Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Malaikat-Malaikat Berperang – Bagian 7




eBahana.com – Pesan dan pelayanan Yesus membelah semua yang mendengar kedalam satu dari dua katagori: mereka yang percaya dan taat atau mereka yang menolak dan memberontak. Perpecahan ini antara ketaatan dan pemberontakkan membelah bukan hanya manusia namun juga malaikat-malaikat kedalam dua katagori: mereka yang berserah pada Ketuhanan Yesus dan mereka yang menolak-Nya dan memberontak.

Alkitab memberi berbagai contoh malaikat-malaikat yang taat pada Allah dan berperang dengan malaikat-malaikat dalam pemberontakkan melawan Allah. Dalam peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam kitab Daniel, malaikat-malaikat memainkan peran menentukan. Satu porsi lain dari Kitab Suci yang memberi pentingannya malaikat-malaikat adalah kitab Wahyu. Untuk mengerti pesan dari dua kitab ini, penting mengapresiasi bagian yang dimainkan oleh malaikat-malaikat dalam peperangan spiritual.

Malaikat-malaikat tertentu memiliki bidang-bidang tanggungjawab spesifik yang diberikan pada mereka. Ini benar untuk dua-duanya baik malaikat-malaikat Allah maupun malaikat-malaikat Satan. Sebagai contoh, Mikhael digambarkan pada Daniel sebagai “pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu.”(Daniel 12:1).

Bangsa Daniel, tentunya, bangsa Israel. Tanggungjawab Mikhael atas Israel berlanjut bahkan setelah mereka diasingkan dari tanah mereka dan berlanjut sampai hari ini.

Kapanpun Kitab Suci fokus pada pelayanan malaikat agung Mikhael, kita bisa simpulkan bahwa Israel panggung tengah dalam peristiwa-peristiwa sejarah di bumi.

Kita juga mencatat bahwa Satan memiliki malaikat-malaikat yang ia sudah beri bidang-bidang tanggungjawab tertentu. Kita mengingat Daniel 10:13 mengacu pada “Pemimpin kerajaan orang Persia” yang adalah malaikat satanik yang ditugaskan oleh Satan untuk melaksanakan tujuan-tujuannya dalam imperium Persia.

Kadang-kadang, ini membawa malaikat-malaikat Allah dan Satan kedalam konflik langsung satu sama lain. Dalam konteks ini, satu ekspresi karakteristik yang di aplikasikan pada malaikat-malaikat adalah “bertahan atau mempertahankan.” Sebagai contoh, dalam Daniel 11:1 malaikat mengkomunikasikan pada Daniel: “seperti dahulu aku juga [kata malaikat] mendampinginya [bertahan atau mempertahankan] untuk menguatkan dan menyokongnya, yakni pada tahun pertama pemerintahan Darius, orang Media itu.”

Juga di pasal berikutnya kita membaca: “Pada waktu itu juga akan [mempertahankan] Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu….Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput” (12:1).

Kita mungkin menterjemahkan frasa [bertahan atau mempertahankan] sebagai alternatif [menyatakan kedudukannya].

Dalam situasi-situasi malaikat-malaikat Allah menyatakan kedudukannya, mereka menegaskan otoritas yang Allah sudah komitkan pada mereka atas teritori tertentu.

Konflik-konflik malaikat-malaikat ini bukan pertempuran- pertempuran kecil. Konflik antara Gabriel dan malaikat-malaikat yang melawannya berakhir 21 hari. Senjata apa yang mereka gunakan? Kita tidak bisa menemukan gambaran detail dalam Kitab Suci, namun malaikat-malaikat Allah melakukan sedikitnya tiga hal: Mereka membuat proklamasi. Mereka menaikan pujian. Mereka menyembah.

Tak usah diragukan lagi umat Allah, dan malaikat-malaikat-Nya terpanggil untuk menggunakan tiga tipe peperangan ini.

Membuat “proklamasi” adalah bentuk peperangan spiritual yang, sayangnya, sangat sedikit dimengerti oleh sebagian besar lingkungan-lingkungan Kristen hari ini. Efek-efeknya adalah untuk melepas otoritas Firman Allah kedalam situasi. Mungkin situasi dalam hidup pribadi kita, atau mungkin situasi politik. Apapun situasinya mungkin, tidak ada cara yang lebih efektif untuk melepas kuasa Allah daripada membuat proklamasi yang tepat.

