Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bupati Bantul Membuka Parade Gendhing Liturgi Klasis Yogyakarta Selatan 2018




Bantul Yogyakarta, eBahana

Wedang bubuk gulo jowo, yen lagi nuthuk atine lego,

putih-putih kembang randu, kuning abang kembang palasi,

ati sedhih ning awak kuru, krungu gendhing dadi bungahi.

Demikianlah pantun yang diutarakan oleh wakil Lembaga Kajian Jawa (LEMKABUJA) Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ), Pdt. Toni Jatmiko, M. Th dalam sambutannya dalam acara Parade Gendhing Liturgi Klasis Yogyakarta Selatan (PGL KYS) 2018 di Pendopo Balai Kelurahan Canden Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul dengan GKJ Canden sebagai tuan rumah tahun ini (11/09/18).Parade atau arak-arakan atau pawai, adalah di mana peserta tampil dengan beragam tampilan, sedangkan gendhing adalah lagu-lagu yang dimainkan dengan menggunakan gamelan. Dalam gendhing kita emban dengan menggunakan berbagai istilah seperti cakepan, bowo, jineman, umpak, senggakan, gerong, sindenan, laras, titi laras, irama, pathet, cengkok, gerong, dan pedhotan. Liturgi merupakan bakti dan karya kita sebagai ungkapan syukur bagi Tuhan. Sehingga dengan PGL ini diharapkan peserta dapat melihat dan merasakan adanya pawai arak-arakan lagu yang dimainkan dengan gamelan dalam rangka memuji nama Tuhan.

Antusias 13 gereja dengan 15 kelompok karawitan menambah semarak PGL KYS 2018 yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB—16.00 WIB. Adapun kelompok karawitan yang mengikuti PGL KYS 2018, adalah sebagai berikut,

  1. Madu Laras dari GKJ Madukismo
  2. Panglipur Jati dari GKJ Mergangsan
  3. Kembang Bakung dari GKJ Bantul
  4. Puji Laras dari GKJ Pundong
  5. Raras Pamuji dari GKJ Sumberagung
  6. Laras Kinasih dari GKJ Brayat Kinasih
  7. Glugut Tebu dari GKJ Madukismo
  8. Lalita Swara dari GKJ Canden
  9. Lintang Aji dari GKJ Patalan
  10. Puspa Reno dari GKJ Kotagede
  11. Manggala Gita dari GKJ Gondokusuman
  12. Sekar Rinonce dari GKJ Wonocatur
  13. Gita Nala dari GKJ Gondokusuman
  14. Mulyo Laras dari GKJ Sidomulyo
  15. Guntur Laras dari GKJ Guntur Geni

GKJ sebagai bagian yang memiliki konteks budaya Jawa menyadari pentingnya budaya Jawa dalam mewarnai dan menggerakkan iman Kristen di dalam peribadatan. Itulah sebabnya tahun 2005 GKJ menyadari secara lembaga pentingnya kegiatan kajian budaya sehingga budaya Jawa masuk mewarnai gereja. Sejak tahun 2005 itulah LEMKABUJA lahir dan terus mengadakan kegiatan festival budaya Jawa, mulai dari festival gendhing, festival keroncong, temu budayawan GKJ, serta menggiatkan budaya Jawa di tingkat klasis atau gereja lokal. LEMKABUJA menyadari penguatan dan pengembangan budaya jawa dalam bentuk apapun akan lebih baik dilaksanakan pada tingkat klasis dan gereja lokal, ini sesuai dengan keinginan sinode untuk menguatkan klasis dan gereja lokal dalam praktisi budaya Jawa.

Berkenaan dengan itu besar harapan jemaat agar terus mengembangkan dan memakai gendhing dalam peribadatan gereja sekaligus mengembangkan kekayaan budaya Jawa, mereka juga berharap pemerintah Bantul berkenan mendampingi dan terlibat dalam pengembangan gendhing dalam kehidupan bergereja saat ini. Untuk itu, Pdt. Toni Jatmiko mengajak jemaat untuk menikmati dan terus memakai gendhing dalam kehidupan peribadahan.Yulius, M. Pd, ketua panitia, pada kata sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak, “Atas nama panitia PGL KYS 2018 saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari GKJ se-KYS. Yang kedua kami juga mengucapkan terima kasih kepada majelis gereja yang telah memotivasi untuk pelaksanaan PGL 2018 terkhususnya dari Badan Pelaksana Klasis (BAPELKLAS) KYS bidang kesaksian dan pelayanan, LEMKABUJA, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bantul, juga terima kasih untuk arahan dari Pdt. Sariyanto, S.Th dan Drs. Gandung Djatmiko, M.Pd kepada GKJ Canden untuk pelaksanaan PGL KYS tahun ini.”Pada kesempatan tersebut, Pdt. Korvinus Wahyu Nugroho, wakil dari BAPELKLAS turut mendorong acara PGL KYS ini agar tetap diadakan sampai seterusnya. Begitu juga Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bantul, H. Suharsono ikut memotivasi agar GKJ terus memelihara kegiatan kebudayaan semacam ini dalam rangka pelestarian kebudayaan Jawa.

Membangun manusia Indonesia seutuhnya tidak hanya bertumpu pada salah satu aspek, melainkan harus ada keseimbangan antara pembangunan jasmaniah dan rohaniah, fisik dan mental atau lahirian dan batiniah. Dalam situasi seperti sekarang ini pembangunan aspek mental spiritual sangatlah penting untuk membangun mentalitas masyarakat agar dapat semakin kuat menghadapi berbagai tantangan. “Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, saya menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas segala usaha dan prakarsanya dalam menyelenggarakan acara PGL KYS 2018. Harmoni gamelan dalam PGL ini mari kita maknai sebagai perwujudan nilai-nilai kebersamaan dan budaya yang akan terus bergerak dinamis, untuk itu tentu kita harapkan gereja akan semakin memantapkan posisinya melihat ranah kebudayaan itu dengan seksama sesuai dengan perkembangan jaman”, ungkap H. Suharsono yang hadir untuk membuka secara resmi PGL KYS 2018.

Gamelan harus bisa selalu diterima dan dihidupi oleh para generasi penerus. Gamelan GKJ tidak akan kehilangan nilai lebih modern dengan anak-anak muda, perangkat musik di kita saat ini berkembang tentu menambah pewarna harmoni gamelan dalam lingkungan Gereja Kristen Jawa. Gereja harus memberi ruang dan fasilitas ekspresi anak muda dengan alat yang ada agar gamelan terus berkembang di dalam gereja.

Gamelan sebagai konteks GKJ punya tanggung jawab semacam mandat bahwa GKJ menjadi bagian dari kebudayaan Jawa. Saat ini Kabupaten Bantul terus melakukan pembangunan di semua lini. Pembangunan manusia yang unggul, tangguh dan terhormat. Modal yang paling penting dalam membangun daerah adalah modal sosial berupa kerukunan, gotong-royong, merawat kebinekaan adalah kewajiban semua warga. Kebinekaan adalah modal untuk membangun bangsa, warga harus saling mengasihi, dan mencintai nilai-nilai kebinekaan. “Pada kesempatan yang baik ini, saya atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul mengucapkan terimakasih kepada umat Kristen di Kabupaten Bantul yang telah banyak menyumbangkan upaya dalam menciptakan kedamaian antar umat beragama di Kabupaten Bantul. Hari ini saya berharap agar semangat GKJ jangan pernah surut dan bisa terus menjadi promotor bagi yang lain dalam berkontribusi nyata untuk Bantul”, jelas Bupati Bantul. Yas



Leave a Reply