Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

PENOLONG YANG TINGGAL DALAM KITA – PEWAHYUAN FIRMAN ALLAH : DIANGKAT KE TATARAN SUPERNATURAL




eBahana.com – Apa arti Roh Kudus sudah datang sebagai paraclete kita secara praktis? Dalam nas Yohanes 14:16–18 Yesus memberikan janji spesifik ini, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama‐lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”

Kata paraclete berasal dari bahasa Yunani, dengan arti harfiah “seorang yang dipanggil untuk mendampingi dan menolong.” Paraclete adalah seorang yang bisa melakukan sesuatu untuk kita yang kita sendiri tidak bisa melakukannya. Dalam 1 Yohanes 2:1 dikatakan, “Anak-anakku, hal‐hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”

Kata yang diterjemahkan di sini sebagai “penasihat” atau “advocate” bersumber dari kata paraclete. Hampir semua bahasa yang berasal dari Latin, “advocate” adalah kata yang dipakai untuk “lawyer”, yang artinya adalah seorang yang berbicara membela kita, seperti peran lawyer pada zaman sekarang.

Alkitab mengungkap kebenaran indah bahwa kita memiliki dua advocate atau pembela. Roh Kudus membela perkara kita di bumi. Hal‐hal yang kita tidak bisa katakan dengan benar, Dia yang berkata untuk kita; hal‐hal yang kita tidak mengerti, Dia menerjemahkan untuk kita. Yesus adalah pembela kita di surga kepada Bapa; Dia membela perkara kita. Bayangkan, kita memiliki dua pembela paling kuat di alam semesta. Kita memiliki Yesus Kristus, Anak, di sebelah kanan Bapa, dan kita memiliki Roh Kudus di bumi. Dengan dua pembela seperti itu, bagaimana kita bisa kalah dalam perkara.

Mari kita perdalam apa yang Yesus katakan mengenai pembela ini, yang adalah paraclete kita—penghibur, penasihat, dan penolong kita—beberapa hal yang Yesus katakan dalam Yohanes 14:16–18 sebelumnya.

“Bapa akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain.” Kita harus mengerti pentingnya kata “lain”, seperti diindikasikan sebagai satu pribadi. Yesus berkata, ” Aku akan pergi. Ketika Aku pergi, pribadi lain akan datang untuk menjadi penolongmu. Aku sudah menjadi penolongmu ketika Aku di sini (di bumi), tetapi sekarang Aku pergi. Kamu tidak akan ditinggal sendiri tanpa penolong. Akan ada penolong lain yang datang.”

“Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Yesus berkata, “Aku sudah bersamamu tiga setengah tahun. Aku meninggalkan kamu, namun jangan berdukacita karena ada pribadi lain datang menggantikan tempat-Ku dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kamu. Dia akan bersamamu selama-lamanya.”

“Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Ada yang penting dalam frasa “di dalam kamu.” Penasihat atau penghibur ini akan hidup di dalam kita. Kita akan menjadi alamat rumah-Nya.

“Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” Implikasinya, jika Dia pergi dan tidak menyediakan pemeliharaan untuk mereka, murid‐murid akan ditinggal seperti yatim piatu, tanpa ada yang mengurus, menolong, atau mengajar mereka.

“Aku datang kembali kepadamu.” Ini sangat penting. Kristus datang kembali kepada murid‐murid-Nya dalam “Roh Kudus.” Ketika Dia di bumi dalam tubuh‐Nya, Yesus hanya bisa berada di satu tempat pada satu waktu tertentu. Dia hanya bisa berbicara dengan Petrus, Yohanes, atau Maria Magdalena satu per satu. Dia tidak bisa berbicara dengan mereka bertiga, dalam pembicaraan berbeda, dalam waktu yang sama. Dia dibatasi waktu dan tempat. Ketika Dia datang kembali kepada umat‐Nya dalam Roh Kudus, Dia bebas dari keterbatasan waktu dan tempat. Pada waktu yang sama, Dia (Roh Kudus) bisa berada di Jakarta, berbicara dengan anak Tuhan yang butuh pertolongan di sana; Dia bisa berada di Surabaya mengurapi pengkhotbah; Dia bisa berada di hutan pegunungan Papua, menguatkan atau menyembuhkan seorang misionaris. Dia sudah kembali, tetapi tidak dibatasi waktu dan tempat.

