Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Janji Allah di Padang Gurun




eBahana.com – Padang gurun dalam Bahasa Ibrani “Midbaar“. Itu berasal dari kata “dahbaar” yang memiliki arti “berbicara”. Dari akar kata itu penulis menyimpulkan bahwa padang gurun adalah tempat dimana Allah berbicara, tempat dimana Allah mengkomunikasikan pesan-pesan yang paling penting untuk kita. Masa padang gurun saya dan anda pasti tidak sama dengan masa padang gurun musa. Pengalaman padang gurun anda mungkin dengan merawat anggota keluarga yang sakit atau merawat orang tua anda masa yang amat lama. Anda merasa lelah, kering, jenuh kondisi itu membuat ruang gerak anda dibatasi. Bisa jadi luka-hati yang mendalam yang datang melalui pasangan anda yang tidak setia. Atau anak-anak anda yang memberontak.

Bisa di suatu tempat dimana anda mempunyai banyak teman dan ikatan keluarga yang baik sampai ke tempat yang terlihat aneh dan asing. Dimana anda tidak dikenal siapapun, anda merasa terasing, tersisihkan. penolakan oleh sahabat, kebosanan, pekerjaan yang tidak dihargai, atau sebuah batas yang menggilas anda seperti sebuah beban yang berat dan kasar. Padang gurun mengenalkan banyak wajah. Bisa jadi penuh dengan orang-orang, namun kesepian. Bisa jadi hujan siang dan malam tanpa henti, namun tetap tandus. Bunga-bunga mungkin bermekaran, dan pohon-pohon mungkin bertunas disekitar anda, namun anda masih saja merasa terisolasi. Apakah Allah tahu? Apakah Dia mengerti? Allah paham sangat baik. Dialah yang menaruh anda disana di Sekolah-Nya.

Dalam kitab Ulangan 32:10 Roh Kudus menulis kata-kata tentang bangsa Israel “didapatinya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman pedang belantara. Dikelilingi-nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya”. Kata “Dia” dalam ayat ini adalah Allah, dan kata “dia” merujuk kepada orang-orang Ibrani. Tetapi saya mengajak anda untuk menerapkan kata-kata Tuhan ini kepada diri kita sendiri. Taruh nama anda di dalam ayat yang menyebut kata “dia”. “didapatinya anda di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman pedang belantara. Dikelilingi-nya anda dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya”.

Tuhan yang membuat anda berada dalam padang gurun itu, Allah mengetahui dengan persis pengalaman terbuang yang seperti apa yang anda butuhkan. Allah tahu tempat mana yang tepat dimana keriuhan hidup harus didiamkan. Dan di sanalah kita mampu mendengar suara-Nya. “Auman padang belantara“. Allah tahu kedalaman setiap hati kita, Dia memahami apa yang diperlukan untuk membebaskan kita dari tongkat-tongkat penyangga yang menghalangi kita berlari dalam kehendak-Nya dan dari suara-suara yang menahan kita untuk mendengar petunjuk Firman-Nya dan kasih-Nya yang lembut. Tuhan mengetahui bagaimana mengatur kurikulum kita di sekolah padang gurun ini, membangun suatu kualitas karakter dalam hidup kita yang jika kita tidak mengikuti-Nya kita tidak dapat memperolehnya.

Bangsa Israel, di padang belantara Sinai, harus merasakan hal itu. Dan musa ditengah-tengah kehidupan berada sangat jauh dari negeri yang ia kenal tidak ada kesempatan untuk kembali. Tetapi di tempat “padang gurun” Allah melakukan empat perkara indah kepada orang Israel dan juga kepada kita

  1. Dia Mengelilingi Kita

Kata mengelilingi mengisyaratkan Perlindungan atau proteksi Allah atas segala musuh di padang gurun. Dalam KBBI “mengelilingi“ memiliki arti bergerak, berjalan, terbang disekitar sesuatu atau tempat dan melingkari atau mengitari. Bila dikaitkan dengan situasi bangsa Israel di padang gurun itu artinya adalah bahwa Allah ada bergerak, berjalan melingkari umat Israel dengan perlindungan dan kenyamanan dari bahaya di padang gurun. Padang gurun adalah tempat yang tandus, tidak banyak makhluk hidup yang bisa bertahan hidup disana. Hewan-hewan liar yang hidup disana juga sangat berbahaya, ditambah lagi suhu di padang gurun juga sangat ekstrem, siang hari panas sekali dan malam hari dingin sekali. Perjalanan padang gurun adalah sebuah perjalanan ujian yang berat yang harus kita alami. Dalam menghadapi ujian tersebut kita bisa pilih kekuatan kita atau mengandalkan kekuatan Tuhan. Umat Israel 40 tahun di padang gurun Tuhan tetap mengelilingi mereka, menyertai mereka.

  1. Dia Mengawasi Kita

Kata ini menunjukkan perhatian Allah yang dilandasi oleh kasih sayang-Nya Allah mengasihi umat-Nya. Kasih Allah membuat relasi dengan manusia menjadi lebih mendalam. Allah mengasihi bangsa Israel karena kasih setia-Nya kepada manusia, dan bangsa Israel menjadi simbol kasih Allah tersebut. Perjanjian Allah mencerminkan tindakan Allah yang penuh kebaikan dan kasih setia. Allah mengasihi bangsa Israel yakni dengan memberikan tanah terjanji bagi kehidupan mereka. Sebaliknya juga bangsa Israel dituntut supaya mengasihi Allah yakni dengan taat kepada-Nya (Ul. 11:1, Ul. 6:4-5, Ul. 19:9). Kesetiaan Allah pada umat-Nya Allah tidak pernah meninggalkan bangsa Israel. Ini merupakan bentuk kesetiaan Allah untuk umat-Nya. Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Kesetiaan Allah juga tampak dalam memenuhi janji-Nya untuk memberikan tanah terjanji kepada bangsa Israel. Allah senantiasa menyertai, melindungi dan menghantarkan umat pilihan-Nya untuk memasuki tanah yang yang telah dijanjikan-Nya.

  1. Dia Menjaga Kita

Kata “menjaga “ memiliki arti merawat, memelihara dan mengasuh. Jadi Allah itu menjaga, artinya adalah bahwa Allah itu merawat, memelihara dan mengasuh kita. Apa yang firman Tuhan sampaikan harus kita yakini sebab iman itu timbul dari pendengaran Firman Tuhan (Roma 10:17). Dia bukan hanya menjaga kita tapi Dia juga merawat kita. (Lukas 10:33-35) Orang Samaria yang murah hati ini berbicara tentang Yesus yang merawat dan menggendong kita. (Mazmur 91:14-16) Kepada orang-orang yang hatinya melekat kepada Tuhan maka janji Tuhan bahwa Dia akan luputkan dan membentenginya. Kemudian ada jawaban doa ketika kita berseru kepadaNya bahkan ada penyertaan Tuhan dalam kesesakan, Tuhan meluputkan dan memuliakannya. Ada panjang umur dan keselamatan yang Tuhan berikan bagi kita. Tuhan selalu serius dengan janji-Nya sehingga Dia pasti menepati-Nya.

  1. Dia Menuntun Kita

Hal keempat, yang Allah lakukan adalah menuntun kita. Tidak peduli apakah kita mengetahuinya atau tidak, merasakannya atau tidak, bahkan kita percaya atau tidak. Allah tidak menarik tangan-Nya dari hidup anda. Anda akan merasa ditelanjangi dan diamat-amati di tanah yang kosong itu, namun sebelum itu Dia mengembangkan sayap-Nya untuk menaungi anda. Anda dilindungi dalam naungan Allah Mahatinggi. Perhatikan kata kecil “sendiri” dalam ayat 12 Dia sendiri yang menuntun anda, tidak ada orang lain yang menuntun anda di padang gurun. Kita tidak mengetahui kapan (atau bilamana) anda akan keluar dari padang gurun. Namun Alkitab sendiri yang memberitahukan kepada kita bahwa Dia sendiri yang menuntun kita. Anda dipilih, anda dipesan dan anda dituntun untuk Allah sendiri. Alkitab berkata bahwa Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian…– 2 Petrus 3:9, Janji Tuhan dalam Alkitab berjumlah ribuan. Ada sumber yang menyatakan jumlahnya 3573 janji, 5467 janji, bahkan lebih dari 7000 janji. Berapa pun angka sebenarnya, Petrus mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati semua janji-Nya.

Bagi manusia, seringkali janji hanya tinggal janji. Kita mungkin lupa atau melewatkan sebuah janji karena menganggapnya sepele. Bisa jadi, kita sengaja mengabaikannya karena merasa tidak harus memenuhi janji tersebut. Karenanya, kita ragu, benarkah Tuhan akan menepati janji-Nya? Berbeda dengan kita, Tuhan tak pernah ingkar janji. Benda-benda langit ciptaan-Nya selalu bergerak sesuai mekanisme masing-masing, tepat pada waktunya. Matahari, misalnya, selalu terbit setiap hari. Kalau hukum alam saja tidak lalai memenuhi janji, apalagi pencipta-Nya! Di Alkitab, tak ada satu pun janji Tuhan yang tidak Dia ditepati. Bahkan, setelah ribuan tahun, Tuhan masih ingat pada janji-Nya, dan cara-Nya menepati janji amatlah luar biasa. Percayalah bahwa Tuhan sanggup dan selalu memenuhi janji-Nya, karena menepati janji adalah karakter-Nya.

Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. – Ibrani 11:11. Puji Tuhan.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th, Gembala GPdI Alhayat Desa Lubuk Ogung.



Leave a Reply