Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Jonathan Prawira, The Best Song Writer




eBahana.com – Musik tidak hanya sekadar bunyi, melodi, dan irama yang beraturan, tetapi juga hasil dari kreativitas manusia. Musik dapat menjadi media yang memberkati, sebaliknya bisa menjadi racun bagi jiwa.

Sejauh timur dari barat… Kau membuang dosaku… Tiada kau ingat lagi kesalahanku..

Bagi Anda penikmat lagu rohani, pasti lagu di atas sudah tak asing lagi. Tentunya Anda pun tahu si pencipta lagu ini. Ya, Jonathan Prawira. Bisa dikatakan ia menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi banyak orang. Bagi Jonathan, musik adalah bahasa hati yang dimengerti oleh seluruh dunia, Jo (sapaan akrabnya) banyak menggandeng para artis, pemuji, dan worship-leader dari berbagai denominasi untuk mewarnai blantika musik gospel Indonesia. The Best Song Writer menjadi julukannya. ‘Tinggikan Dirimu’ menjadi album perdana yang tanpa diduga mendongkrak popularitasnya, diikuti ‘Hanya Dekat Kasihmu Bapa’, ‘Hatiku’, ‘Jadikan Kami Satu’, dll. Setiap lagunya selalu menjadi gambaran kehidupan yang ia jalani. Siapa menyangka Tuhan memakainya seperti sekarang ini. Jo memulai pelayanannya tahun 1989 dengan menjadi worship partner, kemudian tahun 1995 Jo mulai menggeluti album rohani sampai akhirnya merembet melayani di berbagai gereja. Meski namanya sudah terkenal sebagai pencipta dan penyanyi rohani, Jo memiliki prinsip yang sederhana, ingin dikenal sebagai sahabat tanpa melihat kepopulerannya.

Perjuangan Menghasilkan Penghargaan
Tujuh tahun berjuang mengirim buah penanya ke dapur rekaman, tetapi sayang ditolak semua. Semua perusahaan recording menolak karyanya, sampai suatu saat salah satu perusahaan rekaman memberikan kesempatan untuk membuat karyanya menjadi album. Siapa saja yang berperan di kesuksesan kariernya? “Semua yang pernah menolak saya, satu orang yang memberikan kesempatan yaitu Johan Chrisdianto sebagai pemilik Shekinah Music, dan Joseph S. Djafar yang mendirikan GMB. Waktu itu, ia yang membuka jalan masuk ke recording lewat lagu ‘Tinggikan Dirimu’ yang dibawakan GMB,” akunya tentang orang yang berperan penting di kariernya. Sejak tahun 1987, penggemar Martabak India ini mulai menuangkan bakatnya lewat tulisan lagu-lagu rohani. Mulanya dibawakan oleh artis angkatan 60-an sampai artis muda masa kini. Sampai hari ini karyanya masih bertahan di hati umat kristiani, pantaslah kalau berturut-turut Jo dianugerahi Indonesian Gospel Music Award sebagai The Best Song Writer tahun 2005-2007. Disusul penghargaan dari RBT Alpha Omega karena buku yang digarapnya Hati Sebagai Hamba, Mujizat Itu Nyata, Never Give Up, Driven Purpose Worship semakin memberkati banyak orang.

Stand By Menyambut Sebuah Inspirasi
Belajar dari Daud merupakan kunci kesuksesan Jonathan. Sikap jujur dan terbuka pada Tuhan dalam setiap keadaan sangatlah penting. Saat membuat lagu, seakan semua sudah terekam di pikirannya, “Inspirasi datang ke orang yang siap menangkapnya, hatinya tenang, pikirannya jernih, semangatnya menyala-nyala, dan tangannya siap bekerja,” tuturnya. Mencari inspirasi merupakan pekerjaan seumur hidup buat seorang songwriter, di kala tidur pun tetap harus stand by menyambut sebuah inspirasi. Membuat lagu bisa terinspirasi dari pengalaman pribadinya atau pun sharing yang orang lain bagikan, walaupun Jonathan tidak
bisa membaca not balok tetapi everytime bisa dengan mudahnya menulis sebuah lagu. Tak heran Jo sampai hari ini melahirkan lebih dari 2.600 lagu. “Back to the Word, Bible,” itulah yang dia lakukan saat sharing dan akhirnya merangkum pesan Tuhan itu lewat lagu dan alunan musik. Okta/Dbs



Leave a Reply