Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tulah Mesir vs Wabah Dunia, Relevankah?




eBahana.com – Bumi yang kita pijak sekarang ini sedang berjalan di atas tragedi demi tragedi dengan kendaraan malapetaka dan penghancuran yang melindas kesejahteraan penghuninya. Seluruh dunia berusaha sekuatnya, mengerahkan kemampuan untuk menghentikannya sebab dunia memperlihatkan orang-orang yang hidup dalam ketakutan menghadapi wabah dan penyakit kronis. Coba kita lihat Covid-19 yang belum kunjung selesai, virus yang disinyalir berasal dari kelelawar ini mampu membantai ratusan orang dalam hitungan bulan. Manusia dengan segala kemampuan otak briliantnya, dokter dengan alat-alat canggih belum juga bisa secara permanen menghentikan penyebaran virus ini.

Wabah yang menjalar seperti anak sungai menyebar kesemua wilayah dunia. Alirannya berbau kematian tanpa bisa dibendung, bagaikan angin yang bisa dihirup oleh siapapun dan dimanapun. Segala petaka itu siap mencabik-cabik sang kehidupan dari usia muda sampai mereka yang renta. Sementara para dokter bekerja keras sibuk merawat para korban yang terkapar di ruangan gawat darurat, ilmuwan pusing memikirkan obat penawar, sang kelelawar pun masih berlenggang-lenggang kangkung menebar maut ke manapun ia suka, santai tapi mematikan. Inilah realitas yang terjadi sekarang, didepan mata virus berskala global dan masih banyak deretan wabah yang belum muncul dan terungkap yang tanpa mengetok pintu, masuk via udara bebas dan dengan sekali sentuhan dapat menguasai seluruh penghuni dunia.

Di masa purba 2000 tahun yang lalu hujan katak dengan rentetan binatang yang ditumpahkan oleh Allah untuk menulahi bangsa mesir. Inilah inventarisasi dari tulah yang menghantam dunia purba pada waktu itu

  1. Air menjadi darah
  2. Katak
  3. Nyamuk
  4. Lalat pikat
  5. Penyakit sampar pada ternak
  6. Barah
  7. Hujan es
  8. Belalang
  9. Gelap gulita
  10. Anak sulung mati

Kisah penghukuman Allah kepada mesir tidaklah dengan mudah terhapus dalam ingatan sejarah. Peristiwa kutukan yang mencapai puncaknya membantai anak sulung dari kalangan rumah bobrok sampai istana raja, termeterai dengan jelas di dalam Alkitab dan tidak bisa dihapus siapapun juga. Peristiwa-peristiwa itu tidak pernah terdeteksi oleh ahli-ahli purbakala dan cendekiawan mesir sehingga seluruh bangsa kelabakan tanpa ampun menerima tulah satu demi satu dengan sayatan hati yang menyedihkan. Mesir sebagai negara adidaya yang bentengnya tidak bisa ditembus oleh bangsa manapun, ditunggangbalikkan hanya dengan sebuah tongkat Musa. Katak,nyamuk belalang dan masih ada rentetan yang lain yang bagaikan pasukan yang mampu membuat rakyat mesir luluh lantak tidak berdaya.

Apakah relevansinya tulah mesir dengan wabah global saat ini? Apakah Alkitab hanya kebetulan, atau apakah ini fenomena alam atau mungkin ulah dari para ilmuwan dunia? Allah dalam Kedaulatan-Nya menunjukkan kehebatan nama-Nya sendiri dengan mendemonstrasikan kekuatan ciptaan-Nya melalui ragam binatang yang mengacau kehidupan saat itu. Ini bukanlah sebuah kebetulan ada relevansi dengan keadaan saat ini. Jika ditarik dari akar penyebab wabah yang pernah menghampiri Indonesia dan warga dunia, hewan merupakan semacam ‘media tanam’ bagi virus sebelum menyerang manusia. Setelah penulis menyelidiki, tercatat, virus mematikan yang pernah menyebar seperti SARS, MERS, Ebola, dan virus Corona yang juga masih satu rumpun dengan virus SARS. Virus virus ini merupakan virus menular yang berkembang dari hewan, seperti kelelawar, kemudian menyebar ke hewan lain seperti kucing dan musang, lalu ditularkan ke manusia. Bagaimana kita menghadapi virus yang menyebar ke seluruh dunia ini? Alkitab sebenarnya sudah meramalkan bagaimana wabah penyakit akan bermunculan di akhir zaman ini. Yesus sendiri menjelaskan kepada murid-murid-Nya tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman, dalam Lukas 21:11 (BIS)  “di mana-mana akan terjadi gempa bumi yang hebat, bahaya kelaparan dan wabah penyakit.”

