuatu yang dapat disamakan dengan hisop. Apa yang membuat darah tersedia dan efektif dalam hidup kita, dalam situasi-situasi kita? Jawabannya ditemukan dalam Wahyu 12:11: “Dan mereka mengalahkan dia pendakwa oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan ‘kesaksian’ mereka.”

Ketika kita bersaksi tentang darah, kita mengaplikasikannya pada situasi kita.

Kesaksian kita tentang darah dalam Perjanjian Baru dapat disamakan dengan bapa orang Israel dalam Perjanjian Lama mencelupkan hisop dalam baskom dan merecikkannya pada tiang pintu rumahnya. Ketika darah diaplikasikan dengan cara ini, perlindungannya sempurna.

Begitu pula dengan kita. Ada perlindungan total sempurna dalam darah Domba, Tuhan Yesus Kristus. Namun tidak melindungi kita sampai diaplikasikan. Sampai kita belajar bersaksi secara pribadi apa yang Firman Allah katakan mengenai apa yang darah Yesus Kristus lakukan bagi kita, kita tidak mendapatkan faedah-faedah dari darah.

Semua kepercayaan kita tidak merubah apa-apa sampai kita mengkombinasikannya dengan kesaksian pribadi kita.

Pada saat kita mulai bersaksi, Satan akan melepas semua yang ia miliki untuk membuat kita takut, untuk membuat kita malu dan gugup. Ia akan melakukan apa saja untuk mencegah kita keluar dengan kesaksian alkitabiah mengenai darah Yesus. Namun ketika kita bersaksi, kita memegang senjata yang Satan tidak memiliki pertahanan. Darah Paskah mengusir pemusnah dan ia tidak memiliki akses pada keluarga yang bernaung dibelakangnya. Darah Yesus sama efektifnya untuk kita hari ini.

Namun ingat satu fakta penting mengenai orang-orang percaya yang digambarkan dalam Wahyu 12:11: “Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Apakah itu benar bagi kita?

Wahyu 12:10 menggambarkan kemenangan yang menunggu kita sebagai orang-orang percaya:
“Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”

Seluruh surga menunggu kita untuk memenangkan kemenangan ini. Keselamatan sudah diberikan untuk kita oleh Yesus. Namun tidak akan terjadi dalam pengalaman pribadi kita sampai kita membuatnya bekerja dalam hidup kita. Hanya ketika itu surga merespons dan berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan.”

Sama dengan kita dalam hidup individual orang percaya. Yesus memenangkan kemenangan untuk kita di Kalvari, namun keselamatan belum datang pada kita secara pribadi sampai kita sudah memenuhi syarat-syarat alkitabiah dan mengaplikasikan kemenangan-Nya dalam hidup kita.

Ini benar untuk umat Allah secara kolektif dan untuk setiap dari kita sebagai individu.

Keselamatan belum datang sampai kuasa darah Yesus sudah dilepaskan untuk melakukan pekerjaannya dalam kita. Hanya setelah itu kita bisa benar-benar berkata, “Sekarang telah tiba keselamatan.”

Jika kita ingin mengalahkan Satan dengan bersaksi secara pribadi apa yang Firman katakan apa yang dilakukan darah untuk kita, ada satu persyaratan esensial yang kita harus “tahu” apa yang Firman katakan mengenai darah. Jika tidak, kita tidak memiliki kesaksian.

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO

 



Leave a Reply