Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Cuma Satu Syaratnya




eBahana.com – Wabah Corona bukan saja mempengaruhi perekonomian dunia atau pola kehidupan sosial di dunia ini. Namun Corona juga sebagai alat ukur dari kualitas iman kita kepada  Kristus Yesus.

Gereja ditutup agar  gereja tak menjadi  tempat penyebaran Covid-19. KKR kesembuhan Ilahi, terhenti, karena seolah tak berfungsi untuk menahan laju Covid-19.

Bahkan para Hamba Tuhan banyak berguguran karena Covid-19. Simpati  maupun  antipati bercampur aduk diarahkan ke para Hamba Tuhan dan gereja.

Kini saatnya waktu yang terbaik untuk merenungkan nats berikut ini, Lukas 14:25  Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:

Banyak orang mengikuti Yesus karena melihat keajaiban dan mukjizat yang dipresentasikan oleh Yesus  melalui gereja-Nya. Namun apa jawab Yesus, Matius 22:14, Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Ini merupakan kesimpulan awal yang mungkin dulu kita kurang paham maksudnya. Namun sekarang kita mulai paham maksudnya karena wabah Corona inilah sebagai alat tampinya.

Pertanyaannya apakah sekarang masih ada orang yang mau berduyun duyun mau menjadi murid Yesus?

Kalau anda membaca renungan ini, mari renungkan prasyarat untuk mengikuti Yesus.

Untuk menjadi umat itu mudah, karena syaratnya hanya percaya pada Yesus dan membuka diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus.

Namun untuk meningkatkan kualitas keimanan kita tidak cukup hanya menjadi seorang umat namun juga harus meningkat menjadi seorang murid Kristus.

Oleh karena itu inilah prasyarat  yang harus dipenuhi apabila kita mau menjadi murid Yesus yaitu; Lukas 14:27, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Prasyarat menjadi murid Yesus cuma satu syaratnya, yaitu mau memikul salib Kristus Yesus. Adapun aplikasi konkrit dalam kehidupan sehari hari dari makna memikul salib adalah sebagai berikut:

Pertama harus memilih meninggalkan  yang dicintai, Luk. 14:26.

Hal yang terpenting di dalam perjalanan kita sebagai murid Kristus adalah, kita rela kehilangan orang orang yang kita cintai bukan berarti mengorbankan mereka namun rela kita tak mendapatkan cinta kasih yang sama saat kita bersama dengan mereka.

Lukas 14:26, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Kata membenci digunakan bukan berarti memusuhi namun lebih ditekankan kepada rela memilih atau mencintai Yesus dibanding memilih atau mencintai orang tua, suami atau istri, anak, saudara bahkan nyawanya sendiri.

Itulah arti dari memikul salib bahwa Yesus lebih utama dan terutama dari yang lainnya.

Kedua harus bisa mempertimbangkan, Luk. 14:28-34.

Selain mencintai Yesus, kita tidak boleh mencintai Yesus dengan cinta buat tanpa logika, ataupun fanatik dengan mengabaikan logika. Yesus mengajarkan demikian,

Lukas 14:28- 32, Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? . . .

Jadi kalau kita mau menjadi murid Kristus harus sadar betul mempertimbangkan dalam berbagai aspek, supaya kita tidak mundur karena malu.

Lukas 14:29, Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,

Kita akan malu kalau tidak sampai selesai mengikuti Yesus menjadi murid-Nya.

Oleh karena itu resiko mengikuti Yesus harus kita sadari dan diperhitungkan dengan baik. Kalau kita siap  maka layak mengikuti Yesus.

Serta tidak ada lagi yang kita pertahankan untuk menjadi milik kita untuk dipertahankan.

Luk. 14:33, Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Mengikuti Yesus cuma satu syaratnya yaitu memikul salib-Nya, jika kita sadar akan semua resikonya dan mau menanggungnya dan tetap setia sampai akhir maka kita adalah Murid Yesus.

Ketiga harus bisa selalu menjadi berguna, Luk. 14:34-35

Menjadi murid Yesus bukan hanya rela kehilangan cinta kasih orang orang yang kita cintai, bukan hanya mengerti caranya risikonya namun juga hidup kita harus berguna buat sesama.

Lukas 14:34-35, Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?

Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”

Syarat menjadi murid Kristus cuma satu yaitu memikul salib-Nya. Bertahanlah sampai akhir walau kita kehilangan cinta, bertahanlah sampai akhir namun tetaplah menjadi  berguna, itu semua resiko kita saat kita memilih menjadi Murid-Nya.

Akhir dari semuanya, kemuliaan seorang murid berbeda dengan kemuliaan umat biasa. YrSurya



Leave a Reply