Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pdt Dr. Erastus Sabdono: Memang Pandangan Saya Berbeda dengan Pandangan Umum




Jakarta, eBahana.com – Ditengah-tengah kesibukannya, Ketua Sinode Suara Kebenaran Injil Pdt. Dr. Erastus Sabdono menerima kunjungan sosialisasi Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA) di ruang kerjanya pada Jumat (9/8). Dalam pertemuan tersebut, terjadi perbincangan yang hangat karena kedatangan PEWARNA disambut sangat baik. Pdt Erastus pun membagikan pandangannya yang melandasi kehidupan pribadinya untuk melayani Tuhan, diantaranya;

Pertama, Kesucian Hidup. Menurut Pdt Erastus, orang Kristen harus hidup dalam kebenaran. Menjaga kehidupannya dari berbagai macam godaan dunia ini.

Kedua, Pengharapan Langit Baru dan Bumi Baru. Menurut Pdt Erastus, kehidupan manusia itu sangat singkat dan hal itu pun jelas tercantum dalam Alkitab sebagai firman Tuhan. “Sebab hidup kita singkat dibumi ini,” tuturnya.

Ketiga, Tanggung Jawab. Menurut Pdt Erastus, setiap orang percaya diberikan tanggung jawab oleh Tuhan selama hidup di dunia ini. Oleh sebab itu setiap orang harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya. Memerankan hidupnya sesuai dengan bidang yang digeluti untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. “Mau sehat jaga pola makan yang baik, mau kaya kerja keras tidak hanya bergantung pada mujizat,” terang Ketua Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) ini.

“Orang Kristen harus bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Di manapun berada, sesuai dengan bidang yang mereka geluti, harus bisa memerankan panggilannya. Baik sebagai seorang wartawan, praktisi hukum, tenaga medis, pengusaha dan lain-lain. Anda ini adalah hamba-hamba Tuhan. Hamba Tuhan di dalam setiap panggilan hidup kita,” pungkas Pdt Erastus.

Penjelasan Pdt Erastus pun tetap berlanjut. Sebuah pelayanan tidak bergantung pada waktu. Tetapi semuanya bergantung dari motivasi. Pdt Erastus memberikan contoh seperti dirinya. Ia adalah seorang pendeta, dan harus memiliki motivasi hati, artinya melakukan segala sesuatu dengan hati yang mengasihi Tuhan.

Seluruh hidup adalah milik Tuhan, dan sudah selayaknya orang percaya mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. “Jadi full time itu adalah motivasi, apakah praktisi hukum, apakah pendidik, apakah tenaga medis, itu semua harus sepenuhnya untuk Tuhan,” tuturnya.

Pdt Erastus kemudian menjelaskan secara singkat mengenai “Perpuluhan” yang sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Nasrani. Banyak orang menganggap dirinya tidak setuju dengan perpuluhan yang menjadi perintah Tuhan. Pada kesempatan tersebut Pdt Erastus mengatakan bahwa semua anggapan-anggapan demikian adalah salah. Karena yang ia maksudkan adalah tidak hanya perpuluhan yang menjadi milik Tuhan tetapi seluruh hidup orang percaya adalah milik Tuhan. Maka tidak hanya terbatas pada perpuluhan.

“Jadi kalau saya sering diserang karena tidak setuju perpuluhan, itu salah. Saya bukan tidak setuju. Tuhan memberikan kita itu kebenaran bahwa segenap hidup kita milik Dia. Tidak usah pakai hitungan sepuluh persen, tapi seharusnya segenap hidup kita!” tegas direktur STT Ekumene ini.

Lebih lanjut, penerapan perpuluhan gerejanya untuk membantu gereja-gereja di daerah. Sekalipun sudah ada yang memberikan sebidang tanah dengan luas 5000 meter persegi untuk membangun gereja, Pdt Erastus pun segera mengembalikan kepada pemiliknya. Pdt Erastus tidak mau waktunya terbuang habis hanya untuk membangun sebuah gedung.

“Saya sudah diberi tanah orang lima ribu meter, saya kembalikan. Kalo saya bangun gedung, waktu saya akan habis untuk bangun gedung dan cari dana. Saya mendingan kontrak aja begini, belum tentu sepuluh tahun lagi saya masih hidup. Kecuali ada orang bangun gedung untuk saya. You boleh bangunin gedung tapi kalau saya sendiri yang bangun, saya enggak mau,” tutur Gembala Sidang GSKI Rehobot Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara ini.

Dalam kesempatan tersebut, Pdt Erastus juga dimintai pandangan sebagai seorang pemimpin gereja dalam menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 tahun. Menurutnya, kemerdekaan Indonesia yang sudah direbut dengan darah para pahlawan harus terus dijaga oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.

Memang Indonesia memiliki keberagaman yang sangat kompleks, dari Sabang sampai Merauke. Tetapi dengan keberagaman tersebut dapat dibangun persatuan dan kesatuan untuk menjadi bangsa yang bermartabat sesuai dengan kerinduan dan cita-cita para pejuang. “Belum (ideal), makna kemerdekaan, saya bahkan putus asa melihat keadaan negeri kita ini yang makin jauh dari cita-cita bapak pendiri Bangsa Indonesia,” ucapnya penuh harap.

Ia pun turut memberikan semangat kepada wartawan yang hadir dan mengucapkan selamat kepada PEWARNA Indonesia karena tidak lama lagi Kongres II akan diadakan pada akhir Oktober 2019. MK.

(sumber: wartanasrani.com)

 



Leave a Reply