Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Roh Penuntun Kita – Bagian 5




eBahana.com – “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yohanes 16:13).

Tidak ada pengganti Roh Kudus di alam semesta. Ia unik secara absolut, dan Ia bisa melakukan apa yang orang dan kuasa lain tidak bisa lakukan. Ia Satu-satunya yang bisa melakukan dalam diri kita apa yang Allah ingin Ia lakukan.

Ada ayat suci dalam Perjanjian Lama yang “Mengatakan: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman TUHAN semesta alam” (Zakharia 4:6). Kata-kata terakhir itu mengatakan pada kita sesuatu yang penting. Tuhan Semesta Alam – Allah yang memerintah semua makhluk di surga dan bumi. Ia berkata, “keperkasaan dan kekuatan tidak bisa merubah orang secara radikal dalam diri mereka. Kekuatan tidak bisa melakukannya. Tekanan tidak bisa melakukannya. Hukum tidak bisa melakukannya. Pemerintah tidak bisa melakukannya. Hanya ada satu yang bisa melakukannya – Roh Kudus.”

Jika kita ingin masuk kedalam panggilan yang Allah sudah persiapkan untuk kita dalam Kristus, kita harus bergantung secara total pada Roh Kudus. Selain dari Roh Kudus kita tidak bisa melakukannya. Tidak ada pengganti. Pendidikan tidak bisa. Talenta tidak bisa. Uang sudah pasti tidak bisa. Tidak ada dan tidak seorang pun kecuali Roh Allah – Roh Kudus.

Paulus membuat pernyataan dalam suratnya kepada orang-orang Romawi: “Semua orang, yang [dipimpin] Roh Allah, adalah anak Allah” (Roma 8:14). Satu-satunya orang yang memenuhi kualifikasi menjadi anak laki-laki dan anak perempuan Allah adalah mereka yang dipimpin oleh Roh Kudus. Seperti sudah kita catat, fakta tragik banyak orang dalam jumlah besar yang sudah dilahirkan kembali dari Roh Allah belum pernah belajar bagaimana dipimpin oleh-Nya. Tidak ada cara lain untuk tumbuh dewasa dalam Kristus.

Dalam bahasa Yunani “dipimpin” adalah “continuing present tense” atau berlangsung pada masa sekarang. “Semua orang, yang [dipimpin terus menerus] Roh Allah, adalah anak Allah.” Bukan sesuatu yang terjadi dalam gereja setiap hari Minggu pagi atau ketika kita berlutut disebelah tempat tidur untuk berdoa. Melainkan sesuatu yang terjadi setiap hari, jam demi jam dan menit demi menit. Mereka yang terus menerus dipimpin Roh Allah, mereka – dan hanya mereka – menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan dewasa Allah.

Seperti kita lihat, agama dan Roh Kudus tidak bisa bercampur dengan baik. Jika hidup kita dipenuhi dengan praktik-praktik agamawi, kita otomatikal cenderung bergantung padanya dan tidak pada Roh Kudus. Akibatnya, banyak bahasa spiritual tanpa konten spiritual. Kita harus sadar ketergantungan total kita pada Roh Kudus. Kita butuh Roh Kudus – setiap hari, setiap jam dan setiap menit. Tidak ada cara lain untuk berhasil dalam kehidupan Kristen.

Roh Kudus bersedia secara total. Kita tidak perlu memaksa-Nya atau membujuk-Nya. Masalahnya selalu ada pada kita, dan tidak pernah pada-Nya. Kitab Suci berkata, “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki” (Galatia 5:17).

Pada dasarnya itu berarti kita tidak bisa melakukan hal-hal saleh karena antipati kodrat kedagingan tubuh lama kita terhadap Roh Kudus. Dan maka kita harus belajar memperhitungkan kodrat kedagingan kita mati melalui kematian Yesus di salib. Dan kita harus hidup untuk Tuhan melalui kuasa Roh.

Tidak ada yang mencapai kemampuan itu secara instan. Beberapa orang – dan mereka biasanya secara menyolok orang-orang Kristen yang sukses – mempelajarinya dengan cepat. Ini tidak perlu harus pengkotbah-pengkotbah. Mereka mungkin orang-orang sederhana anggota Tubuh Kristus yang rendah hati. Sering pendoa syafaat yang mempelajari pelajaran ini, orang-orang yang berdoa di tempattempat tersembunyi (secret place) dan yang tidak banyak kelihatan di umum.

Jika kita ingin berhasil dalam panggilan kita, jika kita ingin menerima tugas Kerajaan yang karenanya kita diciptakan, jika kita ingin menaklukkan musuh dan kekuatan-kekuatan jahat, pengajaran yang akan kita pelajari esensial. Kita harus dipimpin “Roh Kudus.”