Mengenai tema pertukaran pribadi ini—satu pribadi pergi, pribadi lain datang. Dalam Yohanes 16:5–7, Yesus berkata, “Tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada‐Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

Ini bahasa yang sangat jelas. “Selama Aku masih bersamamu, secara pribadi, di bumi, “Yesus berkata, “Roh Kudus harus tinggal di surga, secara pribadi. Namun jika Aku pergi, maka untuk menggantikan tempat‐Ku, Aku akan mengirim pribadi lain, Roh Kudus.” Pertukaran dua pribadi ilahi. Untuk beberapa waktu lamanya Anak berada di bumi, dan setelah selesai pelayanan-Nya, Dia kembali ke surga. Di tempat Yesus, Roh Kudus (pribadi ilahi lain) datang melanjutkan pelayanan Yesus.

Yesus mengatakan, “Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.” Ini pernyataan luar biasa yang mengagumkan. Lebih baik bagi kita jika Yesus di surga dan Roh Kudus di bumi, daripada Yesus bersama kita di bumi dan Roh Kudus di surga. Hanya sedikit orang menyadari ini. Orang‐orang Kristen selalu berkata, “Jika saja saya bisa hidup pada zaman ketika Yesus di bumi.” Namun Yesus berkata, “Lebih berguna bagi kamu sekarang. Ketika Aku di surga dan Roh Kudus di bumi, kamu akan memiliki lebih daripada yang kamu miliki sekarang.”

Ini interpretasi di tengah pengalaman murid-murid pertama. Perhatikan apa yang terjadi begitu Roh Kudus datang. Ada tiga hal.

Pertama, mereka mengerti rencana Allah dan pelayanan Yesus jauh lebih baik daripada sebelumnya ketika Yesus di bumi. Mereka sangat lambat dan terbatas dalam pengertian mereka. Namun, saat Roh Kudus datang, mereka memiliki pengertian yang sama sekali berbeda mengenai pelayanan dan pesan Yesus.

Kedua, mereka secara ekstrem sangat berani. Bahkan setelah kebangkitan, mereka masih bersembunyi di belakang pintu terkunci karena takut pada orang‐orang Yahudi. Mereka belum berani berkhotbah dan memproklamirkan kebenaran. Mereka juga belum diperlengkapi kuasa. Namun, saat Roh Kudus datang, mereka berubah. Petrus dengan berani dan terus terang mengatakan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem seluruh kisah tentang Yesus dan mengatakan kesalahan mereka atas penyaliban-Nya.

Ketiga, mereka memiliki konfirmasi supernatural. Saat Roh Kudus datang, mukjizat terjadi. Yesus seperti hadir bersama mereka secara pribadi karena Yesus berkata, “Ketika Roh Kudus datang, Aku akan kembali dalam Dia. Aku akan bersamamu, Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.”

Roh Kudus menolong, menghibur, dan memenuhi kebutuhan kita dalam cara spesifik. Cara pertama adalah melalui pewahyuan firman Allah. Roh Kudus mengungkapkan dan menerjemahkan firman Allah. Dalam Yohanes 14:25–26, Yesus berkata kepada murid‐murid‐Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama‐sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama‐Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Dua fungsi Roh Kudus yang disebut dalam ayat 26 penting: Dia yang akan mengajarkan dan Dia yang akan mengingatkan. Dia mengingatkan para murid tentang semua yang Yesus sudah ajarkan kepada mereka. Catatan para rasul dalam Perjanjian Baru tidak bergantung pada daya ingat manusia karena diinspirasi oleh Roh Kudus. Murid-murid mungkin tidak ingat beberapa hal secara akurat, tetapi apa pun yang mereka perlu ingat, Roh Kudus sendiri mengingatkan mereka.

