Tokoh Agama di Filipina Adopsi Dokumen Abu Dhabi

Filipina, eBahana

Para pemimpin agama di wilayah Mindanao, Filipina selatan, mengadopsi dokumen Abu Dhabi, yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar, Ahmad Al-Tayyeb, untuk menumbuhkan saling pengertian di antara berbagai agama. Paus Fransiskus dan Ahmad Al-Tayyeb mengeluarkan “Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” dalam kunjungan Paus ke Abu Dhabi pada Februari lalu.

Uskup Agung Davao Mgr Romulo Valles, ketua Konferensi Waligereja Filipina ini mengatakan ia akan merekomendasikan para uskup untuk mengadopsi dokumen itu sebagai “kode etik.” Pastor Joel Tabora SJ, presiden Universitas Ateneo de Davao, menggambarkan dokumen itu sebagai hal yang “luar biasa” karena merupakan sebuah hasil dialog. Carlito Galvez Jr., penasihat perdamaian pemerintah, mengatakan dokumen itu “akan membantu mencegah terulangnya konflik bersenjata dan penyebaran ekstremisme kekerasan” di wilayah tersebut. Profesor Moner Bajunaid, sekretaris jenderal Konferensi Ulama Nasional Filipina, mengatakan keragaman agama di Filipina harus menjadi dasar untuk dialog.

Sementara itu, Pastor Tabora mencatat ketepatan waktu peluncuran dokumen tersebut dengan ratifikasi perjanjian damai antara pemerintah Filipina dan pemberontak Moro di Mindanao. Imam itu menyoroti deklarasi yang dibuat oleh Paus Fransiskus dan Al-Tayyeb yang memuat “adopsi budaya dialog adalah jalan, saling  bekerja sama adalah kode etik, dan saling memahami adalah adalah prasyarat.” Dokumen itu juga menyerukan perlindungan tempat-tempat ibadah–sinagog, gereja dan masjid–selama masa konflik. Dbs/Yas

Sumber https://indonesia.ucanews.com