Lagi, Sambat Pekerjaan Semasa Pandemi

Tak mengapa jika merasa sedih dan kecewa. Namun, jangan sampai hilang harapan. Badai pasti berlalu. Kita pasti kuat. Tuhan pasti menolong. Kami peduli!

Yogyakarta, eBahana.com – Pandemi corona berdampak parah pada perekonomian Indonesia. Banyak perusahaan tak bisa bertahan akibat dampak kebijakan untuk memutus mata rantai penularan. Kebijakan tersebut seperti larangan berkumpul, harus jaga jarak dan bahkan beberapa kantor harus tutup untuk menghentikan penularan.

Sampai Senin (30/08), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 82,85 persen tenaga kerja mengalami perubahan pendapatan atau penurunan akibat pandemi Covid-19. Data tersebut diperoleh berdasarkan survei online dilakukan BPS kepada 87.000 tenaga kerja. Sementara sebanyak 15 persen tenaga kerja dari jumlah sampel tersebut tidak mengalami perubahan pendapatan atau tetap. Kemudian sisanya sekitar 2,55 persen justru mengalami peningkatan. Bahkan delapan dari sepuluh perusahaan dengan UMK paling mengalami penurunan pendapatan.

Kemudian survei Jobstreet Indonesia, mencatat sebanyak 54 persen pekerja di Indonesia mengalami dampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 35 persen diberhentikan secara permanen, dan 19 persen sisanya dirumahkan sementara. Adapun pekerja yang paling terkena dampaknya dalam hal pemberhentian kerja permanen atau sementara yakni di sektor hospitality atau catering yang mencapai 85 persen. Kemudian diikuti oleh pariwisata dan travel yakni 82 persen.

Meski demikian, tak semua sektor usaha terdampak corona. Masih ada beberapa sektor usaha yang masih butuh tenaga kerja atau karyawan di tengah pandemi. Dalam situasi sulit ini, mencari pekerjaan menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana mencari kerja di tengah pandemi Covid-19? Tetap saja ketakutan akan masa depan membayangi setiap hari.

Bagaimana menjaga api dan daya lenting hidup ketika berulangkali gagal mencari pekerjaan?

Dunia memang sedang tak baik-baik saja. Wajar jika takut, sedih, marah, kecewa, atau khawatir. Namun, tak ada yang bisa diperbuat, selain berlutut di hadapan Tuhan, meminta pertolongan. Seraya berupaya sebaik mungkin untuk tetap menyalakan harapan. Percaya, badai pasti berlalu. Kita pasti kuat. Tuhan pasti menolong.