Dia mengurus bukan hanya masa lalu, melainkan juga masa depan. Dia mengajar mereka segala sesuatu yang mereka perlu belajar. Ini juga berlaku bagi kita hari ini. Dia sekarang adalah guru kita di bumi. Yesus adalah guru besar ketika Dia di bumi, tetapi Dia sekarang sudah menyerahkan tugas tersebut kepada Roh Kudus, perwakilan pribadi-Nya di bumi. Apa pun yang kita perlu tahu mengenai firman Allah, Roh Kudus ada di sini untuk memberi kita instruksi.

Ini menempatkan para murid sejajar dengan para nabi Perjanjian Lama. Mengenai nabi‐nabi, Petrus menulis dalam 2 Petrus 1:21, “Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”

Kecermatan atau ketelitian dan otoritas para nabi Perjanjian Lama itu diberikan oleh Roh Kudus Sendiri. Dia bertanggung jawab atas apa yang mereka katakan sementara Dia tinggal di dalam mereka. Dia menginspirasi mereka. Ini juga berlaku dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru. Yesus memastikan Roh Kudus mengingatkan para murid tentang semua yang Dia katakan dan mengajar mereka tentang semua hal yang masih perlu diketahui. Roh Kudus adalah penulis semua ayat suci, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paulus menyatakan ini dengan sangat jelas dalam 2 Timotius 3:16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

Terjemahan lain menggunakan kata “diinspirasi”. Baik “diinspirasi” maupun “diembusi napas Allah”, keduanya mengindikasikan aktivitas Roh Kudus. Roh Kudus yang mengembuskan semua ayat suci melalui manusia yang olehnya Alkitab berasal.

Pemeliharaan sempurna Allah bagi kita memberikan sukacita. Roh Kudus penulis ayat-ayat suci, dan Dia juga pengajar ayat-ayat suci pribadi kita. Jadi, penulis sendiri menjadi penerjemah Alkitab. Siapa yang bisa menerjemahkan sebuah buku lebih baik untuk kita daripada orang yang menulisnya. Dalam hal ini, Roh Kudus, penulis Alkitab, dan juga penerjemah. Tidak ada yang meleset; Dia melakukan semuanya dengan benar. Jika kita bisa mendengar dan menerima dari-Nya, kita akan mengerti apa yang ayat-ayat suci katakan.

Pewahyuan ayat-ayat suci diberikan langsung pada hari Pentakosta. Ketika Roh Kudus tiba, kerumunan orang percaya berkata, “Mereka mabuk!” Namun, Petrus berdiri dan berkata: “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel …” (Kisah Para Rasul 2:15–16)

Sampai saat itu, Petrus belum memiliki pengertian tentang nubuat Yoel. Ia memiliki pengertian terbatas, bahkan dalam ajaran Yesus. Namun, saat Roh Kudus datang, ia bisa lebih mengerti Alkitab dengan cara yang sama sekali baru karena penulis‐Nya ada di sana untuk menerjemahkan.

Sama dengan Rasul Paulus. Dia sudah menganiaya gereja dan menolak klaim Yesus. Kisah Para Rasul 9:17 mengatakan, “Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ‘Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’”

Langsung setelah itu, Paulus mulai memberitakan di sinagoge‐sinagoge bahwa Yesus Anak Allah, hal yang paling ia sangkal sebelumnya. Saat Roh Kudus datang, ia memiliki pengertian yang berbeda sama sekali. Seperti transisi dari kegelapan ke dalam terang. Bukan secara bertahap, bahkan hampir transformasi instan karena Roh Kudus, pengajar dan penulis ayat-ayat suci, ada dalam diri Paulus.

Ketika berbicara mengenai Roh Kudus sebagai penerjemah dan pemberi wahyu firman Allah, kita perlu camkan dalam pikiran bahwa Alkitab bukan hanya firman Allah, tetapi Yesus Sendiri disebut firman Allah. Dalam Yohanes 1:1, kita membaca tentang Yesus: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Tiga kali dalam ayat itu Dia disebut “Firman”.

Yohanes 1:14 menyatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Ayat-ayat suci dalam Alkitab, adalah Firman Allah yang tertulis, dan Yesus adalah pribadi Firman Allah. Indahnya, keduanya selalu dalam kesepakatan total.

Bukan hanya Roh Kudus mengungkapkan dan menterjemahkan pribadi Yesus sebagai Firman Allah. Ini yang Yesus katakan mengenai Roh Kudus: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal‐hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada‐Ku ….”