Mari kita mulai dengan melihat istilah-istilah yang menggambarkan aspek-aspek tertentu Roh Kudus.

Fakta vital pertama yang kita perlu sadari Roh Kudus adalah satu Pribadi. Ia bukan hanya setengah kalimat yang kita katakan di akhir pernyataan kepercayaan Rasul: “Aku percaya pada Roh Kudus, gereja kudus,” dan seterusnya. Suatu malapetaka bahwa credo resmi ini menyampaikan sedikit kata-kata pada Pribadi ketiga dari Trinitas.

Kualitas luar biasa Roh Kudus adalah Ia secara pribadi tidak menonjolkan diri. Ia tidak pernah menarik perhatian untuk diri-Nya. Ia selalu memfokuskan perhatian pada Tuhan Yesus Kristus. Namun fakta bahwa Ia tidak menonjolkan diri tidak berarti kita bisa mengabaikan-Nya.

Mari kita kembali pada injil Yohanes untuk melihat apa yang Yesus katakan mengenai perkara ini. Dalam nas berikutnya, Yesus mengatakan pada murid-murid-Nya Ia akan pergi meninggalkan mereka secara [kehadiran pribadi] dan kembali pada Bapa di surga. Dalam proses, Ia menjelaskan pada mereka bahwa Ia akan memelihara mereka setelah Ia pergi. Pemelihara ini adalah Pribadi lain yang akan datang dari surga setelah Yesus kembali kesana. Pribadi itu Roh Kudus. Yesus berkata: “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7).

Kata-kata “penolong,” “penghibur,” dan “penasihat,” semua digunakan untuk Roh Kudus. Kata “paraclete” digunakan sebagai terjemahan dari kata Yunani “parakletos,” yang berarti “seseorang yang dipanggil untuk mendampingi.” Kemungkinan persamaan terdekat dengan ini “advocate,” atau “pembela,” yang memiliki konotasi legal. Ini menggambarkan Roh Kudus sebagai seseorang yang dipanggil mendampingi untuk menolong kita, mengajukan kasus kita di pengadilan hukum ketika kita tidak kompeten melakukannya. Semua kata-kata itu menggambarkan atribut Roh Kudus – Ia Penghibur, Penolong, Penasihat, Pembela, Pendamping.

Perhatikan khususnya dua poin. Pertama Yesus berkata, “Aku mengutus Dia kepadamu.” Pada saat ini, Yesus sebagai Pribadi, duduk disebelah kanan Bapa di surga. Ia tidak di bumi. Kedua, ketika Yesus berkata pada murid-murid-Nya, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong [yang lain], supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yohanes 14:16). Kata “yang lain” khususnya penting. Kenapa? Karena menekankan bahwa Roh Kudus sama dengan Yesus Sendiri dan Bapa.

Perjanjian Baru khususnya, dan seluruh Alkitab sebenarnya, mengungkapkan kodrat trinitas Bapa – satu Allah dalam tiga Pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Setiap dari tiga ekspresi Allah itu adalah satu Pribadi. Kita tidak memiliki kesulitan untuk mengerti bahwa Bapa adalah satu Pribadi dan bahwa Anak adalah satu Pribadi, namun banyak orang kesulitan mengerti bahwa Roh juga satu Pribadi.

Dalam pasal Yohanes yang sama, Yesus berkata, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”(Yohanes 16:13).

Roh Kudus bukan pengaruh atau doktrin atau abstraksi teologikal. Ia satu Pribadi.

Itu kebenaran vital untuk kita pegang. Jika kita tidak mengertinya, kita akan selalu memiliki masalah berhubungan dengan-Nya. Begitu banyak orang memiliki hubungan yang tidak mudah dengan Roh Kudus karena mereka belum mengerti fakta bahwa Ia adalah satu Pribadi.

Poin kedua, Yesus berkata pada murid-murid-Nya, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7). Apa yang Yesus katakan disini mengejutkan banyak orang Kristen. Ia berkata, “Kamu akan lebih baik jika Aku di surga dan Roh Kudus di bumi daripada kamu dengan-Ku di bumi dan Roh Kudus di surga.”

Jika kita pelajari sejarah perkembangan Gereja, kebenaran yang Yesus katakan jelas. Pada hari Roh Kudus datang – Hari Pentakosta – murid-murid ditransformasi begitu rupa sehingga mereka belum pernah mengalami transformasi semasa Yesus bersama mereka di bumi. Bahkan sampai momen-momen selama Perjamuan Malam Terakhir, mereka bertikai mengenai siapa terbesar diantara mereka. Sehingga sebagian dari kebenaran-kebenaran yang Yesus sampaikan mengenai kematian dan kebangkitan-Nya kurang mendapat perhatian dari murid-murid.

