Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menanamkan Sejak Dini Nilai-nilai Antikorupsi kepada Anak-anak di Sekolah Minggu




Jakarta, eBahana.com – Agama menjadi salah satu pilar penting dalam memberantas korupsi, dan salah satu strategi pemerintah dalam memeranginya yaitu melalui pendidikan. Gereja sebagai salah satu elemen yang juga peduli terhadap pendidikan, sangat memiliki peran signifikan untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak dini.

Hal tersebut ditegaskan Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, Keynotespech dalam diskusi virtual bertajul Belajar Asyik Pendiikan Anti Korupsi di Sekolah Minggu, yang diinisiasi oleh PGI, KPK, dan GAMKI, Sabtu (14/11/2020).

Sumber: Pgi.or.id

Sebab itu, lanjut Lili, KPK sangat menyambut baik upaya yang dilakukan PGI untuk mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi sejak dini kepada anak-anak di Sekolah Minggu yang diharapkan dapat berkesinambungan.

Hal senada juga disampaikan Sekjen PP GAMKI, Sahat Sinurat. Menurutnya korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa sehingga dibutuhkan komitmen dan kontribusi bersama untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi. Dia juga melihat pentingnya memberikan pembelajaran sejak dini terkait nilai-nilai antikorupsi di Sekolah Minggu.

Sementara itu, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, salah satu nara sumber dalam diskusi ini menegaskan, korupsi juga merupakan tantangan bagi agama-agama, dan korupsi bukan hanya menyangkut uang, tetapi juga waktu, janji dan informasi. Sebab itu, gereja tidak boleh mendiamkan, gereja harus prihatin dan peduli, bahkan harus ikut memberantasnya dengan memulai dari diri sendiri.

Menurutnya, roh konsumtivisme, yaitu selalu bertumpu pada hasil yang tidak menghargai kerja keras, budaya instan akibatnya menjadi tidak sabar, dan godaan jalan pintas sehingga muncul mental yang menerabas, sebagai awal korupsi, dan hal ini telah menjangkiti anak-anak. Sebab itu, para guru-guru Sekolah Minggu harus mengembangkan habitus baru sejak dini kepada anak-anak.

Dalam diskusi ini, Pdt. Oklin J. Tarigan dari KAKR Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) berbagi pengalamannya terkait pengajaran nilai-nilai anti korupsi kepada anak-anak, melalui kegiatan Ersuli atau Rumah Belajar Sekolah Minggu GBKP yang juga disesuaikan dengan tema tahunan GBKP. Menurutnya, dalam kurikulum Sekolah Minggu GBKP ada 9 karakter penting yang diajarkan seperti, jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, pekerja keras, sederhana, berani, dan adil.

Lanjut Pdt. Oklin, nilai-nilai tersebut disampaikan melalui cerita-cerita di Alkitab, penayangan video, dan simulasi.

Selain itu, untuk pekerja keras, anak-anak diingatkan untuk belajar, ibadah, menabung, dan lainnya yang akan mendatangkan kelimpahan. Dengan ayat Alkitab yang terambil dari Amsal 10:4, 12:24 dan 13:4.

Semua ini menurut Pdt. Oklin dapat dilakukan dengan adanya kerjasama antara guru Sekolah Minggu, majelis jemaat dan orangtua.

Nara sumber terakhir, Direktur Dikyanmas KPK Giri Suprapdiono juga menekankan pentingnya  9 nilai-nilai anti korupsi, jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggungjawab, berani, sederhana, kerja keras dan adil, diajarkan sejak dini kepada anak-anak di Sekolah Minggu. Ini penting agar melalui pendidikan mereka diajarkan untuk tidak korupsi. Sehingga agar kelak orang tidak korupsi bukan karena takut, tetapi memang tidak ingin. Karena dia punya kemampuan memimpin diri yang kuat.

Diinformasikan pula, index persepsi korupsi Indonesia terbaik pencapaiannya. Mulai dari skor 17 kini merangkak skornya menjadi 40. Ini meningkat secara stabil sehingga terbaik di dunia, dengan peringkat ke 85 dari 185 negara. Dan pencapaian skor 40 ini melalui perjuangan yang luar biasa, meskipun masih ada framing dan fitnah, tetapi pemberantasan korupsi di Indonesia sudah on the track.

Sumber: http://pgi.or.id



Leave a Reply