Ayat 12 berkata bahwa Yesus tidak berusaha menyampaikan semua kepada murid-murid ketika di bumi, karena Dia memercayai Roh Kudus, dan Dia tahu Roh Kudus akan datang. Dia (Yesus) menjelaskan apa yang Roh Kudus akan lakukan ketika Dia datang (Yohanes 16:12–15).

Roh Kudus mengambil apa yang menjadi milik Yesus dan memberi tahu kita. Dia memuliakan Yesus kepada kita. Dia mengungkapkan Yesus dalam kemuliaan-Nya. Totalitas diri‐Nya. Setiap aspek dari kodrat, karakter, dan pelayanan Yesus diungkapkan kepada kita oleh Roh Kudus.

Sangat menarik untuk dicatat begitu Roh Kudus turun atas para rasul dan para murid pada hari Pentakosta di Yerusalem. Mereka tidak pernah lagi memiliki keraguan di mana Yesus berada. Mereka tahu bahwa Dia sudah dimuliakan di sebelah kanan Bapa. Roh Kudus memuliakan Yesus kepada para murid. Dia mengungkapkan segala sesuatu mengenai Kristus—dalam Alkitab, dalam ingatan mereka, dan hubungan pribadi mereka dengan Yesus—kepada para murid.

Roh Kudus mengungkapkan dan memuliakan Yesus. Dia juga mengatur seluruh kekayaan Bapa dan Anak karena semua yang Bapa punya sudah diberikan kepada Anak dan semua milik Anak, dikelola oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, seluruh kekayaan Allah dikelola oleh Roh Kudus. Tidak heran, kita tidak perlu menjadi yatim piatu ketika Dia menjadi pengelola semua kekayaan Allah yang boleh Dia gunakan.

Hal penting selanjutnya dari kedatangan Roh Kudus adalah kita diangkat ke tataran alam supernatural. Dua ayat sangat menarik dalam Ibrani menggambarkan orang-orang Kristen menurut standar Perjanjian Baru, “Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia‐karunia dunia yang akan datang” (Ibrani 6:4–5).

Ada lima hal dalam daftar orang-orang percaya Perjanjian Baru: Pertama, “mereka sudah  diterangi.” Kedua, mereka sudah “mengecap karunia surgawi”,—karunia kehidupan kekal dalam Yesus. Ketiga, “pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus”, atau menjadi pengikut Roh Kudus. Keempat, mereka sudah “mengecap firman yang baik dari Allah” —yakni, firman Allah yang hidup dan nyata bagi mereka. Kelima, mereka sudah “mengecap karunia‐karunia dunia yang akan datang ” (Ibrani 6:4–5).

Semua orang Kristen percaya bahwa pada zaman yang akan datang kita akan hidup dengan cara yang sama sekali beda. Kita akan dibebaskan dari banyak keterbatasan tubuh fisik kita karena kita akan memiliki tubuh dan gaya hidup yang berbeda. Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa melalui Roh Kudus, kita bisa mengecap sedikit dari gaya hidup ini sekarang ketika kita masih hidup di dunia. Kita bisa “mengecap … karunia‐karunia dunia yang akan datang.” Namun, kita hanya bisa mengecapnya … tidak memiliki seluruhnya; kita bisa tahu sedikit seperti apa hidup yang akan datang bahkan selama masih hidup di dunia ini.

Paulus menggunakan frasa yang sangat menarik sehubungan dengan ini. Dalam Efesus 1:13–14 ia menulis kepada orang-orang percaya: “Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan‐Nya.”

Kata “deposit” kata yang sangat menarik. Roh Kudus adalah “deposit” Allah dalam kita sekarang untuk zaman yang akan datang. Dalam bahasa Yunani, arrabon, yang sebenarnya bahasa Ibrani.

Roh Kudus adalah “deposit” Tuhan dalam kita. Dia menaruh “uang muka atau panjar” sekarang untuk hidup zaman yang akan datang dengan memberikan Roh Kudus. Jaminan bahwa Dia akan kembali dengan sisa pembayaran untuk melengkapi pembelian. Itu sebabnya, Paulus berbicara tentang memiliki uang muka atau panjar “sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah.”

