Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Makhluk-Makhluk Malaikat – Bagian 6




eBahana.com – Kitab Suci mengandung banyak referensi tentang malaikat. Karenanya, mengherankan, subjek ini sering diabaikan oleh pengkhotbah-pengkhotbah. Sementara malaikat memainkan peran sangat signifikan dalam mengungkapkan tujuan-tujuan Allah.

Dalam Mazmur 104, Daud mendefinisi kodrat malaikat: mereka adalah “roh-roh.” Dalam Alkitab New King James Version dikatakan: God “makes His angels spirits” (ayat 4).

Sekarang kita tahu manusia juga memiliki roh didalamnya. Dalam 1 Tesalonika 5:23, Paulus berdoa untuk orang-orang Kristen: “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu ‘seluruhnya’ dan semoga ‘roh, jiwa dan tubuhmu’ terpelihara sempurna dengan tak bercacat” (1 Tesalonika 5:23). Seluruh kepribadian kita terdiri dari tiga elemen: roh, jiwa dan tubuh. Kitab Suci mengungkapkan makhluk-makhluk roh adalah abadi. Roh dalam diri kita tidak akan pernah berakhir.

Manusia dan malaikat-malaikat dihadapkan pada kesadaran ini: “mereka tidak akan berakhir.” Mereka yang menolak belas kasih Allah di takdirkan untuk menghabiskan kekekalan dalam lautan api yang tidak ada akhir dan tidak bisa keluar.

Allah Sendiri sering menampakkan diri pada manusia sebagai “Malaikat” (catat huruf besar M). Sebagai contoh, Malaikat ilahi ini menampakkan diri pada Hagar, selir Abraham, ketika ia melarikan diri dari Sara: “Malaikat TUHAN berkata padanya [Hagar],

‘Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya'” (Kejadian 16:9).

Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya” (ayat 10).

Kemudian, Malaikat berkata lagi: “Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar” (Kejadian 21:18).

Hanya Allah Sendiri, dalam pribadi Malaikat, bisa membuat janji- janji seperti ini: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya,” dan “Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.”

Malaikat ini juga menampakkan pada Musa:
“Lalu Malaikat TUHAN menampakan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri” (Keluaran 3:2).

Dua ayat kemudian, Malaikat yang sama secara spesifik disebut “Allah”: “berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu” (ayat 4).

Contoh lain, penampakkan Malaikat pada Gideon:
“Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.

Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Dimanakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami…..” (Hakim-Hakim 6:12-13).

Selanjutnya, Malaikat ini disebut “TUHAN,” seperti kita sudah lihat dalam bahasa Inggris, nama sakral empat huruf Ibrani diterjemahkan sebagai “Jehovah” atau “Yahweh.” “Lalu berpalinglah [TUHAN kepadanya] dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian.

Bukankah Aku mengutus engkau!” (ayat 14).
Frasa “berpalinglah TUHAN kepadanya” mengindikasi ada pertemuan langsung muka dengan muka antara Yahweh dan Gideon. Mereka berbicara sebagai pribadi dengan pribadi.

Kemudian (lihat Hakim-Hakim 13:3-23) Malaikat yang sama menampakkan diri kepada ayah dan ibu Simson: “sehingga Malaikat Allah datang pula kepada perempuan itu” (ayat 9), dan dalam ayat selanjutnya: “perempuan itu…memberitahukan kepada suaminya, ‘Orang yang datang kepadaku….menampakkan diri pula kepadaku'” (ayat 10).

Dalam ayat 22, Manoah, ayah Simson, berkata: “Kita pasti mati, sebab kita telah melihat Allah!”

Jadi, Pribadi yang menampakkan diri pada ayah dan ibu Simson adalah “Manusia,” seorang Malaikat (pengabar dari Allah) dan juga Allah Sendiri.

Siapa Pribadi misterius ini? Ia Pribadi sama yang kemudian dimanifestasikan dalam sejarah sebagai Yesus dari Nazaret. Yesus mengombinasi dalam diri-Nya Sendiri seluruh tiga kodrat: Allah, seorang Malaikat (pengabar) dan Manusia.

