Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Memenuhi Tugas Kita – Bagian 8




eBahana.com – “Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah!” (Wahyu 22:17).

Sangat sederhana, Tubuh Kristus adalah Pengantin Perempuan, dan kita masuk dalam ketaatan pada panggilan kita ketika kita mengikuti apa yang Roh katakan, tujuan Allah belum dipenuhi jika hanya Roh yang berkata, “Marilah,” atau jika pengkhotbah yang berkata, “Marilah.” Allah menunggu seluruh Tubuh berkata, “Marilah.” Itu terjadi hanya ketika Roh memiliki jalan-Nya pada Mempelai.

Prinsip Mempelai adalah klimaks sejarah manusia. Kemana arah semua sejarah menuju – dan bergairah untuk dipikirkan bahwa semua sejarah dibangun menuju pernikahan. Sedikit orang Kristen menyadari pentingnya perkawinan di mata Allah. Kita menghormati perkawinan dan kita percaya dalam kesatuaan, namun kita tidak bergairah mengenai perkawinan seperti seharusnya.

Sejarah manusia dimulai dengan perkawinan, dan sejarah manusia diwujudkan dengan perkawinan. Jamuan perkawinan Anak Domba melengkapi seluruh tujuan Allah untuk umat-Nya. Jika kita tidak bergairah dengan perkawinan, kita tidak sejalan dengan tujuan Allah. Seluruh alam semesta akan bergairah mengenainya. Pujian yang akan kita dengar pada peristiwa itu belum pernah disuarakan diseluruh alam semesta sebelumnya.

“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” ‘Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus’ ” (Wahyu 19:7-8).

Ketika seorang perempuan menikah ia biasanya sangat risau mengenai baju apa yang ia akan pakai untuk upacara pernikahan.

Mempelai Kristus juga risau baju apa yang ia akan pakai. Ia akan di hiasi dengan sesuatu yang spesial: “kain lenan halus, putih dan bersih.” Berkilau-kilauan. Kitab Wahyu mengatakan pada kita baju itu dibuat dari: “perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.” Agar Mempelai berpakaian dengan benar – ia harus sebagus seperti yang Allah harapkan – Mempelai, Gereja, harus melakukan segala sesuatu yang Allah tetapkan untuknya. Jika tidak ia tidak berpakaian cukup. Kita harus melengkapi setiap perbuatan baik yang Allah harapkan dari kita – bukan hanya secara individu, namun secara korporat sebagai Tubuh Kristus – sebelum kita siap untuk perkawinan.

Ketika kita diselamatkan melalui iman dalam Yesus Kristus, kita menerima karunia kebenaran. Kita tidak harus bekerja untuknya; melainkan “dihubungkan” pada kita. Kita berpakaian dengan jubah kebenaran Kristus yang gemilang. Namun ayat dalam Wahyu ini tidak berbicara mengenai kebenaran yang “dihubungkan,” karunia berdasarkan iman. Melainkan berbicara mengenai kebenaran lain, yakni, tindakkan-tindakkan benar berdasarkan perilaku dan respons individu kita. Tindakkan-tindakkan benar ini pakaian yang akan kita pakai dalam kekekalan.

Melewati jauh setiap dari kita secara pribadi. Diaplikasikan pada seluruh Tubuh Kristus. Kita, secara korporat, harus melengkapi semua tugas kita dan memenuhi setiap tindakkan benar sebelum kita bisa siap untuk Perkawinan Anak Domba. Mari kita baca kata- kata itu sekali lagi: “Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” ‘Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang- orang kudus.”

Setiap tindakkan kebenaran yang dilakukan dalam iman dan ketaatan adalah benang dalam pakaian garmen ini. Setiap dari kita sebaiknya memberi perhatian; kita harus melengkapi semua tindakkan-tindakkan kebenaran yang di tugaskan pada kita sebelum Mempelai perempuan bisa.

Agar mempersiapkan diri kita untuk Perkawinan Anak Domba, kita perlu mengerti kodrat dasar apa yang Allah minta dari Gereja. Tanggung jawab Gereja berhubungan dengan berbagai tugas-tugas kita mengenai Kerajaan Allah.

Ketika Perjanjian Baru berbicara tentang Injil, hampir selalu menyebutnya, “Injil Kerajaan.” Injil Kabar Baik, Allah akan mendirikan Kerajaan-Nya di bumi. Dalam hubungan dengan Kabar Baik itu, kita memiliki tiga tanggung jawab. Pertama, kita memproklamirkan Kabar Baik Kerajaan. Kedua, kita mendemonstrasikan Kerajaan dalam hidup korporat kita. Ini artinya kita menunjukkan pada orang-orang – dengan cara kita hidup dan dengan cara kita berhubungan satu sama lain – seperti apa Kerajaan Allah, karena Kerajaan Allah sudah ada dalam kita. “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17).

Tanpa Roh Kudus, mustahil mendemonstrasikan Kerajaan. Kita diwajibkan, bukan hanya secara individu, namun secara korporat, mendemonstrasikan pada seluruh dunia kodrat Kerajaan Allah dengan hidup kita – hidup dalam kebenaran, damai dan sukacita dalam Roh Kudus.

Tanggung jawab ketiga kita adalah mempersiapkan jalan untuk didirikannya Kerajaan Allah di bumi. Panggilan tertinggi kita adalah menjadi representatif-Nya dan mensejajarkan diri kita dengan tujuan-tujuan Allah. Bagaimana kita mempersiapkan jalan untuk mendirikan Kerajaan Allah di bumi?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita akan melihat rangkaian ayat- ayat dari injil Matius.

Pertama kita harus bertobat dari pemberontakkan dan mensejajarkan diri kita dengan tujuan Allah. “Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17).

Ini pesan pertama Yesus. Proklamasi pertama-Nya, “Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobat. Singkirkan pemberontakkanmu, kehendak dirimu sendiri, menyenangkan dirimu sendiri, dan bersiaplah berserah pada Raja.” Itu seluruh tujuan Injil.

Lebih jauh kita membaca: “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan ‘Injil Kerajaan Allah’ serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Syria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka” (Matius 4:23- 24).

Allah ingin kita memenuhi tujuan-tujuan-Nya untuk Kerajaan. Kita akan menemukan dimana saja Injil Kerajaan di ucapkan, penyakit disembuhkan. Kerajaan Allah dan penyakit bertentangan. Tidak bisa ada bersama-sama. Dimana Kerajaan datang, penyakit harus pergi – apakah dalam seorang individu atau dalam Gereja.

Bagaimana kita memiliki prioritas-prioritas yang benar untuk mempersiapkan jalan bagi Kerajaan Allah? Pertama kita harus selalu mendekati Allah dengan cara yang benar. Lihat doa yang Yesus ajarkan pada kita:

“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak- Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:9-10).

Setelah menghampiri Allah, apa petisi pertama yang kita naikkan? “Datanglah Kerajaan-Mu.” Bukan “Berikanlah kami pada hari makanan kami yang secukupnya.” Bukan “Ampunilah kami akan kesalahan kami.” Bukan “Lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Semua itu petisi yang absah. Namun petisi utama sejalan dengan tujuan-tujuan Allah – “Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak- Mu.” Hanya ketika kita sejajar dengan tujuan-tujuan Allah kita berhak membuat petisi-petisi pribadi kita, karena sebelum itu, kita pemberontak. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Perhatikan bahwa tidak ada kebenaran selain Kerajaan. Jika kita tidak dibawah Kerajaan, kita pemberontak, dan tidak ada pemberontak yang benar.

Apakah prioritas-prioritas kita benar? Apakah kita mencari Kerajaan Allah lebih dulu? Atau dibagian bawah daftar kita? Apakah kita lebih risau mengenai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan pribadi kita daripada Kerajaan Allah?

Satu hal mengenai orang-orang yang berada dibawah kuasa setan. Ada satu problem sama yang hampir mereka semua miliki: Mereka memusatkan diri pada diri sendiri. Itu penjara di mana setan mengurung orang-orang. Saya. Problem-problem saya. Kebutuhan- kebutuhan saya. Urusan-urusan saya. Selama kita hidup dalam kebutuhan-kebutuhan kita, kita tidak hidup dalam Kerajaan. Yesus berkata carilah dahulu Kerajaan dan “maka semuanya itu,” kebutuhan-kebutuhan materi, akan ditambahkan kepadamu.

Apakah kita percaya itu? Allah tidak pelit. Kadang-kadang dewan- dewan gereja pelit. Organisasi-organisasi Misi bisa pelit. Namun Allah tidak pelit. Jika organisasi-organisasi yang kita layani melempar kita keluar atau memberhentikan kita, serahkan saja hidup kita kedalam tangan Allah yang hidup. Ia akan mengurus kita lebih baik daripada organisasi-organisasi agamawi.

Selanjutnya, kita mempersiapkan jalan dengan mendemonstrasikan Kerajaan. Ketika Yesus mengutus keluar rasul-rasul pertama, Ia berkata, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Matius 10:7-8), Satan membenci pelayanan-pelayanan ini karena itu demonstrasi publik bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.

Camkan di pikiran bahwa Satan juga memiliki kerajaan.
“Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.

Demikianlah juga kalau Satan (Iblis) mengusir Satan, ia pun terbagi- bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?

Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Matius 12:25-26, 28).

Kerajaan Satan tidak bisa dihancurkan dan Kerajaan Allah tidak bisa didirikan di bumi sampai Gereja sudah memenuhi tugasnya. Itu sebabnya Satan, yang ambisi tertingginya mempertahankan kerajaannya, melakukan segalanya ia bisa membohongi dan membutakan Gereja. Ia melakukan ini untuk menahannya dari tanggungjawab-tanggungjawab besarnya, karena begitu Gereja memenuhi tanggungjawab-tanggungjawabnya, Satan tahu kerajaannya akan berakhir.

Satan tidak terlalu terganggu oleh jiwa-jiwa individual yang diselamatkan. Ia bahkan tidak terganggu oleh gereja-gereja yang dibangun. Ia pasti tidak suka, namun tidak akan merugikan kerajaannya. Ada dua hal yang merugikan kerajaan Satan – dan itu bagian dari misi Mempelai.

Dua ayat berikut mengatakan pada kita apa yang harus terjadi sebelum akhir dunia – dan akhir dari kerajaan Satan – bisa terjadi:
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Matius 24:14).

“Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa- bangsa lain telah masuk.
Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub” (Roma 11:25-26).

Dalam program Allah, Yesus tidak bisa datang dan mendirikan Kerajaan-Nya sampai, pertama, Gereja sudah memberitakan Injil Kerajaan ke seluruh dunia, dan kedua, jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk dan Israel sudah di rekonsiliasi dengan Allah mereka melalui Mesias. Itu dua hal yang Satan tentang dengan semua kuasa, kebencian dan kelicikannya. Sebagian besar aktifitas-aktifitas agamawi kita tidak menyusahkannya sedikitpun. Ia sepenuhnya puas. Kerajaannya bisa berdampingan dengan sebagian besar gereja Kristen. Namun dua hal ini ia takut dan perangi – Injil Kerajaan di proklamirkan di seluruh dunia kepada bangsa-bangsa, dan rekonsiliasi Israel dengan Allah melalui Mesias.

Jika kita hidup di Timur Tengah kita hidup dalam bara, karena itu dimana perwujudan akhir zaman akan tiba. Semua kekuatan jahat berhimpun dalam teritori kecil di sudut timur Mediterania, karena Satan tahu selama ia bisa menahan genggamannya atas Israel, kerajaannya aman.

Semua dari kita – secara individu dan secara korporat – perlu mengambil mandat yang diberikan pada Mempelai secara serius. Sementara kita menemukan panggilan Allah untuk hidup kita, secara individu dan secara korporat, dan hidup untuk memenuhinya, kita mempersiapkan jalan untuk Kerajaan Allah di bumi. Kita akan mengambil bagian dalam memenuhi doa yang Yesus ajar kita – “Datanglah Kerajaan-Mu” – untuk mengantar masuk Raja! Kembalinya Yesus Kristus.

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO



Leave a Reply