Kita sudah menjadi milik Allah, tetapi kita baru menerima hanya uang muka atau panjar—pembayaran penuh masih akan datang. Roh Kudus adalah uang muka atau panjar dari hidup kita dalam Allah untuk zaman yang akan datang.

Jika kita mempelajari Perjanjian Baru dengan pikiran terbuka, kita didorong untuk mengakui bahwa seluruh hidup dan pengalaman orang-orang Kristen awal dalam setiap aspek diresapi secara supernatural. Pengalaman-pengalaman supernatural bukan sesuatu yang insidentil; mereka bagian integral dari seluruh hidup mereka sebagai orang Kristen. Doa mereka supernatural; khotbah mereka supernatural; mereka dipimpin secara supernatural; mendapat kuasa secara supernatural, dilindungi secara supernatural.

Jika kita hilangkan aspek supernatural dari kitab Kisah Para Rasul, kita hanya memiliki sesuatu yang tidak ada artinya atau tidak relevan. Sejak turunnya Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul 2, dan selanjutnya, mustahil menemukan satu pasal di mana catatan supernatural tidak memainkan peran penting.

Dalam catatan pelayanan Paulus di Efesus, dalam Kisah Para Rasul 19:11, kita menemukan ekspresi yang menawan dan memprovokasi: “Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa.”

Pertimbangkan implikasi dari frasa “mujizat-mujizat yang luar biasa”. Bahasa Yunani menerjemahkan “mujizat-mujizat yang tidak terjadi setiap hari”. Mukjizat terjadi setiap hari pada gereja awal. Biasanya mereka tidak mengakibatkan kejutan atau tanggapan khusus. Namun, mukjizat yang terjadi di Efesus melalui pelayanan Paulus begitu rupa bahkan gereja awal menganggap penting untuk dicatat secara khusus.

Dalam berapa banyak gereja kah saat ini kita bisa menemukan kejadian dengan frasa “mujizat‐mujizat yang tidak terjadi setiap hari”? Dalam berapa banyak gereja saat ini terjadi mujizat … jangankan, terjadi setiap hari?

Satu bidang di mana supernatural khususnya dimanifestasikan dalam hidup orang-orang Kristen awal adalah dalam pengarahan supernatural yang mereka terima dari Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul 16, kita membaca mengenai Paulus dan teman‐teman seperjalanan dalam penginjilan keduanya. Mereka di Asia Kecil dan Alkitab berkata, “Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.”

Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka” (Kisah Para Rasul 16:6–7).

Jadi, mereka mencoba untuk pergi ke barat, dan Roh Kudus tidak mengizinkan mereka. Lalu mereka mencoba pergi ke timur laut, dan Roh Kudus berkata “tidak”. Kisah Para Rasul 16:8–10 melanjutkan, “Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang‐orang di sana.”

Itu kejadian yang sangat signifikan, dan contoh intervensi supernatural di mana Roh Kudus menolak. Sudah alamiah bagi mereka karena berada dalam posisi geografis di situ untuk pergi ke arah barat memasuki Asia atau timur laut ke Bitinia. Dan tidak alamiah menghindari dua daerah itu, dengan pergi ke arah barat laut, dan masuk benua Eropa.

Namun demikian, jika kita melihat kebelakang, ke sejarah perkembangan gereja awal, kita melihat benua Eropa memainkan peran unik. Pertama, dalam melestarikan Injil sepanjang zaman kegelapan; dan kedua, dengan menjadi benua utama selama bertahun-tahun yang mengirim firman Allah ke bangsa‐bangsa lain. Allah memiliki tujuan berdaulat, termasuk pada abad-abad yang akan datang. Paulus dan teman-teman seperjalanannya tidak bisa mengerti alasan alamiahnya, tetapi melalui pengarahan supernatural Roh Kudus, mereka berjalan langsung masuk ke dalam tujuan penuh Allah. Sejarah dunia telah mengalami dampak pimpinan supernatural Roh Kudus.

Itu hanya satu contoh dari banyak intervensi supernatural Roh Kudus dalam hidup orang‐orang Kristen awal.

 

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply