Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Singaraja Menyembah




Singaraja Bali, eBahana

Penyembahan merupakan hal yang penting untuk menghadirkan hadirat Tuhan, oleh sebab itu Persekutuan Pelayanan Hamba Tuhan Garis Depan (PPHTGD) Singaraja menyelangarakan acara Singaraja Menyembah. Ada pun acara tersebut telah dilaksakan pada hari selasa (23/10/18) yang bertempat di gereja GBIS di Jl. Toya Anakan Singaraja pada pukul 18.00 sampai selesai.

Dan yang menjadi ketua panitia adalah ketua garis depan Singaraja Pdt. Yono. Dalam keterangan mengatakan bahwa acara tersebut adalah program dari PPHTGD yaitu Kota Menyembah dan Singaraja salah satu kota dari sekian banyak kota di Indonesia yang diadakan acara tersebut.

Pdt. Yoas Pranata Puraja sebagai pemimpin tim dan juga Korda 1 menjelaskan bahwa acara Singaraja Menyembah adalah untuk mempersatukan gereja-gereja dalam rangka membangun takhta Tuhan melalui pujian penyembahan dan doa. Dengan adanya takhta Tuhan yang dibangun dalam sebuah kota akan berdapak langsung pada kota tersebut, sebab tujuannya dapat berlangsung secara berkesinambungan untuk memelihara hadirat Tuhan. Pengaruh dari pujian, penyembahan dan doa di suatu kota dapat mengurangi seperti, angka kejahatan, artinya kejahatan akan berkurang dalam sebuah kota jika gereja-gereja yang berada di kota tersebut dapat bersatu membangun takhta Tuhan.

Hal yang amat penting adalah gereja-gereja dapat menghadirkan atmosfer surgawi di suatu kota agar pekerjaan Tuhan dalam kepentingan-Nya dapat berlangsung di suatu kota. Sebab setiap gereja yang tergabung dalam suatu kota memiliki kepentingannya masing-masing, juga dengan cara yang berbeda-beda. Pertumbuhan jiwa-jiwa dapat meningkat karena terjadi kegerakan yang luar biasa dalam penginjilan jika kota tersebut yaitu para setiap hamba Tuhan menyadari bahwa betapa penting adanya takhta Tuhan dibangun dalam sebuah kota.

Dengan berbagai kemajuan yang ada dalam sebuah kota maka tidak menutup kemungkinan kemerosotan moral juga menjadi hal yang tidak terelekan. Sehingga peran gereja dibutuhkan agar dapat membangun persatuan di kotanya, menghadirkan pujian, penyembahan dan doa, sebagai bentuk tangung jawab bagi kotanya. Karena gereja harus bergerak untuk tujuan tersebut dan tidak asyik dengan kenyamanannya. Pemimpin gereja harus mengambil tanggung jawab untuk bersatu dalam tujuan bersama untuk membangun kota sesuai dengan kapasitas gerejanya masing-masing.

Dalam khotbahnya, Pdt. Yoas menyampaikan tentang kondisi yang dialami oleh raja Yosafat, dalam kepemimpinannya, di Yehuda dari ancaman bani Anom, Moab dan orang-orang dari pengunungan Sir yang mengepung, menyerang, menghancurkan kotanya, tentunya keadaan itu tidak dapat dibiarkannya. Padahal sebelum nyaman-aman saja, 2 Tawarikh 20:1-36. Dalam keadaan itu melihat kenyataan kekuatan musuh tidak sebanding, Yosafat berdoa mengatakan Tuhan kekuatan kami tidak sebanding dengan kekuatan musuh. Sebagai seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang benar walaupun dalam keadaan ketakutan. Yosafat mengajak rakyat untuk bangkit berdoa dan puasa, pujian dan penyembahan. Dan pada saat itu Tuhan bernubuat, bukan kamu yang berperang tapi aku yang berperang ganti kamu. Penekannya adalah gereja harus bersatu, untuk membangun doa, pujian dan penyembahan, dalam menghadirkan kuasa Allah dan harus menjadi gaya hidup di satu kota. Dengan demikian maka akan merasa ada sesuatu yang kurang jika tidak doa, pujian dan penyembahan, kalau menjadi gaya hidup itulah sebabnya harus berkesinambungan.  Dalam program kota menyembah, para hamba Tuhan kota Singaraja sangat diberkati. Terimakasih Pdt. Yoas atas kesediannya yang telah mengorbankan waktunya tenaga dan uang untuk kota Singaraja.

 

Oleh Pdt. Aldoues Wolter Manginsihi.



Leave a Reply