Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

MEMBANGUN HIDUP




eBahana.com – Dasar Firman Tuhan.

Mazmur 127:1-2, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”

Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh
dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Yeremia 17:5, “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan
tinggal di tanah hangus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk”

Yeremia 29:11-14, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN…

Renungan: Membangun Hidup.

Roma 11:33, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki
keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”

Amsal 3:5, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”

Tak ada seorangpun yang dapat mengerti Allah. Seluruh firman di-inspirasi oleh Allah. Seorang yang sungguh-sungguh percaya harus membaca seluruh Alkitab. Awal sejarah umat manusia. Semua diturunkan dari Adam. Alkitab mengajarkan kepada kita tentang kita.

Alkitab dan keselamatan mengarah kepada Adam. Kejatuhan Adam dan Hawa.

Kejadian 3 Manusia jatuh ke dalam dosa Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat.”

Kita tahu inti dari masalah manusia. Iblis memiliki satu tujuan utama menyingkirkan pondasi Adam dan Hawa
yakni Firman Allah. Begitu mereka kehilangan pondasi itu, mereka hidup di bawah kendali Iblis.

Tujuan utama Iblis dalam hidup kita adalah meruntuhkan dan tidak mempercayai Kitab Suci – Alkitab. Ketika kita berada pada keadaan dimana kita tidak mempercayai otoritas Alkitab, kita akan tenggelam. Kita menjadi korban. Hanya itu yang Iblis perlu lakukan dan dia melakukannya dengan cerdik. Alkitab mengatakan ular lebih cerdik dari binatang-binatang di darat. Iblis melakukan dua hal. Pertama ia mempertanyakan Firman Allah…apa yang Allah katakan. Dan ketika Hawa menanggapi pertanyaan tersebut Hawa tenggelam. Ketika sekali saja Hawa menanggapi pertanyaan Iblis tersebut, ia mulai menyangkal Allah. “Sekali-kali kamu tidak akan mati”. Sampai sekarang Iblis belum merubah taktiknya. Mempengaruhi manusia mempertanyakan Firman Allah.

Apapun yang kita lakukan, jangan pernah kita meninggalkan iman kita kepada Firman Allah. Iblis tidak perlu memulai dengan menyerang. Iblis mulai dengan ‘mempertanyakan.’ Iblis tidak mulai dengan menyangkal Firman Allah…dia hanya mulai dengan mempertanyakan dan jika kita ‘menanggapi’ pertanyaan tersebut, kita akan menghadapi masalah yang sama dihadapi oleh Hawa. ‘Keragu-raguan’, ‘Ketidakpercayaan’ dan akhirnya ‘ketidaktaatan’ atau pemberontakan.

Jadi tindakan Hawa bisa diringkas dalam tiga hal: pertama dia ‘meragukan Firman Allah.’ Sesudah ‘meragukannya’ dia tidak ‘mempercayainya’ dan sesudah tidak mempercayainya dia ‘tidak menaatinya.’

Itu adalah tiga langkah ke bawah, ‘meragukan’, ‘tidak mempercayai’ dan ‘tidak menaati.’ Ketika Hawa melakukan itu ia hilang. Dia dikalahkan. Itu akan terjadi pada kita jika kita melakukan tiga hal
yang sama, kita akan hilang. Iblis akan memperoleh kemenangan besar dalam hidup kita.

Iblis menggunakan cara dengan meyakinkan Hawa agar tidak mempercayai kebaikan Allah lalu memasukkan
pikiran bahwa dia dan Adam bisa menjadi seperti Allah. Hal yang menentukan di sini adalah mereka ‘bisa
menjadi seperti Allah tanpa bergantung kepada Allah.’ Iblis mulai dengan mempengaruhi Hawa agar tidak
mempercayai karakter Allah. Dia menggambarkan Allah sebagai seorang tiran.

Allah menaruh Adam dan Hawa di dalam taman yang indah namun Iblis mempertanyakan kepada Hawa, “Apakah kamu bebas melakukan apapun yang kamu kehendaki. Jika kamu bisa memperoleh jawaban-jawaban kamu sendiri, kamu tidak perlu bergantung pada Allah. Allah memperlakukan kamu seperti warga
negara kelas dua. Dia tidak memperlakukan kamu dengan cara yang layak. Kamu layak mendapat lebih dari itu.”

Oleh karena itu ‘timbul keinginan dalam diri Hawa untuk menjadi seperti Allah tanpa bergantung kepada
Allah.’

Akar kesalahan Adam dan Hawa adalah keinginan untuk menjadi baik tanpa bergantung kepada Allah. Keinginan mereka tidak jelek. Sangat baik menjadi seperti Allah. Tapi ‘tanpa bergantung kepada Allah mereka masuk dalam hubungan yang terlepas dengan Allah.’

‘Inti dari pemberontakan adalah keinginan untuk berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada Allah. Kedagingan, kodrat alami kita adalah keinginan berdiri sendiri diluar kendali Allah.’

Kejadian 3:6 “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.”

Mereka mempercayai ‘panca indera’ mereka lebih daripada ‘Firman Allah.’

Kita perlu membalikkan kejatuhan Adam dan Hawa dengan mempercayai Allah serta kebaikan-Nya. Kita
perlu mempercayai Allah tanpa mengetahui apa yang akan Dia lakukan bagi hidup kita.

Kedua, meletakkan keinginan kita untuk mengandalkan diri. Kita harus mempercayai Firman Allah lebih
daripada panca indera kita.

‘Melepaskan kebebasan kita’ dan membalikkannya. Pertama adalah ‘dengan menunggu dan tinggal tetap.
Kita harus belajar menunggu.’ Abraham dan Musa adalah contohnya. Abraham harus menunggu lama untuk memiliki Ishak anak tunggalnya.

Bilangan 12:3, “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas
muka bumi.” Ini terjadi setelah Musa dibentuk Allah dalam proses menunggu. Setelah lari dari Mesir 40 tahun sebagai gembala dan 40 tahun di padang belantara.

‘Kerendahan hati adalah rahasia dari kuasa.’ Yesaya 64:4, “Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian.”

‘Allah bertindak bagi mereka yang sabar menunggu Dia. Bagi mereka yang lebih bergantung kepada Allah
ketimbang mengandalkan diri.’ 1 Tesalonika 1:9-10, “Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.”

Kita berkewajiban untuk melayani dan menunggu. Yesaya 30:18-19, “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan
saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab
TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!” Allah menunggu dengan ramah. Apa yang Allah tunggu? Teriakan, seruan dan tangisan kita, keputusasaan, seruan untuk mendapatkan pertolongan.

Keluaran 14:10, “Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak
menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN.”  Berseru dalam keputusasaan. ‘Allah ingin kita bergantung penuh pada-Nya untuk melaksanakan rencana-rencana-Nya.’

‘Tidak memikirkan harga diri, tidak mencari jaminan keamanan dan tidak mencoba mengendalikan hidup
adalah cara mengatasi keinginan mengandalkan diri.’ Izinkan Allah melakukan apapun yang Dia kehendaki
dengan kita. Apakah kita bersedia berserah kepada Allah? Berteriaklah kepada Allah.

Kata kunci: Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply