Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Berpulangnya Sang Pendeta yang Dikenal Viral Ngotot Nyoblos Meski Sakit




Jakarta, eBahana.com – Tahun 2019 menjadi akhir dari perjuangan pelayanan Pendeta Bigman Fredore Leonard Sirait. Pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia (GRI) Jakarta ini meninggal pada usianya yang ke-57 di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading pada Sabtu (29/06/2019) pukul 20.44 WIB.

Hamba Tuhan yang lebih dikenal dengan Pendeta Bigman Sirait ini menjadi perhatian publik ketika berkeras hati ikut pencoblosan pada Minggu (14/4/2019) lalu, padahal sedang dalam perawatan medis di RS Mounth Elizabeth Novena, Singapura. Dalam kondisi terbaring lemah setelah menjalani operasi jantung, Pendeta Bigman menolak menyerah ketika mendapat kabar surat suara tidak mungkin diantar ke ruang tempat dia sedang dirawat.

Pendeta Bigman meminta dokter untuk kembali mencoba menghubungi KBRI di Singapura. Ia bersikeras ingin mencoblos untuk menunaikan hak politiknya sebagai permintaan terakhirnya. Namun dokter yang merawat pun tidak begitu saja membiarkan Pendeta Bigman bergerak menuju KBRI. Akhirnya setelah perjuangan yang alot, pihak rumah sakit mengizinkannya untuk diantar dengan ambulans yang difasilitasi tube untuk mencoblos calon pilihannya.

Keselamatannya saat harus diangkut dari rumah sakit menuju KBRI Singapura dengan ambulans justru tidak membuat Pendeta Bigman khawatir. Bahkan dia tidak sekalipun cemas kalau dalam perjalanan mencoblos tersebut dipanggil Tuhan. Prinsipnya dalam menggunakan hak pilih di Pemilu 2019, kalau masih bisa bekerja, mari jangan tidak bekerja. Pendeta Bigman malah memuji KBRI Singapura serta PPLN Singapura yang telah memfasilitasinya menggunakan hak pilih.

Salah satu tujuan Pendeta Bigman tetap mencoblos walau harus diantar oleh ambulan adalah untuk memberi semangat  kepada seluruh WNI untuk tidak golput. Berpolitik berarti berjuang. “Mencoblos itu keharusan. Jangan kita pernah tidak mau tahu urusan negara ini. Jika saya tidak mencoblos, saya sama saja dengan seorang pengecut. Cukup SATU PAKU saja, bagi saya menang kalah itu urusan kedua,” tegas pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara itu, dilansir dari jateng.tribunnews.com.

Rela Lepas Bisnis dan Full Time dengan Tuhan

Pendeta Bigman Sirait lahir di Pematang Siantar 11 Desember 1961. Baginya menjadi pendeta tidak hanya dituntut pandai berkhotbah. Tetapi juga tekun menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan. Panggilan pelayanannya pun sederhana yakni di jalur pengajaran dan pendidikan Kristen dengan mengisi apa yang kosong, melengkapi yang kurang dan membangunkan yang jatuh, hingga titik darah penghabisan.

Dilansir dari blog pribadinya, Pendeta Bigman Sirait mengalami pertobatan dan mengikuti sepenuh Tuhan Yesus pada bulan Juli 1981. Ia mulanya hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari perkelahian hingga berbagai tindakan tak terpuji lainnya. Dalam menjawab panggilan Tuhan, sebagai seorang wiraswasta, Pendeta Bigman Sirait melepas bisnisnya yang sedang berkembang, untuk masuk sekolah teologi di STTRII Jakarta. Kemudian mperlengkapi diri untuk melayani sepenuh waktu di ladang baru yang Tuhan percayakan.

Pelayanan yang sudah dilakukan Pendeta Bigman Sirait diantaranya: memberi scholarship bagi mahasiswa teologi yang membutuhkan bersama Yayasan Channel of Blessing (COB); mendirikan Yayasan MIKA (MIsi Kita BersamA) yang bergerak untuk misi pendidikan Kristen unggulan di pedesaan; mendirikan Yayasan PAMA (Pelayanan Media Antiokhia) yang bergerak dalam pembentukan Teologi khususnya Christian Mindset; mendirikan GPPB (Gerakan Pengabdian Pemuda Bangsa) sebuah LSM bersifat umum dan terbuka untuk pemberian Bimbingan Belajar, peningkatan gizi, dan pendanaan biaya sekolah; mendirikan dan menggembalakan jemaat Gereja Reformasi Indonesia (sister church Indonesian Reformed Church di Sydney, yang berada dibawah asosiasi Christian Reformed Church of Ausralia); bersama Yayasan MIKA mendirikan STT Makedonia di Kompleks Persekolahan Sekolah Kristen Makedonia, Kalimantan.

Pendeta Bigman Sirait dalam pelayanan khotbahnya juga disiarkan secara rutin, sekali seminggu di 42 Radio diberbagai kota, dan 4 TV, yaitu di Indovision (Life Ch.70), Kabelvision (Hi TV Ch.303), MNC TV (Bimbingan Rohani Kristen), TV Satelit Pijar, di TVRI secara berkala, media cetak tabloid kristen dan media online Reformata. dbs.MK.



Leave a Reply