Namun pada saat Roh Kudus datang, mereka memiliki pengertian yang berbeda secara total mengenai identitas Yesus. Mereka memiliki kesadaran instan mengenai realita dan arti kematian dan kebangkitan-Nya, dan Kitab Suci. Sebelum Hari Pentakosta, Petrus tidak pernah bisa berdiri dan mengaplikasikan nubuat Yoel pada apa yang mereka baru saja alami. Pengertian yang dalam itu tidak datang secara bertahap; datang secara instan. Pada saat Roh Kudus datang, sikap mereka dan pemahaman mereka mengenai kebenaran-kebenaran spiritual diubah sangat banyak atau revolusioner.

Fakta vital ketiga mengenai Roh Kudus – perpanjangan dari yang pertama. Bukan hanya Roh Kudus satu Pribadi, namun Ia adalah Tuhan. Seperti Allah Bapa adalah Tuhan dan Allah Anak adalah Tuhan, begitu pula Roh adalah Tuhan. Ia sama kedudukannya dengan dua anggota lain dari Trinitas. Dalam 2 Korintus Paulus membuat pernyataan sederhana: “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Korintus 3:17). Frasa “Tuhan” dalam Perjanjian Baru berhubungan dengan kesucian nama Allah dalam Perjanjian Lama, yang sering disebut “Jehovah.” Nama dari satu Allah sejati. Jadi ketika Paulus berkata, “Tuhan adalah Roh,” ia mengatakan, “Roh adalah Allah; Ia adalah Tuhan.”

Paulus melanjutkan, “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Kita lihat disitu kontras antara belenggu pada sistim legal dan kemerdekaan. Bagaimana kita memiliki kemerdekaan? Hanya ada satu jalan. Dimana ada Roh Kudus, di situ ada kemerdekaan.

Kemerdekaan bukan perkara mengikuti program tertentu dalam gereja setiap hari Minggu. Tergantung pada apakah Roh Kudus menggerakannya atau kita melakukannya keluar dari tradisi agama. Tradisi agamawi hanya menghasilkan belenggu.

Kita perlu memiliki sikap hormat dan memuja yang sama terhadap Roh Kudus seperti kita miliki terhadap Bapa dan Anak. Kita tidakmemiliki akses lebih pada Allah daripada apa yang kita miliki melalui Roh Kudus, karena ada prinsip dalam Trinitas. Agar memiliki akses pada Allah, Satu yang di utus sebagai representatif harus di hormati. Ketika Bapa mengutus Anak, Ia berkata, “Mulai sekarang dan seterusnya, tidak ada yang datang kepada-Ku kecuali melalui Anak. Kamu tidak bisa mengambil jalan pintas Representatif-Ku dan datang pada-Ku, karena dalam setiap situasi dan keadaan, Aku menjunjung tinggi Satu yang Aku utus.”

Ketika Yesus telah menyelesaikan tugas-Nya, Ia kembali kepada Bapa. Bapa dan Anak bersama mengutus Roh Kudus. Prinsip yang sama berlaku. Kita tidak memiliki akses pada Bapa dan Anak kecuali melalui Roh. Kita tidak bisa mengambil jalan pintas Roh. Paulus berkata dalam Efesus 2: “karena oleh Dia kita kedua pihak [Yahudi dan non-Yahudi] dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” (Efesus 2:18).

Banyak orang Kristen evangelikal fokus pada fakta bahwa kita memiliki akses pada Allah melalui Yesus, Anak. Itu benar, namun bukan seluruh kebenaran. Akses kita adalah melalui Anak oleh Roh pada Bapa. Demikian pula, Bapa tinggal dalam kita ketika kita dalam Anak melalui Roh. Dalam setiap arah, apakah kita pergi pada Allah atau apakah Allah datang pada kita, Roh bagian esensial dari persamaan. Jika kita mengeluarkan Roh Kudus dari persamaan itu, kita tidak memiliki akses pada Allah dan Allah tidak memiliki akses pada kita. Kita secara total bergantung pada Roh Kudus.

Kitab Suci memberi kita gambaran indah apa yang Roh Kudus inginkan dalam diri seseorang. Ia menemukannya hanya dalam satu orang: Yesus.

“Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti Merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.

Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah” (Yohanes 1:32-34).

Tanda yang mengkonfirmasi Yesus sebagai Mesias adalah Roh Kudus turun ke atas-Nya dalam bentuk ragawi. Tapi itu bukan fakta yang paling signifikan. Fakta yang benar-benar signifikan adalah Roh Kudus “tinggal” di atas-Nya. Roh Kudus turun ke atas banyak dari kita, namun kita mengatakan dan melakukan hal-hal yang menjauhiNya. Yesus tidak pernah menjauhi burung Merpati.

Kita lihat gambaran Yohanes Pembaptis ketika memperkenalkan Yesus. “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Yohanes menggambarkan
Yesus sebagai Domba.

