Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Corona Bukan Penghalang!




eBahana.com – Peranan gereja di dalam masyarakat, selain turut aktif dalam pembangunan rohani di tengah umatnya, dalam issue corona gereja juga harus terlibat didalam situasi dan kondisi yang terjadi saat ini untuk membantu menenangkan jemaat.

Dilema Gereja di saat Corona Merebak

Di Korea ada salah satu gereja dianggap sebagai yang pertama sebagai titik start corona masuk ke Korea, dikarenakan ada seorang ibu yang kena virus corona ikut beribadah 4 kali di gereja tersebut. Karena seorang ibu itulah kini Korea terkena corona, terhitung hari ini ada 4.000 orang lebih terkena corona, kemungkinan bisa bertambah.

Di sisi lain ibu itu datang ke gereja tentunya mencari Tuhan agar mengalami kesembuhan namun di sisi lain juga sebagai penyebar corona dalam gereja.

Di sinilah dilemanya sebuah gereja. Akhirnya seluruh jemaat di karantina agar virus tidak menyebar dan sementara gereja berhenti beraktivitas.

Memang  di Indonesia baru mulai terjangkit corona. Mengacu pada peristiwa di korea, apakah gereja Di indonesia akan memasang alat detektor panas tubuh manusia, sanggupkah semua gereja di indonesia membeli alat itu, atau gereja menolak jemaat baru yang mau beribadah.

Dilema gereja belum terpecahkan, sekarang jemaat mulai was-was, mau ke gereja takut terjangkit virus corona, mau kemana mana takut terkena, karena kita tidak tahu siapa yang sudah terjangkit atau belum, sehingga tindakan preventif, banyak orang memilih lebih baik membatasi kontak dengan banyak orang. Lebih baik dirumah saat di hari minggu daripada ke gereja nanti bisa terkena corona, karena kita tidak tahu, mana yang sudah terkena korona, jangan jangan ada orang yang membawa virus corona.

Hal inilah pernah dialami oleh Yesus. Dengan kasus berbeda namun prinsipnya  sama yaitu dilema. Dalam Lukas 14:1-6, Yesus diundang makan oleh tokoh agama. Di sisi lain diundang makan oleh namun di sisi lainnya diamat-amati untuk dicari kesalahannya.

Dilema yang dialami  oleh Yesus, yang pertama diundang makan oleh orang yang sering memusuhinya, kedua diuji kebaikan-Nya, seolah secara kebetulan ada orang sakit busung air ada dihadapan-Nya padahal itu hari sabat.

Sama halnya saat ini. Ada corona mulai menjangkiti seolah kita orang percaya diundang untuk terlibat aktif untuk mengatasinya. Banyak orang mengamat amati apa yang mau dilakukan oleh gereja, apa yang mau dilakukan oleh orang percaya.

Apakah  gereja atau orang percaya, diam tak mau terlibat takut terjangkit korona atau ambil resiko tetap melayani semua  orang.

Berkaca pada Yesus. Ia mengambil resiko untuk tetap menolong orang sakit  walau berisiko. Luk. 14:3-3-4.

Kata Yesus Tuhan kita. Lukas 14:5, Kemudian Ia berkata kepada mereka: Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?

Dibahasakan dengan bahasa kekinian, Siapakah di antara kamu yang tidak segera menolong jika saudara atau keluarga kita terkena corona, meskipun hal itu terjadi di dalam gereja, atau apakah gara gara hal itu imanmu jadi kecil dan membuat dirimu takut tak berani ke gereja karena takut tertular.

Memang gereja tak bisa menjamin bahwa kita tak akan tertular disaat beribadah, namun ketahuilah juga saat kita tinggal dirumahpun, rumah kita tak bisa menjamin bahwa kita aman.

Oleh karena itu, di situasi seperti sekarang tetaplah tenang, beribadahlah seperti  biasanya dan jangan pernah berhenti untuk melakukan kebaikan, tetaplah dengar kata kata pejabat yang ditunjuk oleh negara untuk hal ini.

Sakit, kematian bukanlah hal yang menakutkan kalau kita sudah siap. Namun pembunuh terkejam adalah rasa takut untuk sakit dan rasa takut untuk mati. Bukan sakitnya bukan matinya namun rasa takut itulah yang perlu dikalahkan.

Lebih baik kita berani berbuat baik walau berisiko itu membuat hidup kita lebih bermakna, daripada nampak berhikmat menjadi seorang pengecut hanya mencari selamat, membuat hidup kita hina di mata Tuhan.

Kini saatnya kita orang percaya berkoordinasi dengan gereja dan pemerintahan, tampil menjadi jawaban bagi jiwa jiwa yang takut, menjadi teman bagi mereka yang hidup dalam kecemasan. Menjadi terang bagi mereka yang hidup didalam kegelapan. YrSurya



Leave a Reply