Proklamasi pada gilirannya harus di ikuti dengan “pujian.” Jika kita benar-benar percaya hal-hal yang kita sudah proklamasikan, maka respons logikal kita mempersembahkan pujian tanpa perlu menunggu melihat penggenapannya.

Pujian pada gilirannya memimpin secara alamiah kedalam “penyembahan,” dimana kita tidak sadar lagi problem-problem yang kita sudah hadapi namun sederhananya telah diambil alih oleh Allah Sendiri. Penyembahan yang benar tidak memiliki sasaran lebih dari Allah, Ia Sendiri cukup untuk semuanya.

Peperangan dengan proklamasi, mungkin yang paling tidak dimengerti dari tiga tipe peperangan, di ilustrasikan dengan baik dengan cara Yosua memimpin Israel kedalam warisan mereka di Kanaan. Benteng satanik pertama yang bertahan melawan mereka adalah kota Yerikho. Untuk melakukan penyerangan langsung keatas tembok-tembok yang bertahan kuat itu akan mengorbankan banyak korban. Namun Allah menunjukkan Yosua strategi berbeda: “persatuan proklamasi umat Allah.” Ini senjata yang meruntuhkan tembok-tembok Yerikho tanpa satu korban pada Israel.

Jika kita menggambarkan malaikat-malaikat Allah membuat proklamasi, kita mungkin bertanya, Jenis proklamasi apa yang mereka buat? Esensi dari semua proklamasi efektif adalah mengutip Firman Allah sendiri daripada-Nya.

Satu dari isu-isu paling dipertengkarkan pada saat ini adalah hak pada tanah Israel.

Proklamasi yang tepat bagi malaikat Gabriel, karenanya, sehubungan dengan ini mengambil dari kata-kata Musa dalam Keluaran 32:13:
“Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan ‘seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya’.”

Sebagai alternatif, Gabriel bisa mengingatkan Tuhan janji-janji-Nya sendiri yang dibuat kepada Yerusalem: “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal” (Yehezkiel 16:60).

Ia bisa mendeklarasi bahwa janji membangun Yerusalem berhubungan erat dengan kedatangan Yesus: “bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya” (Mazmur 102:17).

Atau ia bisa menyatakan bahwa Allah juga sudah menjanjikan masa depan kekal bagi Yerusalem: “Tetapi Yehuda tetap didiami untuk selama-lamanya dan Yerusalem turun-temurun” (Yoel 3:20).

Ini contoh-contoh positif, proklamasi-proklamasi alkitabiah. Namun proklamasi adalah pedang bermata dua. Bisa digunakan untuk atau melawan Allah. Satan mengerti baik kuasa proklamasi, dan ia melihat bahwa umat manusia dibombardir dan diserang dari sumber-sumber dibawah kendali Satan.

Wilayah dunia yang secara reguler dibombardir dengan proklamasi ini adalah Timur Tengah. Ini menjelaskan kenapa ada kuasa besar antikristus diseluruh wilayah ini.

Resisteni umat manusia disini begitu kuat terhadap klaim-klaim Yesus. Bukti menarik kuasa proklamasi kejahatan dibawah kendali Satan.

Didalam mulut hamba-hamba Allah, meski demikian, membuat positif proklamasi adalah satu dari senjata terkuat Allah yang sudah diberikan pada umat-Nya. Roh Kudus Sendiri yang memberi kita keberanian untuk membuat proklamasi.

‘Roh Tuhan Allah ada padaku’, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan ‘pembebasan’ kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

Untuk ‘memberitakan’ tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita” (Yesaya 61:1-2).

Sebagai hamba-hamba Allah, kita memiliki banyak untuk dipelajari mengenai kuasa proklamasi, pujian dan penyembahan. Kita sering begitu lambat memuliakan-Nya…. kemuliaan yang menjadi milik- Nya. Kita menanti-nantikan hari dimana semua mereka yang sudah diberkati oleh Allah akan merespons dengan memberi-Nya kemuliaan milik-Nya. Dari setiap benua dan pulau lagu-lagu pujian dan ucapan syukur riang gembira akan naik ke surga. Kita tidak bisa menghitung seluruh dampak proklamasi-proklamasi itu. Begitu bumi di jamah oleh kemuliaan Allah dengan cara ini, tidak akan sama lagi.

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO



Leave a Reply