Dalam ayat-ayat ini kita melihat dua Pribadi dari Trinitas – Anak dan Roh – keduanya di representasi dalam bentuk binatang. Yesus digambarkan sebagai domba; turunnya Roh Kudus digambarkan dalam bentuk Merpati.

Itu representasi indah kebenaran. Apa yang Merpati cari? Ia mencari kodrat Domba. Dimana Ia menemukan kodrat Domba, Ia tidak
hanya turun, namun Ia tinggal. Semua menunjukkan bahwa kita
perlu sensitif terhadap Roh Kudus.

Mari fokus perhatian kita pada kodrat Domba. Dalam Alkitab, domba merepresentasi kualitas-kualitas tertentu yang menarik Roh Kudus: kemurnian, kelembutan dan kehidupan yang diletakkan dalam pengorbanan. Apakah kita ingin memiliki Roh Kudus secara terus menerus dalam kita? Ini atribut yang kita perlu kultivasi: kemurnian, kelembutan dan tidak hidup untuk diri sendiri – kehidupan yang diserahkan untuk Kristus dan Tubuh-Nya. Maka Merpati akan tinggal di atas kita dan kita tidak menjauhi-Nya.

Yesus mengatribusi seluruh pelayanan-Nya pada hadirat Roh Kudus. Ia tidak pernah mengambil pujian untuk apa yang Roh Kudus sudah
lakukan. Ketika Yesus di sinagoge di kota-Nya, Nazaret, diberikan
kitab nabi Yesaya pada-Nya:

“Dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orangorang tawanan, dan pengelihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:17-19).

Jika kita ingin melanjutkan dengan pesan itu dan pelayanan itu sementara kita bergerak maju dalam panggilan kita, kita dibawah kondisi sama seperti Tuhan Yesus. Hanya dimungkinkan dengan urapan Roh Kudus. Tidak ada jalan lain kita bisa memperoleh keberhasilan kecuali dengan urapan Roh Kudus. Keberhasilan panggilan sesuai proporsi ukuran urapan Roh Kudus. Jika Yesus tidak bisa melakukannya tanpa Roh Kudus, kita pun tidak bisa.

Paulus menulis: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan” (Efesus 4:30-31).

Paulus mengakhiri dengan kualitas-kualitas berikut yang Merpati cari: “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (ayat 32). Kualitas-kualitas ini tanggung jawab kita. Ini cara untuk menarik Roh Kudus dan memiliki-Nya tetap pada kita.

Lalu, Apa fungsi pokok Roh Kudus? Jawabannya, melalui Roh Kudus kita dipersatukan dengan Kristus. Galatia 5:18 mengatakan pada kita: “Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup dibawah hukum Taurat.” Dalam daging, kita dibawah hukum. Yesus mati untuk kodrat kedagingan kita, agar kodrat kita dalam-Nya diperhitungkan mati, . Setelah kita diperhitungkan mati, kita bisa dipersatukan dengan Kristus yang dibangkitkan dalam kesatuan yang Paulus bandingkan dengan perkawinan – sesuatu yang mungkin membuat takut orang-orang agamawi, namun Alkitab tidak ragu-ragu menggunakan bahasa paling intens dan penuh gairah mengenai hubungan kita dengan Yesus.

Jangan bergantung pada peraturan-peraturan atau sistim agamawi untuk maju. Roh Kudus tidak akan berbagi dengan sistim. Ketika Ishak datang, Ismael harus pergi. Mereka tidak akan tinggal di rumah yang sama.

Banyak dari kita membutuhkan ibadah pada Yesus yang jauh lebih bergairah, dan kita hanya bisa mendapatkannya melalui Roh Kudus. Ia akan memberi kita persatuan perkawinan dengan Kristus yang dibangkitkan.

Persatuan kita dengan Yesus diwujudkan sempurna dengan penyembahan. Ketika kita, melalui Roh Kudus, menyembah Kristus yang dibangkitkan, kita datang kedalam persatuan dengan-Nya. “Atau tidak tahukah kamu,” Paulus berkata, “bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul [pelacur], menjadi satu tubuh dengan dia?….Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” (1 Korintus 6:16-17). Seperti tubuh seseorang bisa dipersatukan dengan tubuh seorang pelacur, begitu pula roh orang percaya dipersatukan dengan Roh Allah melalui Roh Kudus. Allah mencari mereka yang menyembah-Nya dalam Roh dan dalam kebenaran.

Ini membawa kita pada kebutuhan akan transformasi dalam hidup kita, gaya hidup kita dan sikap kita. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita bisa melihat diri kita sebagaimana kita sebenarnya, dan mengambil langkah-langkah yang perlu kita ambil menuju kebebasan.

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO



Leave a Reply