Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tips Hindarkan Milenial dari “Bucin”




eBahana.com – Istilah “bucin” sering dijumpai di media sosial (Instagram, Twitter, Facebook, dll). Istilah “bucin” adalah bahasa anak jaman now atau jaman sekarang yang merupakan kepanjangan dari kata budak cinta. Tentunya istilah ini tidak akan pernah ditemui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Istilah “bucin” ini tidak ada artinya secara resmi, karena merupakan bahasa prokem saja. Bahasa prokem adalah  bahasa sandi, yang sering dipakai dan disukai kalangan remaja tertentu.

    Apa arti sebenarnya kata “bucin”?

Sebutan “bucin” ini pertama kali dipopulerkan oleh sepasang kakak beradik youtuber, dan mulai merebak di seluruh sosial media dimana banyak generasi milenial-lah penggunanya.

Untuk arti “bucin” sendiri sebenarnya adalah orang yang tergila-gila akan cinta, orang tersebut mau melakukan apapun demi orang yang dia cintai, dan sebutan “bucin” atau budak cinta ini diberikan untuk pria yang hanya menurut jika disuruh kekasihnya atau gebetannya.

Sabtu (15/06/19) lalu telah terjadi percobaan bunuh diri oleh seorang pria di salah satu kota di Indonesia, pria tersebut nekad ingin mengakhiri hidupnya karena diputus cinta oleh kekasihnya, kejadian tersebut diberitakan oleh salah satu akun media sosial yang memiliki banyak followers, dan seperti yang sudah bisa dibayangkan, mayoritas komentar para netizen adalah mengatai pria itu “bucin”.

“Bucin” kini sudah seperti virus yang menjamur, generasi milenial merupakan generasi sasaran. Ini merupakan hal serius, bagaimana dapat menyelamatkan generasi milenial dari wabah ini. Maka berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk dapat menghindari virus “bucin”.

  1. Kenali Pasangan

Pentingnya mengenal pasangan merupakan hal dasar yang harus dilakukan kedua belah pihak dalam sebuah hubungan.  Sebagai seorang perempuan, mengenal pasangan bahwa pria setara dengannya adalah hal utama. Sebagai seorang pengikut Kristus, tidak baik memperlakukan pasangan ibarat budak. Allah sendiri mengatakan,”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan  menjadikan penolong baginya, yang  sepadan dengan dia.” Allah sendiri mengatakan bahwa pasangan itu statusnya sepadan, tidak ada yang lebih tinggi derajatnya. Jadi kenalilah pasanganmu bahwa dia sepadan dan setara denganmu di hadapan Tuhan.

2. Kasihi Pasangan

Tentu saja poin ini adalah jurus terjitu untuk menangkal virus “bucin”. Seperti tertulis dalam Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dengan demikian sudah jelas bahwa dengan kasih tidak mungkin ada “bucin” di antara hubungan sebuah pasangan. Mengasihi pasangan seperti diri sendiri dapat memupuk rasa kasih sayang yang mendalam, dan menempatkan pasangan sesuai dengan kodratnya. Pria memang seharusnya menjadi imam dan memimpin keluarga, dan perempuan bukan menjadi budak, melainkan menjadi penolong yang sepadan, begitu pula sebaliknya. Yas

 



Leave a Reply