Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Paradoks Kehidupan




eBahana.com – Di dalam dunia ini sering kita temukan adanya kebergunaan namun di sisi lainnya kesia-siaan, hal ini aneh sekali, atau hal-hal yang bertolak belakang, dengan istilah paradoks.

Misal di Jakarta pembangunan begitu gencarnya, ibukota ini dipercantik begitu moleknya, gedung pencakar langit dibuat gagah nan perkasa, namun disisi lainnya ada yang dikorbankan. Air tanah yang seharusnya berada dalam tanah untuk menjaga kestabilan permukaan tanah akhirnya terkuras keluar untuk kepentingan minum maupun keperluan sehari hari manusia, akibatnya tanah tidak stabil. Membuat tanah menurun karena beban yang berat. Hampir 4 meter per tahun tanah di Jakarta menurun, bahkan dikatakan laut lebih tinggi dibanding daratan di Jakarta, belum lagi lahan hijau untuk resapan air berkurang dan perilaku manusia yang buang sampah sembarangan serta ego centris politik sesaat untuk pencitraan. Akibatnya banjir tak terelakkan.  Inilah namanya paradoks, membangun demi keindahan dan kenyamanan namun akibatnya kehancuran dan kesengsaraan tanpa dirasa karena kesalahan sendiri.

Begitu juga hal yang dialami oleh Yesus. Dalam Lukas 9:43. Yesus baru masuk sesuatu daerah, Dia membuat masyarakat takjub oleh karena Kuasa Tuhan yang Yesus perbuat namun disisi yang lainnya, Yesus berkata dalam Lukas 9: 44. Bahwa Anak manusia yang dimaksud di sini Yesus sang Ilahi yang telah jadi manusia akan diserahkan atau dilecehkan oleh manusia yang dalam konteks saat itu adalah bangsa Israel.

Mereka takjub pada Yesus di suatu waktu tertentu namun di waktu lainnya mereka mengumpat, menghujat tanpa ada rasa kekaguman sama sekali, inilah namanya paradoks. Sama halnya, para murid-Nya yang selalu bersama dengan Yesus. Yesus yang merupakan sumber segalanya, baik sumber kuasa maupun sumber pengetahuan namun para murid seolah tak tahu atau tak mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus, Lukas 9:45.

Yang lebih ironis lagi, para murid begitu dekatnya dengan Yesus namun tak berani untuk bertanya walau tak mengerti.

Inilah paradoks dekat tapi merasa segan dan terlihat jauh.

Bersama namun tak mengerti baik dengan orang di sisinya.

Bukankah kita juga sering begitu!

Serumah tapi terasa jauh, komunikasi via smartphone dengan aplikasi chattingnya.

Duduk dekat saat beribadah namun di luar seolah tak mengenal.

Berbicara mengasihi sesama saat di gereja namun tak mau berbagi atau peduli dengan para tetangganya.

Inilah paradoks dalam dunia nyata, namun kita harus mengubahnya , paradoks yang cenderung inkonsisten menjadi konsisten.

Dalam artian mari kita memiliki kesetiaan dalam kebaikan kepada Tuhan maupun sesama.

Dengan kita mewujudkan melalui kepedulian kepedulian kita dengan menjaga lingkungan serta  ramah terhadap siapapun dan toleran terhadap sesama yang berbeda.

Kita belajar untuk memahami dan berkorban seperti yang Yesus lakukan.

Ia rela melakukan segalanya agar manusia menjadi baik dan bahagia. YrSurya

Dalam rangka menyongsong bulan cinta kasih, maka kami kembali berbagi cinta kasih buat para pembaca setia renungan eBahana.com. Yang akan kami bagikan pada 12 Februari 2020, untuk setiap pembaca yang memiliki komentar tentang renungan ini yang berhubungan dengan cinta kasih,

akan mendapatkan ekspresi kasih dari kami berupa uang tunai,

Ekspresi kasih 1. Rp 505.000,- untuk 1 orang

Ekspresi kasih 2. Rp 303.000,- untuk 1 orang

Ekspresi kasih 3. Rp 202.000,- untuk 1 orang

Ekspresi kasih 4. Rp 101.000,- untuk 5 orang

Segera kirim komentar anda via WA 085256706188. Semakin sering mengirimkan komentar, semakin tinggi mendapat kesempatan untuk mendapatkan ekspresi kasih kami.



Leave a Reply