Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sahabat Orang Sakit Wilayah Barat Gelar Training di Pulau Penyalai dan Tanjung Batu Kepulauan Riau




Kepulauan Riau, eBahana

Catatan: Joanny F. M. Pesulima-Jurnalis Freelance

Sahabat Orang Sakit (SOS) Wilayah Indonesia Bagian Barat, kembali menggelar Training di Pulau Penyalai atau pulau Mendol dan Tanjung Batu Kepulauan Riau, pekan kemarin, yang diikuti oleh 40 peserta di Penyalai dan 50 di Tanjung Batu. Hal ini diungkapkan Ps. Jimmy Soen kepada eBahana, usai mengadakan training di pulau itu, via selulernya (29/02/20).

“Kami ditugaskan untuk mengadakan Training ke Pulau berbeda di Kepulauan Riau, untuk melatih,dan memuridkan sahabat di pulau itu,agar bisa menjadi berkat bagi pulau itu dengan pelayanannya,melayani orang sakit, pesertanya melibatkan Jemaat GKKI dan GPdI di Penyalai sedangkan di Tanjung Batu dari Jemaat GPdI,” ungkapnya.

Untuk materi, lanjutnya, seperti biasanya, ada lima sesi yang disampaikan saat itu, sesi pertama, menyadari panggilan Allah, kalau kita pasukan tentara Kristus, sesi kedua, sebagai pasukan Allah diperlengkapi dengan karunia-karunia dari Allah, sesi ketiga, ‘Sumber Sakit Penyakit’, sesi keempat, ‘Teknik Mendoakan Orang Sakit’ dan sesi kelima, ‘Standard Operasional Pelayanan SOS.’

“Peserta yang mengikuti training ini, kami lihat mereka sangat berantusias sekali,bersemangat untuk kembali melayani, dalam segala kondisi dan tidak akan pernah mundur karena suatu keadaan, mereka juga saling melayani,mendoakan dan mengampuni,” ujarnya.

Menurutnya, dari kegiatan yang dilakukan ini, peserta semakin mengerti kalau Tuhan tidak pernah merancang sakit penyakit, karenanya harus tetap mau melayani, menguatkan serta mendukung sahabat yang sakit atau sahabat yang membutuhkan kasih Allah. Dari perjalanan yang dilakukan di kepulauan Riau ini, lanjutnya lagi, di pulau Tanjung Batu, ia ditemani Hans Wuisan, kemudian berpisah, dirinya ke Pulau Penyalai dan Hans Wuisan ke Batam GPdI NCC. “Jemaat di pulau penyalai hidup dari berladang, daerah ini adalah daerah lahan gambut dan hanya sebagian kecil saja ada listrik tapi terbatas nyalanya dari jam 6 sore sampai jam 7 pagi, fasilitas untuk orang sakit yang ada hanya puskesmas, itupun terlayani sampai pukul 12 siang saja, sinyal juga sangat susah, sehingga komunikasi kadang terhambat,” jelasnya.

Soen juga menambahkan, penduduk asli disini adalah Suku Akit, hidup dari berladang, padi, karet, kelapa,dan mereka tinggal di rumah-rumah panggung. (JFMP)



Leave a Reply