Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pemuda Gereja Harus Punya Standar Jauh Lebih Tinggi




Jakarta, eBahana

DPP GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Bidang Diplomasi & Hubungan Internasional serta Bidang Ketahanan Nasional, Pertahanan, & Keamanan mengadakan diskusi terbatas dengan topik Peran Pemuda Gereja Dalam Kepemimpinan dan Pembentukan Karakter Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0. Kegiatan diskusi digelar pada 13 Desember 2019 di Gedung Artha Graha Lantai dasar, SCBD, Jakarta Selatan, dengan menghadirkan Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi sebagai narasumber.

Acara dibuka oleh Sekjen GAMKI Sahat Philip Sinurat. Dalam sambutannya, Sahat menyatakan sangat gembira karena kegiatan ini dapat terselenggara. Terlebih dengan hadirnya beberapa perwakilan kaum muda lintas gereja. Bila nantinya mendapat respons yang baik, ia menjanjikan akan ada diskusi lanjutan dengan mengangkat tema-tema populer.

Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi memulai paparannya dengan menjelaskan bagaimana situasi dunia terkini. Ia mengingatkan bahwa dunia saat ini sangat berbeda dengan dunia beberapa dasawarsa sebelumnya. Dulu masyarakat dunia merupakan masyarakat agraris. Hidup dengan mengandalkan lahan dan hasil bercocok tanam. Sampai kemudian beberapa kali revolusi industry.

Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penggunaan mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan. Revolusi industri 2.0 terjadi beberapa tahun setelahnya. Pada saat inilah manusia mulai mengenal listrik dan menggunakannya untuk mendukung kehidupan. Kemudian terjadilah revolusi industri 3.0 yang membuat manusia mengenal sistem computer dan penggunaan robot dalam berbagai industri. Sedangkan yang paling akhir adalah revolusi industry 4.0. Inilah era di mana teknologi otomatisasi berkolaborasi dengan teknologi cyber.

Terkait dengan hal tersebut, Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi menyerukan agar gereja mampu menjawab tantangan zaman. Orang-orang muda harus diperlengkapi sejak dini dengan berbagai ketrampilan agar menjadi pribadi yang kompetitif. Pelatihan ketrampilan juga harus diimbangi dengan bimbingan tentang bagaimana kecerdasan emosi (emotional qoutient) dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient).

“Setelah ketiga hal tersebut (intelligence quotient, emotional quotient, dan spiritual quotient), saya ingin menambahkan satu syarat lagi. Yaitu kita harus memiliki standar yang berbeda. Bukan standar yang sama atau sedikit lebih tinggi, tetapi standar yang jauh lebih tinggi dari orang lain. Jadi kalau orang lain standarnya 10, kita harus punya standar minimal 30. Hanya dengan demikianlah kita akan menjadi orang yang kompetitif,” jelasnya.

Hal lain yang ditekankan oleh Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi adalah mengenai visi. Setiap pemuda gereja harus memiliki visi menjadi agent of change. Orang yang memiliki kesadaran seperti itu akan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

Sebagai senior, Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi merespons postif kegiatan ini. Bahkan secara khusus menyatakan siap memberikan dukungan pada GAMKI bilamana diperlukan. Di akhir acara, sahat Philip Sinurat mewakili DPP GAMKI menyerahkan sebuah jas GAMKI sebagai tanda terima kasih serta penghargaan pada beliau. Sebagai balasannya, Letjend TNI (Purn) T.B. Silalahi memberikan jas kesayangannya pada DPP GAMKI. Robby Go



Leave a Reply