Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Rp 1.000.000,-




eBahana.com – Sejuta secara biasa adalah sebuah angka nominal dengan enam angka nol di belakangnya. Tapi sejuta sendiri sebenarnya punya arti yang luar biasa bermakna, yakni SEtia, JUjur dan TAkut akan Allah.

Setia
Berbicara soal setia, ada sebuah lagu dengan tajuk Tuhan Yesus setia. Jikustik, sebuah kelompok musik asal kota Yogyakarta juga pernah membuat lirik, “…aku masih di sini, untuk setia”. Saya juga kerap ingat sebuah penggalan akhir novel, “Terlepas sebelum Terusap” (1985, Sukri Kaslan), yang menggambarkan jerih payah kesetiaan seorang pastor di tengah umatnya selama 7 tahun, apakah aku berhasil memancarkan cinta kasih Tuhan kepada kalian? Apakah aku cukup sabar dan penuh perhatian kepada setiap orang yang datang mengetuk pastoran? Apakah aku memenuhi harapan mereka yang sedih dan ikut bahagia bersama mereka yang bergembira? Sudah 7 tahun aku tinggal di paroki ini, sehingga mataku yang terang semakin sering buram, dan telingaku yang tajam semakin sering tuli…

Di akhir pelayanan Yesus di dunia, Yesus mengatakan soal kesetiaan, Yohanes 17:4, “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya”. Yesus setia mengerjakan pelayanan-Nya. Bagaimana dengan kita?

Dalam kosakata bahasa Inggris, kata setia bisa berarti, faithful. Faithful, dibentuk dari kata dasar, faith yang berarti iman. Dengan kata lain, kesetiaan itu terkait dengan dimensi iman. Di hadapan Tuhan Yang Maha Agung, tentunya kita semua sesungguhnya hanyalah hamba dalam kacamata iman. Martabat seorang hamba itu diukur berdasarkan kesetiaannya, bukan? Jika setia, maka ia akan mendapatkan kepercayaan dari tuannya.

Jika didapati tidak setia, maka ia akan dicampakkan oleh tuannya: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25: 21). Di sinilah, setia bisa berarti selalu taat dan ingat Allah.

Jujur
Kejujuran adalah salah satu dari banyak nilai yang mulai luntur-hancur sekarang ini. Jujur jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktik dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku, seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai dengan yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap tidak jujur: menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.

Kadang kita juga pernah jatuh: tidak jujur dalam perkataan juga perbuatan. Kesadaran akan keterbatasan diri
membawa kita untuk tidak berhenti memohon rahmat-Nya.

Takut akan Allah
Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani הארי – YIR’AH dan – דחפ PAKHAD, Yunani φοβος –phobos. Ketakutan yang kudus (ketaatan kepada Allah) adalah pemberian Allah, yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan. Lagi pula takut akan Tuhan itu adalah permulaan hikmat (Mazmur 111:10), rahasia kelurusan hati (Amsal 8:13), ciri umat yang disenangi Allah (Mazmur 147:11), dan kewajiban setiap orang (Pengkhotbah 12:13). Amsal 8:13, “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Mazmur 147:11, “TUHAN senang kepada orang-orang yang takut
akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya. Pengkhotbah 12:13, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.

Roh Takut akan Allah sendiri adalah salah satu sifat yang ditanamkan Allah, tampak dalam nubuat nabi. Yesaya 11:2-3,“Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN”. Roh Takut akan Tuhan membuat orang selalu sadar akan dosa dan akan panggilan hidupnya.

Pertanyaannya, sudahkah kita memiliki modal “sejuta”, setia jujur dan takut akan Allah?

Oleh Pastor Jost Kokoh Prihatanto, PR, moderator “LOJF-Light of Jesus Family” dan “SOCIUS- Rumah Singgah buat para mantan narapidana dan korban Narkoba.” Gereja Katolik Salib Suci, Tanjung Priuk-Jakarta Utara.



Leave a Reply