Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

My Destination to Heaven Through the Cross of Jesus




eBahana.com – Once upon a time.

Saya adalah aku, seorang yang ada di antara mereka yang sedang melihat satu peristiwa yang menyentuh hati dan jiwaku. Tak terasa, hangat tetes air mata membasahi pipiku, oh… aku menangis.

Aku membayangkan peristiwa “Porla via dolorosa, jalan penderitaan.”

Betapa berat salib yang harus dipanggul-Nya, tak ada seorangpun yang peduli dengan orang Pemanggul salib itu.

Aku tak tega, “Seorang tak berdosa disalibkan.”

Berjalan dengan langkah gontai terseyok-seyok, keringat dan darah membasahi seluruh tubuh-Nya, tak sepatah kata keluh keluar dari bibir-Nya.
Pedih perih pasti tak tertahankan, terlebih kesedihan hati-Nya tak terbandingkan.

Terdengar dan terlihat, Dia “dicambuk akhirnya dihukum mati diatas Kalvari.”

Perjalanan panjang dalam penderitaan, sangat mengharukan, sampai terasa sedih nan pilu, hatiku bagai tersayat sembilu.

Sesaat dia “dipukul hingga berdarah bilur-bilur dipunggungnya.”

Stop… !!!”

Terdengar suara orang teriakan kata “stop” semua orang menoleh ke arah suara teriakan itu, mereka mencari siapa orang yang berani menghentikan peristiwa itu. Demikian juga aku yang sejak tadi menyimak adegan per adegan peristiwa itu.

Ternyata,…

Teriakan itu berasal dari tengah dan di sana ada seorang pria muda yang tangan kirinya sedang menepuk pundak pemanggul salib itu dan berkata, “Stop…!!!” dan tangan kanannya memberi tanda supaya khalayak berhenti dan memperhatikan pria muda pakai busana jas dan berdasi biru itu.

“Siapa yang mau menggantikan Orang ini, bukankah kalian melihat, Orang ini sangat menderita?” tanya pria muda itu.

Semua diam, tidak ada seorang pun yang menjawab, langsung bertindak pun juga tidak, mereka saling berpandang-pandangan satu dengan yang lain.

“Mana kepedulian kalian semua, tidak adakah yang punya hati dan memakai hatinya untuk peduli penderitaan orang lain?”

“Kamu sendiri bagaimana? Kamu juga tidak pakai hati.” kata orang tua yang ada didepannya.

“O… kamu nantang aku? sejak tadi aku mau membantu, tapi aku tidak mau kalau busanaku sampai kena noda darah.
Begini saja,…
Siapa yang mau menggantikan dia, aku mau bayar berapa pun kalian minta,” katanya sambil membusungkan dada dan mengambil dompet dari saku jasnya.

Dengan mimik sombongnya, dia mengeluarkan lembaran uang dollarnya.

Sementara itu, “mahkota duri dipasang di atas kepala orang Pemanggul salib itu.”

Suasana semakin mencekam, mereka pikir lebih baik diam. Sebentar kemudian terdengar suara dengan nada irama yang sangat keras.

Kembali orang pemanggul salib itu “dicaci, dicemooh, diteriakkan kematiannya.”

Menunggu action mereka, tidak jua datang, acuh tak acuh nyaris tak peduli. Yang muda, yang setengah baya dan juga yang lansia, tidak ada yang beranjak dari tempatnya berada.

Pria muda dasi biru itu semakin sombong, tambah lama, dia tambah lembaran dollarnya, hingga mencapai segebung banyaknya.

Cerdik seperti ular itu aku (Matius 10:16).

Aku memberanikan diri maju ke depan, dengan rasa “geregetan” mendekat pria muda yang tetap berada di samping orang pemanggul salib.

Langsung aku minta uang dari tangannya dan aku sempatkan menghitung nilai uang dollarnya. Aku business man, kalau cuma hitung uang sudah kerjaan harianku.

Tidak pakai lama, selesai menghitung dan lanjut aku sebutkan nilai uangnya, wauow…!!! fantastis.

Sebelum aku jongkok mengambil salib yang akan aku gantikan memanggulnya, aku hampiri pria muda itu dan aku ambil tangannya, aku taruh uang pemberian darinya semua ketelapak tangannya.

“Ambil saja uang ini, aku tidak perlu, kamu lebih memerlukannya.” Aku tinggalkan dia dan aku ambil salib itu, dan selanjutnya aku panggul salib terus berjalan sebentar.

Sebentar kemudian,…
Salib itu dipanggul kembali oleh Orang tadi, dia lanjutkan sampai tujuan.

Porla via dolorosa jalan penderitaan

Yesus Kristus mesias menanggungnya

Dia lakukan karena kasih’NYA pada kita semua

Porla via dolorosa menuju Kalvari.

Akhirnya adegan peristiwa itu selesai, tepuk tangan semua dan dilanjutkan ibadah peringatan Jumat Agung.

Ada seorang jurnalis menghampiri aku dan bertanya,

“Apakah tuan bernama Simon dari Kirene?” dengan mendekatkan microphone cameranya. (Matius 27:32)

“Bukan,… aku Simon dari Samaria.” jawabku sambil bergegas berjalan meninggalkan mereka, menghampiri kuda tungganganku dan  melanjutkan perjalanan bisnisku. (Lukas 10:25-37)

❤✝❤

Via Dolorosa

Silahkan klik

My Destination to Heaven, Through the Cross of Jesus

Untuk menjadi seorang Simon, tidak harus dari Kirena, dari mana saja bisa, dari seantero dunia bahkan dari ujung bumi pun bisa.

Aku bersyukur bisa menunjukkan kepedulianku yang aku berikan dengan ketulusanku yang bagai tulusnya burung merpati, seperti yang Yesus Tuhan ajarkan kepada kita. Amin. (Matius 10:16)

Selamat Paskah, salam. Berkah Dalem Gusti Yesus.

Penulis, Cinta Renjana.

Link Lagu Rohani “Via Dolorosa”

https://youtu.be/K0YkxXging8



Leave a Reply