Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Memilih




Yonky Karman Ph.D ALTAR
Rohaniwan & Pengajar di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta

Pemilu akan segera tiba. Saatnya rakyat menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil dan pemimpin
mereka. Bagi orang Kristen, salah satu wujud “usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang …
sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer. 29:7) adalah memilih dengan bertanggung jawab.

Memilih pada dasarnya adalah hak warga negara, bukan kewajiban. Maka, ada alasan untuk tidak memakai hak pilih itu (golput). Mereka yang golput merasa tidak sreg dengan pilihan yang ada. Namun, harus diingat
berapa pun banyaknya jumlah golput, akan tetap ada yang terpilih. Pilihan itu ditentukan oleh mereka yang memakai hak pilihnya. Apakah orang yang golput bisa menerima siapa saja yang bakal terpilih? Jika yang terpilih adalah calon-calon yang tidak bisa diterimanya, sebenarnya ada alasan baginya untuk memilih calon
(yang tidak ideal di matanya) yang tidak ditolaknya jika orang lain memilihnya. Jika tidak ada figur politisi yang cukup baik di mata orang yang tadinya akan golput, setidak-tidaknya ada yang lebih baik di antara yang
kurang baik itu. Ada alasan untuk tidak golput.

Pemilih harus pandai menjatuhkan pilihan. Kampanye politik biasanya menjual citra dan mengusung tema-tema yang layak jual. Politisi memanfaatkan keawaman pemilih dan menjual kesan seolaholah merekalah yang paling peduli nasib bangsa. Seolah-olah merekalah yang paling mampu menyelesaikan persoalan bangsa. Begitulah cara mengambil hati rakyat yang didekati saat kampanye, namun dilupakan usai pemilu.

Agar rakyat tidak terbuai dan termakan janji-janji kosong, pakailah hak pilih dengan bertanggung jawab. Cermati rekam jejak politisi atau partai. Apakah kata dan laku mereka konsisten? Masih ada calon yang berkualitas dan belum terkontaminasi mentalitas KKN. Mereka tersebar di partai besar hingga kecil. Kita juga perlu mempertimbangkan rekam jejak calon sebelum atau selama mengemban jabatan publik, perilakunya semasa kampanye, partisipasinya dalam melanggengkan praktik KKN, akuntabilitasnya kepada rakyat.

Layak pilih figur politisi berintegritas. Di tengah kesulitan ekonomi, layak pilih figur yang mau berkeringat
untuk negara dan bangsa. Politisi yang baik juga memperjuangkan tata laksana pemerintahan (good governance) dan pro-pemberantasan korupsi. Pertanyaan besar yang harus dijawab pemimpin terpilih adalah
apakah akan terjadi perubahan substansial. Apakah birokrasi lebih bersih dan sigap dalam melayani rakyat? Apakah layanan publik lebih berkualitas? Apakah antre kebutuhan pokok masih menjadi pemandangan umum? Apakah jalan raya tetap rusak tak terurus? Apakah banjir tetap melanda?

Politisi berkualitas tidak memiliki korelasi langsung dengan penghayatan agamanya. Yang dicari adalah wakil
rakyat dan pemimpin bangsa yang kompeten menjalankan fungsinya, yang beragama secukupnya tetapi berkelas dalam memimpin dan tidak diskriminatif. Musuh bersama kita adalah sergapan kemiskinan yang dalam jangka panjang mematikan. Jika kita terus mengedepankan keumatan dan mengabaikan spirit kebangsaan, tiada cukup kekuatan kita menghadapi musuh yang mematikan itu. Jika bangsa sejahtera, umat di dalamnya pasti sejahtera.

Kita juga harus cerdik dalam menyalurkan suara, khususnya terkait kebijakan ambang batas bagi penghitungan kursi di DPR (parliamentary threshold) dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008. Menurut pendapat para pakar politik, yang bakal lolos ke Senayan paling banyak caleg dari sepertiga jumlah
partai peserta pemilu peraih suara terbanyak. Suara pemilih di luar itu berarti hangus. Akhirnya, ajang pemilu perlu menjadi sukses rakyat, bukan hanya sukses politisi dan pemerintah sebagai penyelenggara pemilu. Pesta
demokrasi harus menjadi pestanya rakyat. Maka, yang sedikit tercerahkan, seperti kaum melek politik, lembaga swadaya masyarakat dan media yang netral, harus menolong rakyat agar cerdas memilih. Rakyat dapat membuat hasil pemilu menjadi lebih berkualitas. Pemilu demokratis bukan cuma soal prosedur, tetapi juga hasil. Semoga yang terpilih mencerminkan aspirasi rakyat untuk masa depan bangsa yang lebih baik.



Leave a Reply