Sedikitnya dua penampakkan Malaikat ilahi lain ini dicatat dalam sejarah Israel. Bilangan 22 mencatat bagaimana Balak, raja Moab, mengutus tukang tenung, Bileam, untuk mengutuk Israel. Namun sementara Bileam dalam perjalanan untuk melakukannya, “TUHAN membuka mata Bileam, dan ia melihat Malaikat TUHAN berdiri di jalan dengan pedang-Nya terhunus di tangan-Nya; dan ia menundukkan kepalanya dan sujud (ayat 31). Dengan respons ini Bileam mengakui bahwa ia dalam hadirat Allah.

Setelah konfrontasi ini, Malaikat itu melepas Bileam melanjutkan perjalanannya, namun memperingatkannya dengan keras: “tetapi hanyalah perkataan yang akan Kukatakan kepadamu harus kaukatakan” (ayat 35).

Hasilnya Bileam menyampaikan tiga nubuat mulia berturut-turut yang mengungkapkan tujuan Allah untuk umat- Nya Israel.
Setelah itu dalam sejarah Israel, kerajaan Yehuda di selatan di serang oleh Asyur dan kota Yerusalem dikepung. Dalam menjawab doa raja Hizkia, “Malaikat TUHAN membunuh seratus delapan puluh lima ribu tentara Asyur di kemah mereka; dan ketika orang-orang bangun subuh, ada mayat-mayat disana – semua mati (2 Raja-Raja 19:35). Itu demonstrasi kuasa Allah yang bekerja melalui Malaikat TUHAN.

Berbagai nas Kitab Suci juga menggambarkan malaikat-malaikat yang tidak ilahi namun makhluk ciptaan.

Makhluk-makhluk surgawi ini adalah roh-roh, namun mereka diperlengkapi dengan tubuh yang memampukan mereka melaksanakan berbagai fungsi mereka. Dalam banyak kasus, tubuh mereka direpresentasikan sebagai memiliki sayap. Malaikat- malaikat dengan fungsi-fungsi berbeda dibedakan dengan jumlah sayap mereka.

Dalam Bait Salomo, sebagai contoh, kerub direpresentasikan dengan memiliki dua sayap. Bentuk kata jamak “kerub” dalam Ibrani adalah “kerubim.” “Sebab kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungnya dari atas” (1 Raja- Raja 8:7).

Menarik bahwa “kerub” adalah kata modern Ibrani untuk “kubis.” Apa asosiasinya?

Kemungkinan karena cara sayap-sayap kerub menempel pada tubuhnya mirip daun kubis tumbuh dari batang tangkainya.
Ini detail lebih jauh mengenai kerub di Ruang Maha Kudus dalam Bait:

“Sayap kerub-kerub itu seluruhnya dua puluh hasta panjangnya; sayap yang sebelah kerub yang satu lima hasta panjangnya dan menyentuh dinding ruang, sedang sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan menyentuh sayap kerub yang lain.
Begitu pula sayap kerub yang lain itu lima hasta panjangnya dan menyentuh dinding ruang, sedang sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan bersentuhan dengan sayap kerub yang pertama. Jadi sayap kedua kerub itu membentang sepanjang dua puluh hasta, sedang kedua kerub itu berdiri di atas kakinya dan menghadap ruang besar” (2 Tawarikh 3:11-13).

Kerub-kerub ini figur-figur yang mengagumkan. Lima hasta adalah 2.286 meter. Jadi total rentang sayap setiap kerub adalah 4.572 meter.

Yehezkiel 1:5-11 memberi deskripsi detail kerub-kerub yang memiliki empat sayap yang disebut “makhluk-makhluk hidup”:
“Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap.

Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.
Pada keempat sisi mereka di bagian sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini: mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan.
Muka mereka kelihatan begini: keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.
Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka.”

Jenis makhluk malaikat yang lain disebut “serafim” digambarkan dalam Yesaya 6. Serafim berhubungan langsung dengan kata Ibrani “api.” Ini makhluk berapi yang membakar yang menjaga jalan untuk menghampiri Tuhan semesta alam. Siapa pun yang menginginkan akses pada-Nya harus melewati api.
Setiap serafim memiliki enam sayap: “Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang- layang” (ayat 2).
Menutupi muka dan menutupi kaki adalah sikap menyembah. Dua sayap lainnya digunakan untuk terbang, melayani. Di surga ada penekanan dua kali lebih banyak pada penyembahan daripada melayani. Tidakkah proporsi ini harus sama di bumi?
“Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (ayat 3).
Tiga kali ucapan kudus oleh para serafim adalah respons mereka pada pewahyuan dari satu Allah dalam tiga Pribadi.
Kita akan melihat beberapa nas dalam Kitab Suci yang mengacu pada malaikat-malaikat yang terlibat dalam perang. Tidak ada yang berbicara mengenai malaikat-malaikat terbunuh. Berbicara mengenai “malaikat yang mati” suatu kontradiksi.
Dalam 1 Korintus 15:50, Paulus berbicara mengenai katagori makhluk-makhluk yang memiliki “daging dan darah.” Penggunaan frasa ini menjelaskan ia mengkontras tipe makhluk ini dengan

mereka yang memiliki daging tapi tanpa darah. Makhluk pertama yang memiliki darah dan daging adalah Adam. Tujuan akhirnya adalah Yesus, sebagai “Adam terakhir,” yang akan menawarkan darah-Nya sebagai korban untuk dosa seluruh umat Adam.
Tujuan apa yang malaikat layani? Malaikat bukan hanya roh melainkan roh yang “melayani,” yang diutus oleh Allah untuk melayani umat-Nya dan tujuan-Nya: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” (Ibrani 1:14).
Seperti sudah dinyatakan, kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk “malaikat” adalah “angelos,” yang berarti “pengabar.” Kata Ibrani yang digunakan dalam Perjanjian Lama untuk “malaikat” adalah “malach,” yang berarti “pembantu.” Malaikat karenanya adalah “pembantu pekabar” yang diutus dengan tugas khusus. Berikut beberapa dari mereka.
Satu fungsi penting yang ditugaskan pada malaikat-malaikat kadang kala untuk membawa pewahyuan-pewahyuan yang dicatat menjadi Kitab Suci. Sebagai contoh, pesan-pesan enam pasal pertama nabi Zakharia dibawa kepadanya oleh malaikat-malaikat. Berbagai bagian kitab Daniel diberikan oleh malaikat-malaikat.
Namun yang paling signifikan dari semua adalah kitab Wahyu, yang adalah kulminasi (puncak) semua Kitab Suci: “Lalu Ia berkata kepadaku: “Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, ‘telah mengutus malaikat-Nya’ untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi” (Wahyu 22:6). Ini mengindikasi seluruh isi kitab Wahyu dikomunikasikan kepada Yohanes oleh seorang malaikat.

Lebih jauh dalam pasal yang sama ini Yesus Sendiri dengan jelas menyatakan: “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat- jemaat” (ayat 16).
Alkitab juga mengandung contoh-contoh malaikat-malaikat yang diutus dari Allah dengan berbagai pesan untuk individu-individu. Sebagai contoh, Zakharia, ketika melayani sebagai imam di Bait, menerima pesan dari seorang malaikat yang menubuatkan kelahiran Yohanes Pembaptis (lihat Lukas 1:11-25). Kemudian malaikat agung Gabriel menampakkan diri kepada dara Maria dan mengumumkan bahwa ia mengandung seorang Anak laki-laki, yang akan disebut Yesus (Juru Selamat) lihat Lukas 1:26-38.
Pada klimaks pelayanan Yesus, sementara Ia berdoa di Taman Getsemani, seorang malaikat menampakkan diri kepada-Nya menguatkan-Nya untuk siksaan yang terbentang didepan: “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya” (Lukas 22:43).
Dalam Lukas 16:19-31, Yesus menggambarkan kematian pengemis bernama Lazarus dan mengangkat selubung peristiwa-peristiwa berikutnya: “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham” (ayat 22).
Kita terpikat dengan fakta sekelompok malaikat-malaikat membawa Lazarus. Sudah pasti satu malaikat bisa membawa seorang kurus kering itu ke hadirat Allah. Namun Allah menghormatinya dengan pengawalan. Nilai-nilai-Nya begitu berbeda dari kita. “Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama

dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan” (1 Samuel 2:8).
Dilain pihak, Yesus memperingatkan kita:
“Kamu membenarkan diri dihadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikatakan manusia, dibenci oleh Allah” (Lukas 16:15).
Pelayanan lain malaikat-malaikat adalah menyelamatkan hamba- hamba Allah dari situasi-situasi bahaya. Ada banyak contoh dalam Kitab Suci. Daniel 3:19-25 mencatat bagaimana Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah allah Nebukadnezar dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala, yang berarti kematian. Namun makhluk tanpa nama keempat – dengan kehadirannya – menyelamatkan mereka dari semua yang membahayakan dan mereka keluar untuk memuliakan Allah. Tidak diragukan, orang keempat itu adalah makhluk malaikat.
Kemudian Daniel menolak membelot dari komitmennya untuk berdoa kepada Allah Israel untuk kota Yerusalem dan, akibatnya, ia dilempar kedalam sarang singa (lihat Daniel 6:10-23). Paginya, Daniel meyakinkan raja: “Allahku telah mengutus malaikat-malaikat- Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku” (ayat 23).
Perjanjian Baru mencatat intervensi serupa oleh malaikat-malaikat untuk umat Allah ketika dipenjara. Kisah Para Rasul 5:17-28 menceritakan bagaimana rasul-rasul di penjara karena memberitakan Injil. Namun seorang malaikat dari Tuhan secara supernatural membuka pintu-pintu penjara, membiarkan mereka keluar dan menutup pintu di belakang mereka. Lalu ia

menginstruksikan rasul-rasul untuk pergi mengajarkan orang-orang di Bait.
Lebih lanjut, Kisah Para Rasul 12:4-19 menceritakan bagaimana Petrus dipenjara menunggu hukuman mati. Namun seorang malaikat dari Tuhan membangkitkannya dari tidur, melepaskan belenggu dan membawanya keluar dari penjara. Di titik ini Petrus menyadari bahwa itu bukan mimpi dan ia berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat- Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi” (ayat 11).
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serupa menjamin kita bahwa Allah akan, kadang kala, mengintervensi melalui malaikat-malaikat mewakili hamba-hamba-Nya dalam situasi-situasi bahaya dan membebaskan mereka.
Pelayanan lain yang penting dari malaikat-malaikat adalah mengintervensi dalam bidang politik apakah dengan mengangkat pemimpin-pemimpin atau dengan menyingkirkan mereka – sesuai pengarahan Allah. Malaikat-malaikat bisa melepas kuasa supernatural mereka untuk mendukung pemimpin-pemimpin yang memiliki komitmen pada kehendak Allah, meskipun pemipin- pemimpin ini sebenarnya tidak melayani-Nya.
Contoh terkenal dicatat dalam naiknya Darius dari Media ke tampuk kekuasaan seperti digambarkan dalam Daniel 11:1: “Seperti dahulu aku juga mendampinginya untuk menguatkan dan menyokongnya, yakni pada tahun pertama pemerintahan Darius, orang Media itu.”

Darius raja Persia yang mengikuti Koresh Agung dan mengembangkan imperium Persia ke berbagai arah. Ia menolong mengimplementasi dekrit pendahulunya, Koresh Agung, yang sudah membuka jalan bagi bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah air mereka dan ke kota Yerusalem.
Kembalinya bangsa Yahudi ke Yerusalem bagian integral dan penting dari kerja historikal tujuan-tujuan Allah. Untuk menghasilkan ini, Allah melepas kekuatan-kekuatan malaikat di surgawi.
Meski demikian, efek intervensi malaikat dalam proses sejarah bisa negatif ketimbang positif bagi mereka yang terlibat. Sebagai contoh, dalam Kisah Para Rasul 12:20-23 Raja Herodes membuat pidato yang arogan kepada rakyat Tirus dan Sidon dimana ia menerima kehormatan sebagai tuhan. Reaksi Allah langsung: “Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah” (ayat 23). Ada kontras antara hormat yang Herodes terima dan cara ia mati.

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO



Leave a Reply