Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Supaya Mereka Semua Menjadi Satu




eBahana.com – Aku berdoa: “…supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yohanes 17:21).

Perkataan di atas merupakan satu doa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus untuk gereja dan ini dijadikan landasan dari gerakan keesaan gereja untuk mewujudkan satu gereja Kristen yang Esa. Perjalanan gereja-gereja di Indonesia berusaha mewujudkan dan mengimplementasikan doa Tuhan Yesus, yakni pembentukan
satu gereja Kristen yang esa. Namun, tujuan yang dirindukan tersebut sampai sekarang belum kunjung tiba. Apa yang telah berhasil diperbincangkan dan dirumuskan dalam satu konsep gerejawi, ternyata tidak mudah
diwujudkan dalam realitas berpelayanan. Mengapa? Karena konteks kesatuan gereja bukan berdasarkan pada tujuan dan panggilan gereja yang asasi.

Di sini tidak menampik usahausaha oikumenis yang telah dijajaki oleh lembaga aras nasional untuk mewujudkan gereja Kristen yang esa di Indonesia. Dan nampaknya istilah Oikumene bukan lagi suatu hal yang asing, bahkan menjadi satu mode dalam suatu kegiatan di antara beberapa gereja. Namun, terkadang hanya tampak dalam semangat perayaan hari besar Kristen, seperti Paskah dan Natal bersama, dan sebagainya; dengan segala interpretasinya masing-masing.

Kebersamaan dan kesatuan gereja bukan karena menguntungkan dan atau tidak disukai karena merugikan; bukan sekadar kumpul bersama memenuhi kewajiban. Namun, kebersamaan atau unity adalah sikap iman yang mendorong gereja-gereja untuk “berjalan bersama-sama pada satu jalan dan arah yang sama”, ke arah Kristus Sang Kepala Gereja.

Sesungguhnya ‘kebersamaan gereja’ lebih dilihat dan dirasakan serta mengarah pada kesatuan iman kepada Tuhan Yesus. Pada perjalanannya kesatuan gereja tidak hanya terlihat di atas kertas dan perkataan saja, tetapi terlihat dan dirasakan dalam perbuatan menjadi model bagi masyarakat umumnya, seperti yang Tuhan Yesus inginkan dalam Injil Yohanes 17:20–26.

Jikalau kesatuan orang percaya ada dalam kesatuan Bapa dan Anak (ay. 21), kesatuan itu juga ada dalam segala pekerjaan gereja berdasarkan firman Tuhan. Ini berarti melakukan segala pekerjaan seperti Kristus melakukan pekerjaan Allah.

Kesatuan di antara orang percaya/ gereja akan terwujud jikalau orang percaya/gereja melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan firman Tuhan. Dengan demikian, hal ini barulah dapat membawa dan menarik orang-orang untuk percaya kepada Kristus dan mengaku Kristus sungguh diutus Allah, sebagai Juruselamat (ay. 21,23), sehingga akan menghasilkan kesatuan asasi.

Firman Tuhan menurut Efesus 4:1-16, menjadi acuan dalam membahas kesatuan gereja. Pengalaman dalam kesatuan ini hanya mungkin terjadi di antara mereka yang telah diterangi dan didiami oleh Roh Kudus (ay. 2-3, band. 1 Kor. 12:12-13). Pada dasarnya kesatuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus itu tidak terlihat, bersifat rohani. Namun, hal itu kemudian akan diungkapkan secara nyata, terlihat melalui perbuatan dan persekutuan di antara orang percaya.

Dalam mencapai keesaan di antara orang percaya, maka hal pertama harus dimiliki oleh orang Kristen adalah kerendahhatian (ay. 2). Kerendahhatian akan mengantar seseorang untuk lemah lembut dan sabar; selanjutnya dalam kasih akan membawa kerja sama di antara orang percaya, karena kasih itu tidak mementingkan diri sendiri, tetapi mau bertoleransi dengan siapa saja (1 Kor. 13:4-7).

Sebab itu kesatuan gereja lebih kepada tujuan untuk pengembangan pembangunan tubuh Kristus. Keesaan itu dapat terwujud dalam kepelbagaian karunia (ay. 11-12). Kesatuan dalam iman menuju kedewasaan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bertumbuh bersama dan tetap diikat dalam semangat pelayanan penginjilan yang
dihangatkan dalam kasih Kristus, (baca Ef. 4:13–16).

Youke Singal, M.Th., adalah Pembimas Kristen Provinsi Banten.



Leave a Reply