

Jakarta, eBahana
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjelaskan mengapa Indonesia memerlukan waktu lama untuk mendeteksi virus Corona Covid-19 dibandingkan dengan negara lain.
Pendeteksian virus corona membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari. Padahal beberapa negara lain mengklaim mereka bisa mendeteksi virus lebih cepat. Singapura menyebut bisa deteksi virus itu dalam 2 jam, China mengklaim terdeteksi dalam lima jam.
Deteksi virus corona tidak bisa secara instan dilakukan. Ada langkah panjang diperlukan untuk mendeteksi sebuah molekuler di dalam laboratorium, misalnya diperlukan kapasitas laboratorium yang memadai hingga SDM yang terlatih.
Sebelumnya sempat diberitakan kalau China tengah mengembangkan alat yang bisa mendeteksi virus corona secara instan. Disebutkan kalau alat tersebut bisa mendeteksi virus tersebut dalam 8-15 menit saja. Saat ini mesin tersebut tengah dalam proses produksi massal yang bisa digunakan oleh 4.000 orang dalam sehari.
Khusus untuk virus corona, jenis spesimen yang digunakan adalah usapan orofaring atau nasofaring sebagaimana rekomendasi WHO dan US-CDC. Serum juga bisa digunakan untuk deteksi virus jika tersedia.
Spesimen harus disimpan di dalam Viral Transport Medium (VTM) agar tetap hidup. Selain tidak tahan panas, spesimen tidak akan mati beberapa jam atau beberapa hari setelah diambil dari pasien.
LBM Eijkman memiliki unit penelitian Emerging Virus yang berfokus pada virus emerging dan endemik yang bersirkulasi di Indonesia. Unit yang berdiri sejak 2012 itu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam mendiagnosis virus penyebab penyakit, seperti demam akut, infeksi susunan saraf pusat, kelainan bawaan, hingga spesimen tersimpan.
Sumber: http://www.cnnindonesia.com