Ada 3 sikap kelompok orang percaya dalam menilai dan menanggapi wabah yang terjadi saat ini.

  1. Kelompok pertama adalah orang Kristen yang masih mencintai dunia ini, kelompok ini menganggap wabah ini hanyalah fenomena alam yang sebentar dan akan segera berhenti, ini tidak ada hubungannya dengan apa yang dituliskan Alkitab.
  2. Kelompok kedua adalah kelompok orang Kristen yang tidak percaya akan kuasa Firman Tuhan. Kelompok ini adalah kelompok orang yang dipenuhi rasa takut dan khawatir sehingga mereka berbondong-bondong mempersiapkan segala kebutuhan (pangan) di tengah-tengah wabah ini.
  3. Kelompok yang ketiga adalah kelompok orang Kristen yang mempelajari, mengenal dan mengimani apa yang tertulis di dalam Alkitab. Kelompok ketiga ini menilai zaman dengan pandangan Alkitab. Apa yang terjadi hari-hari ini adalah mutlak atas kedaulatan Allah bahwa ada korelasi yang kuat antara tulah yang dahulu dan wabah yang sekarang.

Itulah sebabnya orang percaya tidak usah takut menghadapi apa pun yang menyebabkan kematian fisik. Ada sesuatu yang luar biasa yang perlu kita renungkan bahwa pada saat itu jumlah nya sangat banyak tapi tidak ada satupun umat Israel yang terkena wabah itu. Mengapa demikian karena Allah sudah lebih dulu memisahkan umatnya Allah harus mengadakan perbedaan antara orang Israel dan orang Mesir karena bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, bangsa yang akan mewarisi pengenalan akan Allah yang benar. Tuhan menyediakan sebuah tempat untuk Yusuf dan keluarganya. Dan di sanalah juga Tuhan memerintahkan umat Israel untuk berkumpul di tempat itu. Tempat itu adalah Tanah Gosyen.

Hal yang menarik adalah selama tulah itu berlangsung Tanah Gosyen tidak kena tulah. Tuhan mengecualikan Tanah Gosyen, tanah tempat dimana umat Israel berkumpul. Gosyen dalam Bahasa ibrani go’-shen” memiliki arti “mendekat” Yusuf menempatkan seluruh keluarganya di Gosyen, supaya mereka semakin mendekat kepada Allah. Gosyen menjadi saksi nyata di mana Allah mencukupi, memberkati, dan melindungi umat-Nya. Ketika Allah menghukum bangsa Mesir dengan sepuluh tulah, hanya Gosyen yang luput dari malapetaka itu. Pada saat sepuluh tulah Allah menyerang negeri Mesir, nampak jelas perbedaan antara umat Allah dan umat dunia. Umat Allah mengalami penyelenggaraan dan perlindungan ilahi, sedangkan umat dunia tidak. Bayangkan kalau saja bangsa Israel pindah dari Gosyen, pasti mereka akan mengalami hal yang sama dengan bangsa Mesir.

Sekali lagi mari kita pandang situasi sekarang ini menurut pandangan Alkitab kita. Tidak perlu kita panic dan takut. Solusi stay at home dari pemerintah adalah sejalan dengan tindakan umat Israel tinggal di Tanah Gosyen. Tuhan juga memberikan panduan-panduan ketika umatnya di Tanah Gosyen dalam Keluaran 12:1-28 sungguh Tuhan merancang semuanya dengan begitu sempurna. Selama ini umat Israel harus kerja keras siang dan malam, kerja paksa dan aniaya dari petugas-petugas rodi, mengerjakan tanah liat, batu-bata dan berbagai pekerjaan di padang dipaksakan untuk mereka kerjakan. Sudahlah barang tentu umat Israel tidak punya waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Tetapi ketika tulah datang dan mereka tinggal di Gosyen mereka menikmati waktu bersama keluarga: mereka diajar untuk peduli pada tetangga (Kel. 12:4); mereka diajar untuk hidup sehat (Kel. 12:8-10) dan mereka juga diajar untuk membuat persekutuan kudus di rumah mereka (Kel. 12:16). Bukankah ini relevan dengan apa yang dilakukan pemerintah kita saat ini.

Nikmati waktu stay at home bersama keluarga, stay at home juga bentuk peduli pada tetangga dan lingkungan, dan konsumsi makanan yang sehat karena makanan yang sehat akan menciptakan daya tahan tubuh yang kuat. Ini akan membantu kita untuk tidak terinfeksi virus Corona. Pada akhirnya dengan hati yang tenang dan mata yang tertuju pada Tuhan kita akan menjalani dan melewati masa-masa sulit ini dengan pemeliharaan Allah di dalam kita. Tetap berdoa dan berjaga-jaga seraya mempersiapkan diri akan kedatangan-Nya kedua.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th.



Leave a Reply