Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Suami Istri Pelayanan, Tapi Sering Ribut?




eBahana.com – Kehidupan rumah tangga sering diibaratkan seperti perahu yang berlayar. Sebuah perahu yang sedang berlayar akan mendapat terpaan angin, ombak dan badai. Bagaimana perahu tersebut dapat bertahan atau sampai pada tujuan banyak bergantung kepada ketangkasan pengemudi (nahkoda) mengendalikan perahu tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mengapa sebuah perahu (rumah tangga) mengalami begitu banyak terpaan.

Pertama, faktor komunikasi. Komunikasi bukanlah sesuatu hal yang mudah meskipun Anda telah hidup sebagai suami istri. Tetap diperlukan pengendalian dalam hal nada suara, pemilihan kata-kata dan bagaimana
mengungkapkan perasaan dengan enak dan nyaman. Pengertian akan waktu, kapan masalah yang satu ini bisa Ibu ungkapkan pada pasangan. Bagaimana kesiapan pasangan untuk menerima curhat atau ekspresi kita.
Apakah ia sedang lelah, sedang ada hal lain yang dikerjakan, sedang good mood atau bad mood. Lingkungan dan tempat juga menentukan apakah komunikasi kita berhasil atau justru membuat masalah, dsb.

Kedua, faktor cinta kasih. Bisa saja meskipun Anda berdua telah terlibat dalam pelayanan namun kadar
cinta Anda berdua telah menurun. Hal tersebut bisa dipicu karena kesibukan pelayanan yang mengakibatkan Anda berdua ‘lupa’ untuk terus memupuk kasih sayang sebagai suami-istri. Perjalanan hidup pernikahan yang telah berlangsung cukup panjang cukup riskan terhadap hilangnya kemesraan, saling pengertian, saling memperhatikan di antara suami istri. Galilah dan suburkan cinta kasih yang indah yang mungkin telah terpendam karena kesibukan.

Ketiga, faktor serangan roh jahat. Menjadi pasangan yang mengambil posisi pelayanan sebagai pendoa syafaat harus hidup hati-hati. Mengapa? Karena Anda berdua telah menaruh diri di garis depan yang berhadapan langsung dengan si musuh. Doa Anda berdua merupakan serangan bertubi-tubi ke kubu si jahat. Hal ini akan membuat si jahat tidak tinggal diam. Ia akan berusaha untuk membuat Anda berdua berhenti berdoa. Berhenti dari pelayanan. Ia akan berusaha membuat Anda berdua cekcok, ribut, saling marah satu sama lain agar Anda berdua tidak mampu melakukan doa sepakat! (Mat 18: 18-20). Jadi selalu ada kemungkinan bahwa Anda berdua mengalami serangan balik dari si jahat. Berhati-hatilah.

Keempat, faktor pembentukan karakter. Allah belum selesai dalam membentuk karakter Anda berdua.
Firman Tuhan berkata: “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27:17). Tuhan biasanya memakai orang dekat untuk membentuk karakter kita. Siapa lagi orang dekat di sekitar kita kalau bukan
anggota keluarga kita? Suami, istri dan anak-anak kita? Kadang termasuk orang tua dan mereka yang bekerja
dalam rumah kita.

Jadi bertahanlah bila Allah sedang beroperasi dalam kehidupan Anda berdua untuk menyempurnakan diri Anda masing-masing. Usahakan untuk lulus dalam tiap pembentukan Allah itu. Pahami bahwa apa yang terjadi adalah untuk kebaikan Anda berdua. Lebih banyak lagi berdoa. Termasuk doa pribadi, agar Anda kuat
saat pembentukan Allah berlangsung.

Nasehat kami, tetap melayani! Hidup ini memang banyak kekurangannya, termasuk dalam diri kita masing-masing. Kalau mau ditunggu sampai sempurna, kita mungkin tidak akan pernah melayani Dia. Ia memilih kita untuk melayani bukan karena kita sudah sempurna, tetapi karena Dia Allah yang sempurna, sanggup memimpin kita ke dalam kesempurnaan-Nya.

Hanny & Agnes Layantara, Gembala GBI Happy Family Surabaya, konselor, penulis buku.



Leave a Reply