Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

GBI Kerajaan Allah Brussels: Membangun Kembali Puing-puing yang Telah Runtuh di Belgia




Written by Ludovicus Mardiyono

Brussels, 8 Agustus – Belgia dikenal dengan bangsa seribu gereja, dalam satu wilayah kecil (kelurahan) bisa dijumpai beberapa gereja. Bukan gereja kecil, melainkan gereja yang besar dan megah. Ini bukti bahwa di waktu lalu hingga 1970an, warga Belgia, tua dan muda, pria dan wanita, mereka adalah warga yang berdoa dan aktif di gereja.

Pertama kali saya menginjakkan kaki di Belgia tahun 2000, saya masuk ke salah satu gereja Katolik di daerah Hasselt, di sana masih saya jumpai sekitar setengah dari tempat duduk di dalam gereja terisi dengan orang-orang yang sudah tua, saya lihat ada sekitar 5 orang usia remaja dan 2 anak muda misdinar.

Saya kembali lagi tahun 2006, dan masuk ke gereja yang sama, saya hanya melihat dua deret kursi paling belakang yang terisi oleh orang-orang tua, tidak ada anak muda. Saya bertanya kepada kepada teman saya, “Kemana mereka?” Lalu teman saya itu membawa ke suatu ruang dan memperlihatkan ke saya papan cukup besar dimana foto-foto jemaat yang sudah meninggal di pajang di situ. Orang-orang yang dulu saya lihat tahun 2000, sebagian sudah meninggal dan tinggal foto yang terpajang.

Kekristenan di Belgia mengalami kemunduran besar. Tahun 2013, Tuhan membawa saya dan keluarga masuk ke Belgia melalui pekerjaan saya. Sejak awal,  saya dan istri mendengar suara Tuhan bahwa masuk ke Belgia bukan hanya untuk bekerja di sebuah organisasi sosial, tetapi terlebih untuk bekerja membangun kembali puing-puing kekristenan yang telah runtuh.

Kami mengawali dengan berdoa keliling di tempat kami tinggal, di daerah Schaerbeek, daerah yang terkenal dengan kaum kedar, dimana banyak berdiri pusat peradaban Islam dari Turki. Schaerbeek juga dikenal dengan daerah merah (pelacuran dan perdagangan obat-obatan terlarang), bahkan warga lokal pun enggan untuk tinggal di daerah Schaerbeek.

 

Persekutuan Rumah

Merespon panggilan Tuhan, kami membuka rumah kami untuk berdoa setiap hari Minggu. Di waktu awal kadang ada satu, kadang ada dua orang, sering tidak ada yang datang. Kursi tetap kami buka, music tetap kami mainkan, saya dan istri dan anak-anak terus berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Pada waktu Firman disampaikan, anak-anak yang mendengar, kadang kalau anak-anak kelelahan, kami pasang boneka-boneka untuk duduk dan mendengar Firman yang saya sampaikan.

Kami mengalami namanya berdoa dan sharing firman sambil bertanya kepada Tuhan, benarkah Tuhan ingin ada gereja Indonesia di Belgia? Kalau benar mengapa tidak ada yang datang? Kalau tidak benar, mengapa Engkau perintahkan kami untuk tetap di Bangsa ini?

Kami tidak menyerah, kami tetap buka ibadah setiap hari Minggu, karena kami percaya Belgia harus dan pasti kembali dilawat Tuhan. Puji Tuhan, dalam satu ibadah, Tuhan pakai seorang yang setia hadir, hanya satu orang itu untuk mengatakan, “Pak Lud, Bu Rita, jangan kuatir, Tuhan akan mengirimkan pasukan-pasukan untuk menyertai kalian di bangsa ini.”

Kami dikuatkan dan kami melihat dengan mata iman, walaupun mata kepala hanya melihat dua, tiga jiwa, tetapi dengan iman, kami melihat satu bangsa diselamatkan. Tuhan berikan mimpi demi mimpi yang menguatkan.Tuhan mulai tepati janjinya, tahun 2017, pada waktu kami tidak punya rumah, Tuhan berikan pinjaman rumah, Tuhan juga berikan tempat ibadah, gereja Katolik di kota Brussels, mereka mengijinkan kami beribadah disitu setiap hari Minggu hingga hari ini.

Bukan itu saja, Tuhan juga membawa kami melangkah jauh hingga gereja kami diakui sebagai gereja Indonesia pertama yang diakui oleh Sinode Federal, artinya berdiri sebagai gereja yang sah di Belgia dengan nama Gereja Bethel Indonesia Kerajaan Allah – Brussels.

Perintisan gereja di Belgia tidak seperti di Indonesia, tantangan perintisan memang besar, tapi kami terus percaya kuasa Tuhan jauh lebih besar dari semua tantangan yang ada. Kami harapkan dukungan dan doa dari saudara-saudari seiman di Indonesia agar terjadi lawatan besar atas Belgia dan juga Eropa. Ini waktunya bagi Indonesia untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Lud

 



Leave a Reply