

eBahana.com – Sebelum masuk dalam pembahasan renungan ini, alangkah baiknya membaca terlebih dahulu Ulangan 7:6-8,
Kitab Ulangan merupakan kitab hukum dalam kelompok kitab Pentateukh. Pasal ini memuat tentang janji dan pemilihan Allah atas Israel. Ini merupakan refleksi atau “seperti” Allah mengingatkan Israel tentang sebuah proses penebusan, yakni Allah menebus Israel dari Mesir, rumah perbudakan. Pada saat firman ini disampaikan, Israel sudah dalam posisi berada di padang gurun; sudah berada pada tahap yang lain dalam janji dan penebusan.
Allah mengingatkan Israel agar mengingat Allah dan perbuatan-Nya. Mengingat Allah dengan meresponi penebusan sebagai bentuk kasih nyata Allah kepada Israel. Pemilihan dan penebusan Israel dilakukan bukan karena jumlah dan bukan karena Israel memiliki kualifikasi tertentu yang memikat Allah; juga bukan kebaikan Israel melainkan kasih Allah kepada mereka.
Allah menyampaikan hal ini agar Israel tidak lupa dan semangat mereka mengasihi Allah menjadi kendor. Pemilihan dan penebusan Israel pada pasal ini juga berarti Allah memisahkan Israel dalam penyembahan. Jelas bahwa Israel dipilih hanya untuk menyembah Allah.
Dari penjelasan ini, kita belajar tentang:
Saudara-saudara, Allah memilih kita menjadi umat-Nya bukan karena kita baik (ingat lagu: Semua Karena Anugerah-Nya, bukan karena kebaikanmu, bukan kar’na fasih lidahmu, bukan kar’na kekayaanmu, kau dipilih, kau dipanggil-Nya, semua karena anug’rah-Nya, dib’rikan kepada kita, semua anug’rah-Nya bagi kita, bila Engkau dipakai-Nya…). Kita percaya Yesus bukan karena faktor kebetulan (Kebetulan orang tua saya Kristen, tidak!). Pernyataan Allah, aku yang memilih dan melepaskan kamu harus dibaca sebagai pernyataan, sampaikanlah kepada anak cucumu, Aku memilih kamu, bukan kamu kebetulan percaya kepada-Ku.
Saudara-saudara, dalam situasi seperti ini (stay at home, karena COVID-19-red), jangan ragukan kasih dan pemeliharaan Allah. Padang gurun bukan ajang Allah bermain-main dengan Israel dan bukan tempat Allah melampiaskan amarah-Nya. Masa di padang gurun sebagai bagian dari Israel belajar bergantung sepenuhnya kepada Allah, mengandalkan Allah, memercayai Allah. Situasi kita saat ini harus dilihat sebagai masa memercayai dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Amin.
Oleh Noh Ibrahim Boiliu, Dosen FKIP Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.