Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Usai Gempa 2018, PGI Tetap Memperhatikan Jemaat GPID dan GKST di Donggala




Donggala, eBahana.com – Sebagaimana diketahui salah satu program dukungan unit Pengurangan Risiko Bencana-PGI kepada jemaat korban gempa 28 September 2018 yang lalu di Donggala, adalah memberi bantuan peralatan produksi usaha ekonomi kreatif. Dalam kesempatan ini, yang diberikan adalah alat dan bahan pembuatan minyak kelapa.

Sebelum gempa terjadi, satu dari beberapa mata pencaharian penduduk di Panjulati adalah pembuatan minyak kelapa. Berdasarkan percakapan intensif yang dilakukan dengan Jemaat GPID dan GKST di desa itu, maka disepakati kegiatan pelatihan dan simulasi pembuatan minyak kelapa. Sebab di desa itu banyak pohon kelapa (nyiur) milik masyarakat.

Bantuan diberikan kepada kelompok-kelompok usaha yang telah dibentuk di 3 jemaat dampingan PRB-PGI yaitu 5 Kelompok di GPID Jemaat Betel Panjulati, 1 kelompok di GKST Jemaat Eklesia Panjulati dan 1 kelompok di GKST Bukit Zaitun Baku. Semuanya berlokasi di Kabupaten Donggala. Bantuan alat-alat produksi usaha kelompok jemaat ini adalah hasil kerjasama antara PRB-PGI, Majelis Sinode Harian GPID dan GKST Klassis Palu. Penyerahan bantuan dilaksanakan di gedung gereja sementara GPID Jemaat Betel Panjulati yang terletak di Desa Batusuya Go’o. Acara penyerahan alat dan bahan diikuti dengan praktek pada 1-2 Agustus 2019.

Staf Lapangan PRB PGI Winda dan Stefie didampingi perwakilan MSH GPID Pdt. Karlos Binambuni STh (Direktur Pusdiklat GPID), menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada kelompok-kelompok jemaat dampingan PRB-PGI. Bantuan yang diberikan adalah peralatan usaha pembuatan minyak kelapa, atau sering disebut minyak kelapa kampung kepada kelompok-kelompok yang sudah dibentuk.

Adapun rincian bantuan peralatan untuk setiap kelompok yaitu 1 unit mesin parut kelapa, mesin Honda 5.5 hp, 1 unit alat peras santan manual, 2 unit kompor gas tungku dan regulator, 10 buah ember isi 60 liter, serta sekitar 20 items alat dan bahan lain. “Hal penting yang harus diingat apabila ada kelebihan dari hasil pengolahan dan penjualan jangan lupa ucapan syukur dalam persekutuan jemaat. Sebab yang utama adalah bagaimana setiap orang yang percaya yang menikmati berkat dari Tuhan mampu untuk mengucap syukur lewat persembahan yang dibagikan kepada semua orang,” tegas Direktur Pusdiklat GPID Pdt. Karlos Binambuni, STh dalam sambutannya.

Karlos berharap, dengan bantuan ini akan mempercepat proses pemulihan ekonomi yang sempat terpuruk pada masa lampau. Dengan upaya dan program PRB-PGI yang dicanangkan dan dimunculkan bisa menjadikan seluruh jemaat semakin optimis dalam menjalani hari-hari hidup ke depan. Karlos juga menyampaikan ungkapan terima kasih atas kerjasama antara PRB-PGI, ICCO/KiA, GPID, GKST dan seluruh jemaat penerima bantuan.

Salah satu anggota kelompok usaha pembuatan minyak kelapa yaitu Ibu Reni dari GKST Jemaat Bukit Zaitun Baku menyampaikan terima kasih karena dengan adanya bantuan peralatan pembuatan minyak kelapa ini sangat membantu masyarakat khususnya ibu-ibu untuk menopang ekonomi keluarga. “Kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada PRB-PGI, karena dengan alat-alat ini kami bisa mengolah minyak kelapa dan berusaha menghasilkan produksi yang lebih banyak, dan semoga nantinya hal ini juga bisa membantu mengurangi beban ekonomi keluarga dampak bencana tahun lalu,” ungkap Reni.

Selain menyerahkan bantuan peralatan pembuatan minyak kelapa, juga dilakukan simulasi pembuatan minyak kelapa dengan fasilitator Taihutu Mailangkay, seorang pengusaha pembuatan minyak kelapa di Kota Palu. Tujuan simulasi ini adalah mengenalkan bagaimana mengoperasikan seluruh peralatan sehingga jemaat penerima dapat menjaga dan merawat seluruh peralatan ini. Dan bagaimana menghasilkan produk minyak kelapa dengan kualitas dan mutu yang lebih baik sehingga mampu di terima konsumen dan pasar.

Direktur unit PRB-PGI Eliakim Sitorus, mengabarkan bahwa sebelum kegiatan pembuatan minyak kelapa, telah diselenggarakan juga pelatihan pertanaman budidaya jagung. “Kami senang melihat antusiasme jemaat di Panjulati. Semoga dengan kegiatan yang kita dorong terus ini, maka kehidupan ekonomi jemaat benar-benar pulih lamban laun,” katanya. Lanjut Eliakim, berbagai aktivitas dalam mengimplementasikan program pendampingan, meningkatkan perekonomian jemaat adalah fokus utamanya. MK.

(suber: pgi.or.id)



Leave a Reply