Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Workshop Gereja Peduli Gambut di Merauke, Prioritas Gereja Merestorasi Gambut




Merauke, eBahana.com -Kerusakan lahan gambut di Indonesia umumnya disebabkan kebakaran lahan dan hutan disertai pengrusakan yang dilakukan secara sengaja oleh manusia. Gambut dirusak demi penanaman komoditas industri, seperti perkebunan sawit dan hutan tanam industri. Akibat dari kerusakan ini ada kerugian besar yang dialami oleh negara, materiil maupun non-materiil.

Butuh proses panjang untuk dapat merestorasi lahan gambut yang rusak. Dibutuhkan juga upaya yang serius untuk mencegah rusaknya lahan gambut lainnya. Untuk itu, tugas yang besar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, seluruh lapisan masyarakat harus turut menunjukkan kepeduliannya.

Sejak akhir 2018, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) turut memberikan perhatian terhadap isu lingkungan hidup ini. Bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG RI), melakukan beberapa kegiatan di bawah tagline “Gereja Peduli Gambut,” seperti Focus Group Discussion (FGD), penyusunan 2 buku (khotbah dan bacaan fasilitator/pengkhotbah), serta workshop di beberapa daerah untuk 7 provinsi prioritas restorasi gambut.

Jumat (2/8), PGI dan BRG RI menyelenggarakan workshop di Merauke, Papua. Kegiatan ini dihadiri oleh 27 orang pelayan gereja (pendeta dan syamas GKI – Tanah Papua, GKO dan GPI Papua) dari beberapa wilayah di Merauke. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea ini sendiri memiliki total 39.239 ha lahan gambut yang perlu direstorasi.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperlengkapi para pelayan gereja dengan pengetahuan tentang gambut serta upaya merestorasi dan memanfaatkannya secara benar. Para peserta workshop diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan restorasi dan konservasi lahan gambut kepada warga gereja yang hidup di sekitar lahan gambut– melalui khotbah maupun program-program gereja lainnya.

Deputi III BRG RI Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Dr. Myrna Safitri, yang hadir dan membuka kegiatan ini mengatakan bahwa sinergi antara pemerintah dan gereja dalam upaya merestorasi dan mencegah kerusakan gambut adalah suatu kebutuhan. Pemerintah tidak bisa menangani persoalan kerusakan lingkungan sendiri tanpa dukungan atau kerja sama dengan warga gereja.

Menurut Myrna, ketidaktahuan tentang hakikat gambut, pemanfaatannya secara benar serta kerakusan untuk mengeksploitasinya adalah penyebab kerusakan gambut dan penghambat upaya restorasi. Ia juga menambahkan, “kita perlu mengkontekstualisasikan khotbah-khotbah kita dalam keseharian, terhadap permasalahan yang riil di masyarakat, termasuk persoalan kerusakan gambut.”

Bersama BRG RI, Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) PGI, Pdt. Jimmy Sormin, dan 2 anggota tim fasilitator “Gereja Peduli Gambut,” Pdt. Leonar Hutapea dan Pdt. Sekri Faot, turut memfasilitasi workshop yang berlangsung di Swiss-Belhotel Merauke ini. Peserta workshop berharap kegiatan ini akan ditindaklanjuti karena sangat bermanfaat bagi mereka dan masyarakat Merauke yang tinggal di sekitar gambut. MK.

 

(sumber: pgi.or.id)



Leave a Reply