Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Eco Camp Membuka Kesadaran Merawat Bumi & Berguru pada Bumi




Bandung, eBahana

Apa yang terjadi dengan rumah kita? Ibu kita yang jelita ini sekarang menjerit karena segala kerusakan yang kita timpakan padanya dan karena kita telah menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. Kita bahkan berpikir bahwa kitalah pemilik dan penguasa yang berhak menjarahnya. Kekerasan dalam hati kita yang terluka oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala penyakit yang kita lihat pada tanah, air, udara dan semua bentuk kehidupan.

Pertanyaan dan pernyataan itu disampaikan Pastor Agustinus Sarwanto SJ kepada peserta Green Leader, kegiatan tahunan 10 hari, 3-13 September 2019, yang dilaksanakan oleh Eco Camp di Dago, Bandung. Kegiatan kali ini diikuti 32 orang, terdiri dari 30 peserta dari Yayasan Pendidikan Tarakanita, serta Maria Michailla Karina, mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang sedang magang di Eco Camp dan penulis sendiri dari Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di Indonesia.

Sejak awal memasuki Eco Camp, peserta sudah diajak mencintai alam. Peserta disambut dengan acara ceremonial oleh 2 pendiri dan ketua atau sesepuh Eco Camp Pastor Stanislaus Ferry Sutrisna Widjaja Pr dan pendiri serta ketua manajemen Eco Camp Sherly Megawati Purnomo dengan pemberian segelas teh yang diterima dengan sikap berlutut sebagai rasa hormat kepada alam semesta.

Sesuai misinya, Eco Camp atau Sahabat Lingkungan Hidup berusaha menyebarkan kesadaran baru tentang lingkungan, sehingga semua orang yang pernah mengikuti pelatihan di sana mampu meneruskannya lewat perbuatan nyata di lingkungan masing-masing seperti di keluarga, sekolah dan masyarakat.

Misi Eco Camp adalah bersama masyarakat dunia, mengupayakan habitus baru yang berpihak pada keutuhan ciptaan, membangun generasi muda yang memiliki kesadaran akan lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui edukasi, konservasi, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.

Selama di Eco Camp, peserta diajak menyapa alam dalam perjalanan semesta (Cosmik Walk) yang dikemas dalam hening dan membumi dengan penuh kesadaran. Di sini kami berhenti sejenak dari rutinitas dan merasakan betapa Allah mengasihi dengan memberi alam semesta untuk kebahagiaan manusia.

Suster Theresiana CB juga memperkenalkan Ecobrick yaitu botol plastik yang diisi padat dengan berbagai sampah plastik kemudian dipadatkan untuk digunakan untuk membuat balok bangunan.

Sebagai bentuk kepedulian merawat alam, Eco Camp juga merintis pendirian bank sampah plastik yang melibatkan warga sekitar bekerja sama dengan kepala RT/RW, membuat kebun sayur, mendirikan kandang hewan, menghasilkan sampah organik dari kotoran hewan dan sampah dedaunan dari lingkungan Eco Camp dan dari masyarakat sekitar untuk dijadikan pupuk kompos dan bio kompon.

Sumber : http://penakatolik.com



Leave a Reply